UIII Luncurkan Indonesia Institute for Human Fraternity
NU Online · Selasa, 29 Juli 2025 | 13:00 WIB

Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) meluncurkan Indonesia Institute for Human Fraternity di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Selasa (29/7/2025). (Foto: NU Online/Suci Amaliyah)
Suci Amaliyah
Kontributor
Jakarta, NU Online
Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) meluncurkan Indonesia Institute for Human Fraternity di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Selasa (29/7/2025).
Rektor UIII, Prof Jamhari Makruf menyampaikan bahwa lembaga ini merupakan kerja sama UIII dengan Higher Committee of Human Fraternity (HCHF) United Emirat Arab, lembaga independen internasional yang didirikan untuk mempromosikan nilai-nilai persaudaraan manusia dan perdamaian dunia.
"Melalui pembentukan lembaga ini, kami bertujuan untuk mengubah nilai-nilai bersama ini menjadi program dan kebijakan berkelanjutan yang memajukan kerja sama global, pembangunan yang berkeadilan, dan perdamaian abadi," ujar Jamhari dalam sambutannya.
Peluncuran ini berbarengan dengan konferensi internasional bertema Advancing Human Fraternity Amidst Global Uncertainties: Toward a More Peaceful and Prosperous World Civilization.
Acara ini mempertemukan pembuat kebijakan, pemimpin agama, akademisi, dan aktivis dari berbagai negara untuk berdiskusi mengenai penguatan nilai persaudaraan dalam menghadapi ketidakpastian global.
Ia mengatakan saat ini dunia tengah dihadapkan terpecahnya polarisasi, konflik, dan krisis, seruan untuk memperkuat persaudaraan kemanusiaan menjadi semakin mendesak.
"Saat kita menghadapi tantangan global mulai dari darurat iklim, bencana kemanusiaan, hingga konflik. Kita diingatkan bahwa tak ada solusi yang akan berkelanjutan tanpa rasa saling menghormati, solidaritas, dan tanggung jawab bersama antar sesama umat manusia," ujarnya.
Konsep ini diabadikan dalam Dokumen Abu Dhabi tentang Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Bersama yang ditandatangani pada tahun 2019 oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar Mesir, Ahmad Al-Tayyeb.
"Itu adalah dokumen penting tentang persaudaraan kemanusiaan," imbuhnya.
Sekretaris Jenderal HCHF Khalid Al Ghaith mengungkapkan keprihatinan atas meningkatnya konflik global. Beberapa negara mengalami penurunan tingkat perdamaian dan menekankan pentingnya memperjuangkan dialog dan kemanusiaan.
"Konferensi ini bukan sekadar pertemuan biasa, melainkan percikan awal dari visi besar tentang persaudaraan manusia yang mengajak kita untuk berbagi ilmu, membangun kepercayaan, dan menyatukan kekuatan demi masa depan yang damai,”ucap Khalid.
Ia percaya bahwa nilai-nilai seperti persaudaraan dan rasa hormat harus diajarkan sejak usia sekolah dasar hingga pendidikan tinggi.
"UIII adalah tempat yang ideal untuk memimpin upaya ini. Di sinilah pikiran-pikiran muda tumbuh dan ide-ide baru berkembang. Bersama-sama, kita harus mengembangkan model-model pendidikan inovatif yang membantu membangun dunia yang lebih baik," tandasnya.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mengapresiasi UIII sebagai lembaga pendidikan yang terbuka dan inklusif. Menurutnya, UIII bukan hanya mendidik kalangan Muslim, tetapi juga menerima siswa dari berbagai latar belakang agama.
“UIII menjadi contoh penting bagaimana lembaga pendidikan dapat menjadi bagian dari ekosistem yang mendorong persaudaraan lintas umat, etnik, dan negara,” katanya.
Pratikno juga menegaskan bahwa kurikulum pendidikan harus mendukung nilai-nilai tersebut, seiring dengan tantangan zaman yang makin kompleks. Ia menyoroti pentingnya pemanfaatan teknologi digital dan kecerdasan buatan (AI) untuk mempererat hubungan antarmanusia, bukan sebaliknya.
"Kita tegaskan pentingnya bijak dalam memanfaatkan teknologi digital dan AI, yakni untuk menghubungkan persaudaraan antarumat, bukan untuk memecah belah. Kita akan terus mengampanyekan pemanfaatan digital dan AI secara bijak," pungkasnya.
Konferensi ini membahas empat isu utama Isu migrasi, pengentasan kemiskinan, dan solidaritas terhadap pengungsi. Kedua, kerangka kerja menuju harmoni global. Ketiga, peran media dalam melawan misinformasi dan mempromosikan persaudaraan. Keempat, kolaborasi dalam menghadapi krisis global demi kehidupan berkelanjutan.
Terpopuler
1
Kemenag Tetapkan Gelar Akademik Baru untuk Lulusan Ma’had Aly
2
LKKNU Jakarta Perkuat Kesehatan Mental Keluarga
3
Mahasiswa Gelar Aksi Indonesia Cemas, Menyoal Politisasi Sejarah hingga RUU Perampasan Aset
4
3 Alasan Bulan Kedua Hijriah Dinamakan Safar
5
Kopri PB PMII Luncurkan Beasiswa Pendidikan Khusus Profesi Advokat untuk 2.000 Kader Perempuan
6
Pentingnya Kelola Keinginan dengan Ukur Kemampuan demi Kebahagiaan
Terkini
Lihat Semua