Nasional

Ketika Ulama dan Umara Bersatu

Rab, 11 April 2018 | 00:00 WIB

Bogor, NU Online
Sejumlah ulama Jawa Barat diundang Presiden Republik Indonesia H Joko Widodo ke Istana Bogor, pada Selasa (10/4). Sebelumnya Jokowi juga mengundang para ulama untuk bertemu dengannya di Istana Negara, Jakarta, pada 3 April 2018 lalu. 

Di hadapan para ulama yang datang dari Depok, Bekasi, Karawang, dan Purwakarta, Jokowi mengungkapkan kegembiraannya bisa bertemu dengan ulama. 

"Saya meyakini bahwa negara Indonesia akan semakin besar, semakin kuat, apabila ulama dan umara beriringan, sering bertemu, dan sering bersilaturahim," katanya. 

Tahun ini, imbuh Jokowi, Indonesia bakal menyelenggarakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak di 171 daerah di seluruh Indonesia. Ia pun meminta ulama untuk ikut mendinginkan suasana dan meluruskan hal-hal yang keliru. 

"Di bawah saya melihat kadang-kadang, yang namanya politik itu, yang namanya kabar bohong, hoaks, fitnah, berseliweran. Di mana pun ujaran kebencian itu ada dan berseliweran di mana-mana," ujar mantan Gubernur DKI Jakarta itu. 

Sementara itu, Rais Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Depok KH Zainuddin Ma'sum Ali yang sebagai perwakilan rombongan ulama mengatakan, program pemerintah selama ini ada yang membuat ulama tidak berkenan. 

"Maka, undangan presiden ini dalam rangka meminta saran kepada para ulama agar program ke depan bisa sinergi dalam semua komponen," harapnya. 

Ia mengatakan bahwa Jokowi memang tidak berambisi menjadi presiden. 

"Saya itu dari Wali Kota di Solo, saya jadi presiden itu kehendak Allah. Kalau saya tak jadi presiden itu tak masalah, kalau pun jadi, saya sanggup, kalau tidak itu urusan Allah," kata Kiai Zainuddin menirukan ucapan Jokowi. 

Tak hanya itu, Kiai Zainuddin menilai bahwa pemerintahan Jokowi sangat memperhatikan pesantren lewat berbagai program seperti penetapan Hari Santri tanggal 22 Oktober dan pemberdayaan ekonomi pesantren. (Aru Elgete/Muiz)