Sirah Nabawiyah

Mukjizat Nabi Muhammad Terkait Hal Ghaib

Sen, 12 Agustus 2019 | 11:00 WIB

Mukjizat Nabi Muhammad Terkait Hal Ghaib

Ilustrasi Nabi Muhammad.

“Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghaib yang Kami wahyukan kepada kamu (Muhammad)." (Ali Imran: 44)

Hanya Allah yang mengetahui perkara ghaib. Namun Allah memberikan informasi kabar ghaib atau sesuatu yang belum terjadi kepada mereka yang dikehendaki-Nya. Salah satunya adalah Nabi Muhammad. Mukjizat Nabi yang berkaitan dengan hal-hal ghaib dianggap sebagai bukti paling kuat bahwa beliau memang utusan Allah. 

Berikut beberapa kabar yang disampaikan Nabi Muhammad dan benar-benar terjadi, baik pada masa beliau ataupun beberapa tahun setelahnya, sebagaimana dikutip dari buku Rasulullah Teladan Untuk Semesta Alam (Raghib as-Sirjani, 2011). Pertama, kematian an-Najasyi. Sebagaimana diriwayatkan Abu Hurairah, Nabi Muhammad mengumumkan kematian an-Najasyi pada hari saat Raja Negeri Habasyah itu wafat. 

Jarak antara Arab dengan Negeri Habasyah sangat jauh, membutuhkan waktu beberapa hari dan malam untuk perjalanan. Jika dinalar, tidak mungkin Nabi Muhammad tahu kabar kematian an-Najasyi pada hari itu juga, kecuali mendapatkan kabar langsung dari Allah.  

Kedua, penaklukkan Negeri Persia. Suatu ketika Nabi Muhammad mengatakan bahwa Negeri Persia akan ditaklukkan umat Muslim. Setelah itu, keamanan serta kedamaian di seperempat jazirah Arab terwujud. 

“Jika hidupmu panjang, engkau pasti melihat seorang perempuan di atas tandu unta menunggangi dari Hirah sampai ia berthawaf di Ka’bah, dimana ia tidak takut siapapun kecuali hanya kepada Allah,” kata Nabi Muhammad kepada Adi bin Hatim, mengumpamakan keadaan aman dan damai dari wilayah Persia hingga Makkah. Beberapa tahun setelahnya, Adi menyaksikan sendiri apa yang dikatakan Nabi Muhammad itu. 

Adi bin Hatim bertanya kepada Nabi perihal keberadaan penyamun Thayyi yang suka membuat kerusuhan di banyak negeri. Dijawab Nabi, harta-harta Kisra yang melimpah akan menguasai mereka. Tidak cukup sampai di situ, Adi kemudian menanyakan tentang Kisra bin Hurmuz.

“Kisra bin Hurmuz. Dan jika hidupmu panjang, engkau pasti melihat seorang laki-laki mengeluarkan emas atau perak sepenuh telapak tangannya. Ia mencari orang yang akan menerimanya, namun ia tidak mendapatkan seorang pun yang mau menerimanya,” jawab Nabi. Apa yang disabdakan Nabi Muhammad itu terjadi pada masa Khalifah Umar bin Abdul Azis. Dimana orang-orang hidup dalam berkecukupan. Tidak ada lagi yang mau menerima sedekah. 

Ketiga, penaklukkan Konstantinopel. Kata Nabi Muhammad, ibu kota Romawi Timur, Konstantinopel, akan ditaklukkan. Sebaik-baik pemimpin dan pasukan adalah pemimpin dan pasukan yang menaklukkan Konstantinopel. Kalau melihat kekuatan umat Islam ketika itu, maka apa yang dikatakan Nabi Muhammad itu menjadi ‘sesuatu yang meragukan.’ Karena pada saat itu, Romawi Timur merupakan salah satu imperium terbesar –selain Persia- yang menguasai dunia.

Apa yang disabdakan Nabi Muhammad itu menjadi pendorong umat Muslim setelahnya untuk berlomba-lomba menaklukkan Konstantinopel. Beberapa kali pasukan Muslim mencoba merebut Konstantinopel, namun gagal. Hingga akhirnya, Khalifah Turki Usmani, Muhammad al-Fatih, berhasil menaklukkan Konstantinopel pada 857 H/1453 M. (Muchlishon Rochmat)