Ramadhan

Kultum Ramadhan: 3 Target Peningkatan Takwa di Bulan Ramadhan 

Sab, 25 Maret 2023 | 11:00 WIB

Kultum Ramadhan: 3 Target Peningkatan Takwa di Bulan Ramadhan 

Takwa. (Ilustrasi: NU Online)

Dalam bulan Ramadhan umat Islam diwajibkan berpuasa sebagaimana umat-umat terdahulu. Adapun tujuannya adalah agar dapat bertakwa sebenar-benarnya. 


Allah berfirman:


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ


Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman telah diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertakwa.” (QS Al-Baqarah: 183).


Untuk itu sangat penting kiranya peningkatan ketakwaan menjadi target yang secara serius dikejar dalam bulan Ramadhan 1444 H ini.


Merujuk petunjuk Al-Qur'an ayat 3 surat Al-Baqarah, ada tiga sifat utama orang bertakwa yang sekaligus dapat dijadikan target di bulan Ramadhan. Dalam hal ini Allah berfirman:


الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ 


Artinya, “(Orang bertakwa adalah) Orang yang mempercayai hal ghaib, mendirikan shalat, dan sebagian dari yang Kami berikan kepadanya mereka menginfakkannya.”


Sifat pertama orang bertakwa adalah yu'minuna bil ghaibi, percaya pada hal-hal gaib. Maksudnya adalah percaya pada hal-hal yang masih samar tetapi sudah ada dalil yang menunjukkannya, baik dalil naqli Al-Qur'an dan hadits, maupun dari dalil aqli dari akal sehat manusia. 


Imam As-Suyuthi dalam kitabnya, Tafsirul Jalalain juz I halaman 24, mencontohkannya dengan, bangkit dari alam kubur, surga, dan neraka. Sementara Imam Ahmad As-Shawi dalam Kitab Hasyiyatus Shawi juga pada juz I halaman 24 menyebutkan surga, neraka, malaikat, 'arsy, kursi, lauh, qalam, Allah subhanahu wa ta'ala dan berbagai sifat-Nya sebagai contoh hal-hal gaib yang harus diimani. 


Target meningkatkan keimanan terhadap hal-hal gaib atau yang samar, utamanya keimanan terhadap Allah dapat dilakukan dengan memahami petunjuk Al-Qur'an dan hadits selama Ramadhan ini. 


Selain itu, peningkatan keimanan kepada Allah juga bisa dilakukan melalui berpikir dengan akal sehat atas eksistensi Allah sebagai Tuhan. 


Dalam kajian Aqiqah Islam Ahlussunah wal Jamaah sering diajarkan, bahwa adanya alam semesta menjadi tanda wujudnya Allah. Karena menurut akal sehat tidak mungkin alam semesta wujud dengan sendirinya. Adanya alam semesta pasti ada yang membuatnya ada. 


Nah, yang membuat alam semesta ada itu adalah Tuhan, yang dalam Islam disebut sebagai Allah subhanahu wa ta'ala.  


Sifat kedua orang bertakwa adalah wa yuqimunas shalah, yaitu mendirikan shalat. Imam Jalaluddin As-Suyuthi menjelaskan, maksudnya adalah melaksanakan shalat dengan memenuhi haknya. Sementara Imam Ahmad As-Shawi menjelaskan, maksudnya adalah memenuhi hak-hak shalat baik yang bersifat lahiriah, seperti memenuhi berbagai syarat, rukun, dan adabnya; maupun yang bersifat batiniah, seperti kekhusukan, kerendahan diri di hadapan Allah, dan keikhlasan beribadah hanya karenanya.


Target melakukan peningkatan ketakwaan dalam hal mendirikan shalat secara benar bisa dilakukan dengan dua cara. Pertama, mengupdate ilmu pengetahuan seputar shalat, baik yang bersifat lahiriah maupun batiniah, dari sumber-sumber yang terpercaya. Kedua, dengan belajar mulai melakukan shalat dari sisi lahir dan batin. Secara lahir melakukan shalat sesuai syarat, rukun dan adab-adabnya. Melatih diri melakukan shalat secara tenang, pelan-pelan atau tidak terburu-buru, meresapi setiap bacaan dan gerakan shalat, dan semisalnya. 


Bila hal ini dilakukan, target peningkatan ketakwaan dari sisi mendirikan shalat dapat tercapai secara lahir dan batin. 


Sifat ketiga orang bertakwa adalah membelanjakan rezeki yang telah Allah berikan pada pembelanjaan yang sesuai dengan syariat.  


Imam As-Suyuthi menjelaskan, maksudnya adalah membelanjakan harta dalam ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Sementara Imam Ahmad As-Shawi secara lebih detail menerangkan, maksudnya adalah membelanjakan harta karena Allah ta'ala.


Target meningkatkan ketakwaan dalam hal membelanjakan harta karena Allah ta'ala dapat dilakukan dengan memulainya dari hal-hal kecil. Pertama, memastikan pembelanjaan harta secara fungsional atau melihat fungsinya. Dalam membeli sesuatu tidak berdasarkan keisengan, apalagi karena motif-motif yang tidak baik. Seperti motif bersaing dengan orang lain atau hura-hura. Kedua, memastikan pembelanjaan harta hanya pada sesuatu yang halal atau minimal makruh, tidak pada sesuatu yang haram. Baik harta yang dibelanjakan itu sedikit atau banyak. Baik belanja harian, bulanan, atau belanja kebutuhan tertentu. 


Bila tiga target peningkatan ketakwaan ini dapat dilakukan di bulan Ramadhan secara nyata, maka bisa dikatakan orang berhasil melewatinya dengan keberhasilan dan kesuksesan yang nyata. Yaitu meningkatnya ketakwaan dalam tiga sifat utama orang bertakwa: 


Meningkatkannya keimanan terhadap hal-hal yang gaib atau yang samar seperti Allah dan sifat-sifat-Nya, surga, neraka dan semisalnya.


Meningkatkannya ketakwaan dalam mendirikan shalat dengan semakin menyempurnakannya secara lahir dan batin. Memenuhi syarat, rukun dan adab-adabnya, serta melakukannya secara khusus, penuh kerendahan diri, dan meresapi setiap bacaan dan gerakan dalam shalatnya.


Meningkatkan ketakwaan dalam hal membelanjakan harta karena Allah ta'ala. Membelanjakan harta dengan melihat fungsinya dan memastikan kehalalannya.


Bila demikian, maka firman Allah: "la'allakum tattaqun", agar kalian bertakwa, semakin dekat kita raih pada bulan Ramadhan 1444 H. Wallahu a'lam.


Ustadz Ahmad Muntaha AM, Redaktur Keislaman NU Online dan Founder Aswaja Muda