Nasional

Menggabungkan Qadha Ramadhan dengan Puasa Tarwiyah dan Arafah, Bolehkah?

NU Online  ยท  Selasa, 3 Juni 2025 | 12:00 WIB

Menggabungkan Qadha Ramadhan dengan Puasa Tarwiyah dan Arafah, Bolehkah?

Qadha puasa Ramadhan dengan puasa Tarwiyah dan Arafah. (Foto: NU Online)

Jakarta, NU Online

Umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan puasa tarwiyah, 8 Dzulhijjah, yakni pada Rabu (4/6/2025) dan puasa Arafah, 9 Dzulhijjah, yaitu pada Kamis (5/6/2025). Menjadi pertanyaan jika dua puasa tersebut dibarengkan dengan qadha puasa Ramadhan, apakah keutamaan puasa sunnahnya tetap diperoleh?


Merespons pertanyaan itu, Wakil Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LBM PBNU) Ustadz Alhafiz Kurniawan menjelaskan penggabungan qadha puasa Ramadhan dan puasa sunnah Tarwiyah atau Arafah dibolehkan dan sah. Tidak hanya itu, ia juga menegaskan, orang yang melaksanakan hal itu juga mendapatkan keutamaan puasa sunnah tersebut.


"Qadha puasa Ramadhannya tetap sah. Sedangkan ia sendiri tetap mendapatkan keutamaan yang didapat oleh mereka yang berpuasa dengan niat puasa sunnah Arafah," katanya dalam artikelnya berjudul Hukum Qadha Puasa Ramadhan Digabung dengan Puasa Tarwiyah dan Puasa Arafah di NU Onlineย dikutip Selasa (2/6/2025).ย 


Pandangan ini diqiyaskan dengan keterangan Syekh Zakariya Al-Anshari dalam Asnal Mathalib mengenai qadha puasa di hari Asyura. Dijelaskan, Al-Barizi berfatwa bahwa orang yang berpuasa pada hari Asyura, misalnya, untuk qadha atau nazar puasa, maka ia juga mendapat pahala puasa sunnah hari Asyura.


"Pandangan ini disepakati oleh Al-Ushfuwani, Al-Faqih Abdullah An-Nasyiri, Al-Faqih Ali bin Ibrahim bin Shalih Al-Hadhrami," demikian potongan keterangan Syekh Zakariya Al-Anshari.


Pandangan yang sama juga disampaikan Sayyid Bakri dalam kitab Iโ€˜anatut Thalibin. Menurut Sayyid Bakri, tulis Ustadz Alhafiz, orang yang berpuasa pada hari-hari tertentu yang sangat dianjurkan berpuasa di dalamnya bakal mendapatkan keutamaan seperti mereka yang berpuasa sunnah pada hari tersebut. Hal ini meskipun niatnya adalah qadha puasa atau puasa nazar, tidak berniat puasa sunnah tersebut.


"Di dalam Al-Kurdi terdapat nash yang tertulis pada Asnal Mathalib dan sejenisnya yaitu Al-Khatib As-Syarbini, Syekh Sulaiman Al-Jamal, Syekh Ar-Ramli bahwa puasa sunnah pada hari-hari yang sangat dianjurkan untuk puasa memang dimaksudkan untuk hari-hari tersebut. Tetapi orang yang berpuasa dengan niat lain pada hari-hari tersebut, maka dapatlah baginya keutamaan," demikian tulis Ustadz Alhafiz mengutip keterangan Sayyid Bakri.


Meskipun demikian, Ustadz Alhafiz menyarankan agar orang yang memiliki utang puasa Ramadhan sebaiknya terlebih dahulu mengqadha utang puasanya. Setelah itu, mereka baru boleh mengamalkan puasa sunnah Arafah.


"Tetapi kalau utang puasa Ramadhan itu baru teringat jelang hari Arafah, sebaiknya ia membayar qadha puasanya di hari Arafah," terang Redaktur Pelaksana Keislaman NU Online itu.


Adapun lafal niat qadha puasa Ramadhan ditulis Ustadz Alhafiz dalam artikel yang lain di NU Onlineย sebagai berikut:


ย ู†ูŽูˆูŽูŠู’ุชู ุตูŽูˆู’ู…ูŽ ุบูŽุฏู ุนูŽู†ู’ ู‚ูŽุถูŽุงุกู ููŽุฑู’ุถู ุดูŽู‡ู’ุฑู ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ูŽ ู„ูู„ู‡ู ุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰


Nawaitu shauma ghadin โ€˜an qadhฤโ€™I fardhi syahri Ramadhฤna lillรขhi taโ€˜รขlรข.


Artinya, โ€œAku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah swt.โ€