Ramadhan

Lailatul Qadar: Ketika Nabi Cemburu Melihat Panjangnya Umur Umat Terdahulu

Kam, 13 April 2023 | 05:00 WIB

Lailatul Qadar: Ketika Nabi Cemburu Melihat Panjangnya Umur Umat Terdahulu

Ilustrasi: Lailatul Qadar (NU Online).

Salah satu anugerah yang Allah berikan kepada umat Islam adalah adanya malam yang lebih mulia dari 1000 bulan, yaitu Lailatul Qadar. Malam yang sangat istimewa dalam Islam dan dinanti-nanti oleh kaum muslimin seantero dunia, untuk mendapatkan keberkahan dan anugerah yang Allah berikan pada malam tersebut.
 

Ibaratnya, Lailatul Qadar merupakan tamu agung dengan segudang bawaan kebaikan yang disediakan untuk orang-orang yang menjamunya. Maka sangat beruntung orang-orang yang bisa menerima dan mempersilahkannya untuk singgah, dan sangat rugi orang yang tidak bisa mempersilahkannya. Karena itu, sudah saatnya untuk menantikan kedatangan Lailatul Qadar, dengan cara memperbanyak ibadah kepada Allah swt, serta berdoa agar bisa dipertemukan dengannya.
 

Kemuliaan dan keagungan lailatul qadar sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Qadr, Allah swt berfirman:
 

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3) تَنَزَّلُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (4) سَلامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (5)
 

Artinya, “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam qadar. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.” (QS Al-Qadr: 1-5).
 

Kendati demikian, terdapat suatu kisah bahwa di balik adanya Lailatul Qadar disebabkan rasa cemburu Nabi saw kepada umat para nabi sebelumnya. Nabi saw cemburu dengan ibadah yang bisa dilakukan oleh mereka. Bagaimana kisahnya? Berikut penulis jelaskan.


 

Ketika Nabi Cemburu dengan Ibadah Umat Terdahulu

Alkisah, suatu saat Allah memperlihatkan umur-umur umat para nabi yang hidup sebelum Rasulullah saw. Nabi saw melihat bahwa umur mereka sangat panjang melebihi umur umatnya, kemudian nabi cemburu melihat semua itu, karena ia menyimpulkan bahwa ibadah dan amal baik yang dilakukan oleh mereka tentu lebih banyak dari umatnya yang hanya memiliki umur yang pendek.
 

Berdasarkan hal ini, akhirnya Allah memberikan anugerah berupa malam yang sangat istimewa kepada Nabi, di mana pada malam itu nilai ibadah dan kebaikan yang dilakukan oleh umat Islam akan sebanding, bahkan lebih mulia dengan ibadah yang dilakukan selama seribu bulan. Kisah ini sebagaimana diabadikan oleh Imam Malik bin Anas dalam salah satu karya haditsnya. Ia mencatat:
 

عَنْ مَالِك أَنَّهُ سَمِعَ مَنْ يَثِقُ بِهِ مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ يَقُولُ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ أُرِيَ أَعْمَارَ النَّاسِ قَبْلَهُ أَوْ مَا شَاءَ اللَّهُ مِنْ ذَلِكَ فَكَأَنَّهُ تَقَاصَرَ أَعْمَارَ أُمَّتِهِ أَنْ لَا يَبْلُغُوا مِنْ الْعَمَلِ مِثْلَ الَّذِي بَلَغَ غَيْرُهُمْ فِي طُولِ الْعُمْرِ فَأَعْطَاهُ اللَّهُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
 

Artinya, “Dari Malik, bahwa sesungguhnya ia mendengar dari ulama yang dapat dipercaya dari ahli ilmu yang berkata, bahwa telah diperlihatkan kepada Rasulullah umur-umur manusia sebelumnya (yang sangat panjang) sesuai dengan kehendak Allah dari semua itu, sampai (akhirnya) usia umatnya semakin pendek (sehingga) mereka tidak bisa beramal lebih lama sebagaimana umat-umat yang lainnya karena panjangnya usia mereka. Maka Allah memberikan Rasulullah Lailatul Qadar yang lebih baik dari seribu bulan.” (HR Malik bin Anas).
 

Berdasarkan riwayat tersebut, dapat disimulkan bahwa keberadaan Lailatul Qadar merupakan pemberian istimewa dari Allah swt kepada Nabi Muhammad saw dan umatnya, agar umur mereka yang relatif pendek tidak kalah dalam hal meraih pahala ibadah dari-Nya dibanding dengan dengan umur umat sebelumnya yang memiliki usia panjang.
 

Karenanya, mari di momentum akhir bulan Ramadhan ini, kita tingkatkan semua amal ibadah dan kebaikan kepada Allah swt, dengan harapan mudah-mudahan bisa bertemu dengan malam mulia tersebut dan bisa mendapatkan kemuliaan dan keagungan yang ada di dalamnya.


 

Ustadz Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop Bangkalan Jawa Timur