Nasional HARI SANTRI 2023

Santri dan Pelajar NU Didorong Jadi Influencer

Kam, 28 September 2023 | 20:05 WIB

Santri dan Pelajar NU Didorong Jadi Influencer

Hanan Attaki saat hadir dalam Santri Fest, acara yang diselenggarakan Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU) di Pusat Perfilman H Usmar Ismail pada Rabu (27/9/2023). Di acara ini, hadir sekitar 300 santri dan pelajar NU se-Jabodetabek. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Para santri dan pelajar Nahdlatul Ulama didorong menjadi pemengaruh atau influencer, seperti yang dilakukan oleh Nabi Muhammad dan para ulama.


Hal itu disampaikan Pendakwah Hanan Attaki saat ia hadir dalam Santri Fest, sebuah acara yang diselenggarakan oleh Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU) di Pusat Perfilman H Usmar Ismail, pada Rabu (27/9/2023). Di acara ini, hadir sekitar 300 santri dan pelajar NU se-Jabodetabek. 


Saat tampil di panggung Usmar Ismail Hall, Hanan Attaki mengajak tiga perwakilan pelajar dan santri NU untuk naik ke panggung dan berdialog dengannya. 


Ketiga santri itu diberikan pertanyaan soal perbedaan antara selebriti media sosial (instagram, youtube, tiktok, facebook) dengan influencer. 


Masing-masing dari tiga perwakilan santri itu menjelaskan perbedaannya. Lalu Hanan Attaki meminta mereka untuk menyebutkan nama akun media sosial dan tema konten yang digunakannya. 


Salah seorang menjawab, dirinya aktif di akun tiktok dengan follower atau pengikut lebih dari 4.000 akun. Di situ, terdapat banyak konten tentang mukadimah sebelum pidato. Hanan Attaki mengaku tertarik dengan tema konten dakwah seperti itu.


Pendakwah asal Banda Aceh ini menjelaskan, terdapat banyak akun influencer yang justru pengikutnya sedikit tetapi bisa membuat perubahan. Inilah yang disebut sebagai berdakwah di media sosial. 


"Orientasinya harus melihat jangan sekadar mendapat like banyak, views, ingin trending. Utamanya adalah pesan, substansi, tema value dari konten kalian, sehingga kalau punya nilai sebuah konten, mau viral atau enggak, nggak masalah. Karena ingin jadi orang yang bermanfaat," tuturnya. 


Hanan Attaki menegaskan bahwa Nabi Muhammad adalah contoh influencer yang patut diteladani. Sebab Rasulullah dapat mempengaruhi banyak manusia dengan ajaran Islam yang ramah, sejuk, teduh, dan damai. 


"Beliau mempengaruhi orang-orang jahiliyah. Bahkan mempengaruhi orang yang semula ingin membunuhnya jadi malah mencintainya. Beliau mempengaruhi dengan akhlaknya, ekspresinya, kata-katanya," jelas Hanan. 


Hanan Attaki meyakinkan bahwa pada setiap perjalanan dakwah tentu akan mengalami dinamika, terutama saat menyerukan ajaran-ajaran agama di media sosial. Meski begitu, ia tetap bertahan dan menyarankan agar para santri dan pelajar NU menjadi influencer. 


"Pesan saya cobalah menjadi seorang influencer bukan menjadi seleb medsos. Nggak mesti punya akun medsos untuk jadi influencer. Jadi influencer di masyarakat atau di sekolah. Kita menjadi teladan yang bisa mempengaruhi orang lain kepada hal baik. Bisa dengan membantu orang lain atau misalnya membuang sampah pada tempatnya," tutur Hanan Attaki. 


Sementara itu, Katib Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Asrorun Ni'am Sholeh menegaskan bahwa santri harus menjadi teladan. 


"Salah satu kunci keberhasilan kita sebagai santri adalah bagaimana lingkungan kita, tempat bersosialisasi," kata Pengasuh Pondok Pesantren An-Nahdlah Depok itu.


Ia menekankan, apabila seseorang ingin menjadi baik maka pilihlah teman yang baik. 


"Kalau sudah besar dan ingin kenalan dengan calon suami atau istri, kenalin temen-temen sekitarnya, nanti akan terlihat bagaimana perilakunya," ucap Deputi Pemberdayaan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI itu.