Nasional

LP Ma’arif NU Angkat Isu-isu Pendidikan Terkini dalam Rakornas 2025

NU Online  ·  Rabu, 9 Juli 2025 | 22:00 WIB

LP Ma’arif NU Angkat Isu-isu Pendidikan Terkini dalam Rakornas 2025

Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) dan Pandu Ma’arif NU di Luminor Hotel, Gambir, Jakarta Pusat pada Rabu (9/7/2025) hingga Jumat (11/7/2025). (Foto: NU Online/Jannah)

Jakarta, NU Online

Ketua Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif Nahdlatul Ulama (NU) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof Muhammad Ali Ramdhani menyampaikan bahwa dalam Acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) dan Pandu Ma’arif NU membahas isu-isu pendidikan terkini yang dialami oleh LP Ma’arif.

 

Rakornas tersebut mengusung tema Konsolidasi Nasional Pendidikan Ma’arif NU, Meneguhkan Jati Diri, Memajukan Negeri di Luminor Hotel, Gambir, Jakarta Pusat pada Rabu (9/7/2025) hingga Jumat (11/7/2025).


Pertama, sistem pendidikan nasional. Ali Ramdhani menyampaikan bahwa sumber daya manusia (SDM) sekolah dan madrasah swasta yang unggul harus pemerintah dukung untuk meningkatkan lembaga pendidikan tersebut.


“Isu yang muncul LP Ma’arif NU kehilangan orang-orang hebat yang selama ini mengabdi kekita karena beliau memperoleh kepercayaan negara untuk menjadi P3K, kita kehilangan,” tegas Prof Ali.


Ia meminta kepada pemerintah untuk dibuatkan kebijakan bahwa guru yang diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dapat kembali mengajar ke sekolah asalnya, termasuk Ma’arif NU.


“Mudah-mudahan ada kebijakan agar para guru yang hebat ini bisa berkhidmah ke LP Ma’arif NU,” ucapnya.


Kedua, kegelisahan hasil Mahkamah Konstitusi (MK) terhadap sekolah swasta. Prof Ali mengungkapkan rasa sedih atas keputusan yang dikeluarkan MK bahwa sekolah swasta, tidak ada pungutan biaya.


“Walaupun bacaannya tidak ada istilah gratis tetapi kami khawatir suara-suara di masyarakat menyebut tidak ada pungutan biaya,” katanya.


Kondisi pendidikan di daerah 3T (Tertinggal, Terluar, dan Terdepan), menurutnya belum merata akses pendidikan yang diberikan oleh pemerintah dan kehadiran LP Ma’arif NU menjadi harapan melanjutkan pendidikan di daerah tersebut.


“Mengandalkan dana BOS dengan berbagai keterbatasan dengan akun-akun yang dibatasi ini pun belum menyelenggarakan pendidikan yang bermutu,” ujarnya.


Prof Ali berharap dengan terselenggaranya Rakornas ini dapat mendiskusikan solusi atas permasalahan-permasalahan pendidikan yang berada di lingkungan LP Ma’arif NU sehingga tetap menjaga nilai dan norma pendidikan Indonesia.


“LP Ma’arif selalu menekankan bahwa ekosistem pendidikan harus selaras dengan dinamika lingkungan, sehingga kerap sekali siswa-siswa yang bersekolah di LP Ma’arif sorenya itu belajar di Madrasah Diniyah sehingga proses pembelajaran kami sampai hari Sabtu,” ucapnya.


Senada, Ketua PBNU Bidang Pendidikan Prof Mohammad Mukri mengungkapkan bahwa hal yang dirasakan oleh LP Ma’arif NU, dirasakan pula oleh lembaga pendidikan lainnya. 


Ia mencontohkan, permasalahan guru yang keluar dari LP Ma’arif NU karena diangkat menjadi PNS dan belum bisa kembali ke sekolah asal.


“Kata Menpanrb, saya teleponan itu kebutuhan di daerah-daerah, ya di Kalimantan, Indonesia timur, pedalaman-pedalaman yang membutuhkan tenaga itu akhirnya mereka berfikir kesana,” katanya.


Prof Mukri berharap dengan dilaksanakannya Rakornas ini, mendapatkan rekomendasi-rekomendasi yang dapat meningkatkan kualitas SDM LP Ma’arif NU.


“Mereka-mereka ini yang memberikan dedikasinya, tenaganya, pikirannya untuk kemajuannya di bawah naungan NU. Makanya saya minta ada rekomendasi dari ini dari rakornas ini untuk dikomunikasikan dengan pihak memerintah,” ujarnya.