Mabes TNI Minta Masukan PBNU soal Rencana Pemindahan Makam Pahlawan Nasional ke Daerah Asal
NU Online · Kamis, 28 Agustus 2025 | 13:00 WIB

Ketua PBNU KH Ulil Abshar Abdalla (Gus Ulil) menerima audiensi perwakilan Mabes TNI di kantor PBNU, Jakarta, Kamis (28/8/2025). (Foto: NU Online/Suwitno)
M Fathur Rohman
Kontributor
Jakarta, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ulil Abshar Abdalla (Gus Ulil) menerima audiensi perwakilan Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (Mabes TNI) di Gedung PBNU, Jakarta, Kamis (28/8/2025).
Pertemuan tersebut membahas rencana pemerintah melalui TNI untuk memindahkan sejumlah makam pahlawan nasional ke tanah kelahirannya masing-masing.
Dalam pertemuan itu, Gus Ulil menyebut salah satu tokoh yang akan dipindahkan makamnya adalah Pangeran Diponegoro, yang saat ini dimakamkan di Makassar. Selain itu, Kiai Maja yang dimakamkan di Tondano, Sulawesi Utara, serta Cut Nyak Dien yang dimakamkan di Jawa Barat, juga termasuk dalam rencana pemindahan.
"Ada rencana memindahkan pahlawan-pahlawan yang dimakamkan di luar tanah kelahirannya untuk dibawa kembali ke daerah asal. Untuk itu, pihak TNI meminta masukan dari PBNU terutama terkait status dan kebolehannya dalam pandangan hukum Islam," jelas Gus Ulil.
Gus Ulil menegaskan, PBNU memiliki pandangan fiqih yang sudah dibahas terkait pemindahan makam. Jika dibutuhkan, pihaknya siap memberikan fatwa resmi sekaligus mendampingi proses yang dilakukan TNI.
"Kami sudah punya fatwa mengenai pemindahan makam, dan jika diperlukan akan kami sampaikan kepada pihak TNI. Mereka juga meminta pendampingan dari PBNU ketika proses pemindahan itu berlangsung," katanya.
Menurut Gus Ulil, salah satu alasan yang dapat dipahami dari rencana pemindahan makam ini adalah agar masyarakat lebih mudah berziarah ke tokoh-tokoh besar bangsa.
Ia mencontohkan rencana pemindahan makam Pangeran Diponegoro ke Semarang akan memudahkan masyarakat Jawa Tengah dan sekitarnya untuk berziarah.
Gus Ulil juga mengingatkan agar TNI menyiapkan lokasi pemakaman yang ramah bagi peziarah, mengingat Pangeran Diponegoro bukan hanya pahlawan nasional, tetapi juga sosok yang dihormati warga NU dan kalangan santri.
"Kalau Pangeran Diponegoro dipindahkan ke Semarang, harus diantisipasi membludaknya peziarah. Beliau bukan sekadar pahlawan biasa, tetapi juga pahlawan bagi warga NU dan kalangan santri. Maka pemakaman harus dibuat ramah ziarah, seperti makam Gus Dur di Jombang," tegasnya.
Ia menekankan agar pemakaman tidak dibuat tertutup sehingga menyulitkan masyarakat untuk berziarah.
Gus Ulil menambahkan, rencana ini masih dalam tahap awal. Mabes TNI baru menyampaikan niat dan meminta pandangan PBNU. "Yang penting mereka sudah memberi tahu kepada kita. Prosesnya masih berjalan," pungkasnya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Maulid Nabi Muhammad dan 5 Tugas Kenabian
2
Rais Aam PBNU dan Sejumlah Kiai Terima Penghargaan dari Presiden Prabowo
3
Khilaf dan Kurang Cermat, PBNU Minta Maaf Telah Undang Peter Berkowitz
4
Kesejahteraan Guru Terancam, Kemendikdasmen Hanya Dapat 7% dari Rp757 Triliun Anggaran Pendidikan
5
Khutbah Bahasa Jawa: Bungaha kelawan Rahmat Paling Agung — Kanjeng Nabi Muhammad saw
6
Mabes TNI Minta Masukan PBNU soal Rencana Pemindahan Makam Pahlawan Nasional ke Daerah Asal
Terkini
Lihat Semua