Kolaborasi Fatayat NU dan OREO Hadirkan Tips Pengasuhan Anak yang Relevan Sepanjang Zaman
NU Online · Rabu, 23 Juli 2025 | 12:00 WIB

Jajaran PP Fatayat NU bersama Syahnaz Haque dalam Pelatihan Kaderisasi Nasional Fatayat NU yang dirangkai dengan agenda program OREO Berbagi Inspirasi, di Jakarta baru-baru ini. (Foto: dok. Fatayat NU)
Anty Husnawati
Kontributor
Jakarta, NU Online
Sejalan dengan momentum Hari Anak Nasional 2025, Fatayat Nahdlatul Ulama (Fatayat NU) menegaskan kembali pentingnya pengasuhan anak yang adaptif di era digital.
Ketua Umum PP Fatayat NU Margaret Aliyatul Maimunah mengatakan, pengasuhan anak tidak bisa dilepaskan dari konteks zaman. Perubahan pola hidup akibat teknologi digital menuntut orang tua, terutama ibu, untuk semakin adaptif dalam mendampingi anak agar tetap aman sekaligus kreatif di ruang digital.
“Peran ibu dalam keluarga tetap tidak tergantikan, meski zaman berubah. Di era digital, pengasuhan bukan berarti menjauhkan anak dari teknologi, tetapi memastikan mereka menggunakannya dengan bijak dan tetap mendapatkan perhatian penuh dari keluarga,” ujar Margaret dalam keterangan tertulisnya, Rabu (23/7/25).
Ia menegaskan, Fatayat NU memandang penguatan keluarga sebagai fondasi utama pembangunan generasi masa depan. Keluarga yang harmonis dan memiliki kedekatan emosional menjadi benteng bagi anak-anak agar tidak mudah terpengaruh oleh dampak negatif digitalisasi, seperti konten yang tidak ramah anak atau kecanduan gawai.
Margaret menekankan bahwa anak yang sehat, bahagia, dan mendapatkan pengasuhan positif akan tumbuh menjadi generasi yang lebih percaya diri, kreatif, dan tangguh.
Karena itu, kata Margaret, kader Fatayat NU di seluruh Indonesia perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan terkini agar bisa menjadi agen literasi keluarga, termasuk dalam isu parenting digital.
Margaret menyebut, pihaknya juga menggandeng OREO yang diwujudkan melalui program OREO Berbagi Inspirasi yang menghadirkan tips pengasuhan positif bagi keluarga Indonesia, khususnya bagi para ibu sebagai pendidik utama dalam keluarga.
Program ini menjadi bagian dari Pelatihan Kaderisasi Nasional Fatayat NU yang digelar di Jakarta baru-baru ini. Mengusung tema Inspirasi Keseruan Keluarga, Kunci Pengasuhan di Era Digital, kegiatan ini menghadirkan narasumber aktris sekaligus pemerhati parenting, Syahnaz Haque.
“Fatayat NU terus menggerakkan edukasi kepada para ibu dan keluarga, mulai dari kampanye gizi, pencegahan perkawinan anak, hingga literasi digital ramah anak. Dengan kolaborasi seperti ini, kader Fatayat akan mendapat tambahan wawasan praktis yang bisa diteruskan ke masyarakat luas,” ungkapnya.
Program ini, lanjut Margaret, merupakan bentuk nyata kemitraan strategis antara organisasi perempuan NU dengan sektor swasta untuk menguatkan ketahanan keluarga. Dengan jejaring kader Fatayat yang luas, inspirasi positif ini diharapkan menjangkau berbagai daerah hingga tingkat desa.
“Kami percaya penguatan peran ibu dan keluarga tidak bisa dilakukan sendirian. Kolaborasi seperti ini membuktikan bahwa isu parenting adalah kepentingan bersama, bukan hanya urusan rumah tangga,” jelasnya.
Margaret juga menegaskan bahwa Fatayat NU siap melanjutkan kerja sama serupa dengan berbagai pihak untuk memperluas dampak, terutama dalam mendukung pengasuhan anak yang relevan sepanjang zaman, tanpa meninggalkan nilai-nilai keislaman yang rahmah, kasih sayang, dan moderasi.
Momen kebersamaan dan koneksi emosional
Dalam kesempatan yang sama, Syahnaz Haque, aktris sekaligus pemerhati isu parenting yang hadir sebagai narasumber utama, berbagi tips pengasuhan anak di era digital.
Ia menekankan bahwa momen kebersamaan dalam keluarga tetap menjadi kunci utama membangun karakter anak, meski dunia mereka kini tak lepas dari teknologi.
“Sebagai orang tua, kita tidak bisa sepenuhnya melarang anak berinteraksi dengan teknologi. Namun kita bisa hadir mendampingi, menciptakan momen bermain, belajar, dan berdialog yang penuh cinta dan makna,” ujar Syahnaz.
Ia mengungkapkan hasil Global Play Well Report 2022, yang menunjukkan bahwa 95 persen anak merasa lebih dekat dengan orang tuanya saat mereka bermain bersama. Hal ini sejalan dengan filosofi OREO yakni Spark Playful Connection yang menekankan pentingnya membangun koneksi emosional melalui aktivitas sederhana namun bermakna.
“Bermain bersama, bercerita, atau sekadar ngemil sambil berbincang santai adalah cara sederhana tapi ampuh untuk menjaga kelekatan emosional dengan anak. Ini sangat penting agar mereka merasa aman, didengar, dan dicintai,” jelasnya.
Syahnaz juga mengingatkan bahwa kualitas pengasuhan lebih penting daripada kuantitas waktu. Orang tua yang hadir dengan perhatian penuh, meski sebentar, akan meninggalkan kesan mendalam bagi anak dibandingkan kehadiran fisik tanpa keterlibatan emosional.
Kolaborasi dengan Fatayat NU, lanjutnya, menjadi langkah strategis untuk memperluas dampak edukasi parenting digital hingga ke akar rumput, mengingat Fatayat memiliki jaringan kader yang kuat dan dekat dengan komunitas keluarga di seluruh Indonesia.
“Saya sangat mengapresiasi Fatayat NU yang terus berkomitmen pada isu keluarga dan anak. Harapannya, inspirasi ini tidak berhenti di ruang acara, tapi diteruskan oleh para kader ke keluarga-keluarga di daerah,” tutup Syahnaz.
Melalui kolaborasi ini, Fatayat NU dan OREO berharap pesan tentang pentingnya pengasuhan adaptif di era digital terus bergema, terutama di momen peringatan Hari Anak Nasional 2025, ketika perhatian bangsa tertuju pada upaya menciptakan generasi hebat menuju Indonesia Emas 2045.
Terpopuler
1
Gus Yahya Sampaikan Selamat kepada Juara Kaligrafi Internasional Asal Indonesia
2
LBH Ansor Terima Laporan PMI Terlantar Korban TPPO di Kamboja, Butuh Perlindungan dari Negara
3
Dukung Program Ketahanan Pangan, PWNU-HKTI Jabar Perkenalkan Teknologi Padi Empat Kali Panen
4
Menbud Fadli Zon Klaim Penulisan Ulang Sejarah Nasional Sedang Uji Publik
5
Guru Didenda Rp25 Juta, Ketum PBNU Soroti Minimnya Apresiasi dari Wali Murid
6
Kurangi Ketergantungan Gadget, Menteri PPPA Ajak Anak Hidupkan Permainan Tradisional
Terkini
Lihat Semua