Nasional

Ketika Buruh Pabrik Jadi Peserta Terbaik dalam Kompetisi Kaligrafi Internasional

NU Online  ·  Rabu, 23 Juli 2025 | 11:30 WIB

Ketika Buruh Pabrik Jadi Peserta Terbaik dalam Kompetisi Kaligrafi Internasional

Muhammad Hilal (tengah) saat menerima piagam penghargaan dari Direktur IRCICA Prof Mahmud Erol Kilic (kanan) didampingi Maestro Kaligrafi Dunia Syekh Belaid Hamidi di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Senin (21/7/2025). (Foto: TVNU/Miftah)

Jakarta, NU Online

Tak ada yang menyangka. Tiada pula yang menduga. Muhammad Hilal yang buruh pabrik itu menjadi juara internasional, dalam bidang kaligrafi pula. Pasalnya, ia dipandang orang-orang sekitar sebagai sosok yang selepas bekerja akan langsung pulang dan istirahat.
 

"Awal-awal sebelum juara pada nganggepnya kerja tidur kerja tidur," kata pria kelahiran Depok, Jawa Barat 29 tahun yang lalu itu, kepada NU Online di Jakarta, pada Senin (21/7/2025).



Ia mengaku tidak pernah nongkrong dengan rekan-rekannya. Sebab, ia memilih memanfaatkan waktu luang itu untuk berlatih dan terus mengasah keterampilannya.


Karenanya, alih-alih ngopi dan bincang bareng teman-temannya, ia memilih pulang ke rumah, masuk kamar, dan menggoreskan penanya. Inilah yang membuatnya dianggap sepulang kerja langsung tidur.


Tak pelak, orang-orang sekitar kaget bukan kepalang saat dapat informasi bahwa Hilal menjadi salah satu peserta terbaik di kompetisi kaligrafi internasional IRCICA yang digelar di Turki pada tahun 2019 lalu.


"Pertama itu kan IRCICA Turki 2019. Pada kaget. Ngelihatnya nggak pernah ke mana-mana tiba-tiba ada pengumuman juara di Turki," katanya sembari tertawa.


Pada Kompetisi Kaligrafi Internasional IRCICA Ke-13, ia menjadi juara harapan dalam kategori diwani jaly. Jenis khat ini memberinya ketertarikan sendiri karena bentuknya yang lebih luwes, meskipun cukup rumit dengan detail yang demikian rinci.


"Pilih diwani jaly karena ada ketertarikan juga, yang sudah kita kuasai salah satunya diwani jaly. Secara tulisan, diwani jaly lebih bebas, lebih mengalir dan lengkungannya," katanya.


Belajar kaligrafi

Menyelami dunia kaligrafi merupakan cita-cita yang sedari duduk di bangku sekolah sangat ingin ia wujudkan. Dalam perjalanannya saat masih berstatus pelajar itu, ia cukup belajar mandiri dan ada sedikit bimbingan ketika di aliyah.


Selepas lulus, sebetulnya Hilal sangat menginginkan dapat studi khusus kaligrafi. Namun pembiayaan menjadi hambatan yang membuatnya menunda cita-citanya itu.


Mimpi untuk serius mempelajari kaligrafi itu terus menyala-nyala di benaknya. Pasalnya, Hilal pernah menjadi salah satu peserta terbaik pada Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) cabang kaligrafi kategori naskah di Kota Depok. Baginya, sangat disayangkan jika hanya berhenti di sana.


Setelah bekerja, Hilal ingin terus bisa mengasah potensinya itu. Justru karena sudah punya penghasilan sendiri itu, ia memberanikan diri untuk mencari guru guna membimbingnya dalam kesenian yang amat ia gemari itu.


Akhirnya, pada 2017, Hilal menemukan guru yang menjadi rujukan dan dapat membimbingnya ke tujuan yang dicita-citakan. Sosok guru itu adalah Ustadz Muhammad Zainuddin.


Sang guru membimbingnya pada jenis kaligrafi klasik yang cukup berbeda dengan yang biasa digelar pada MTQ kaligrafi. Ia pun mengikuti arahan dan bimbingan gurunya sampai dapat meneruskannya sebagai juara di kompetisi yang sama.


Meski kini telah menyandang gelar juara internasional, ia tidak melepaskan statusnya sebagai pekerja di pabrik. Pun statusnya sebagai seorang murid juga tidak dilepaskannya dengan senantiasa mengajukan karya-karyanya untuk dikoreksi sang guru.


"Sehari-hari kerja di pabrik stainless kitchen equipment. Kerja masih. Belajar juga. Kerja kan buat kita sehari-hari. Kaligrafi sambil jalan terus," kata Hilal.


"Masih koreksian. Selalu bikin karya dan koreksian dengan ustadznya. Setiap mau lomba pasti koreksian. Masih tetap ke sana terus. Semua karya dikoreksi beliau," lanjutnya.


Sebagaimana diketahui, Hilal merupakan salah satu dari 10 juara asal Indonesia pada Kompetisi Kaligrafi Internasional IRCICA ke-13 yang menerima penghargaan langsung dari Direktur Jenderal IRCICA Prof Mahmud Erol Kilic. Penyerahan penghargaan itu dilakukan di Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jalan Kramat Raya 164, Jakarta pada Senin (21/7/2025).


Daftar juara Hilal

2019 IRCICA Turkiye Diwani (Juara Kedua)

2019 Assafer Iraq Diwani (Juara Ketiga)

2019 Sabah Malaysia Jaly Diwani (Juara Ketiga)

2020 MKD Malang Indonesia Diwani (Juara Pertama)

2020 PSKQ Kudus Indonesia Jaly Diwani (Juara Pertama)

2020 Assafer Iraq Jaly Diwani (Juara Harapan)

2021 Albaraka Turkiye Jaly Diwani (Juara Pertama)

2021 Sabah Malaysia Jaly Diwani (Juara Pertama)

2022 Sabah Malaysia Jaly Diwani & Diwani (Juara Pertama)

2023 Fujairah Uni Emirat Arab Jaly Diwani (Juara Harapan)

2023 Assfer Iraq Diwani (Juara Harapan)

2024 Sabah Malaysia Jaly Diwani (Juara Ketiga)

2025 IRCICA Turki Diwani Jaly (Juara Harapan)