
Al-Haddad berpesan serius perihal adab amar makruf dan nahi mungkar. Salah-salah amar makruf dan nahi mungkar menyebabkan penolakan orang-orang pada kebenaran.
Alhafiz Kurniawan
Penulis
Sayyid Abdullah bin Alwi Al-Haddad menyebutkan sejumlah hal terkait adab dalam melakukan amar makruf dan nahi mungkar. Bagi Al-Haddad, orang yang melakukan amar makruf dan nahi mungkar perlu memperhatikan adab-adabnya.
Pelanggaran adab amar makruf dan nahi mungkar memiliki konsekuensi serius. Pelanggaran adab amar makruf dan nahi mungkar dapat menjauhkan seseorang dari tujuan amar makruf dan nahi mungkar itu sendiri.
Al-Haddad berpesan serius perihal adab amar makruf dan nahi mungkar. Salah-salah amar makruf dan nahi mungkar menyebabkan penolakan orang-orang pada kebenaran.
ومن أهم الآداب وآكدها على من أمر بمعروف أو نهي عن منكر مجانبة الكبر والتعنيف والتعيير والشماتة بأهل المعاصي فإن ذلك قد يبطل الثواب ويوجب العقاب وربما يكون داعيا إلى رد الحق وعدم قبوله والاستجابة فليحذر كل الحذر من ذلك
Artinya, “Adab yang terpenting dan terkuat perihal amar makruf dan nahi mungkar adalah menjauhi kesombongan, kekerasan, hinaan, dan cacian terhadap orang yang bermaksiat. Semua itu dapat membatalkan pahala dan mendatangkan siksa. Terkadang sikap-sikap itu mengundang orang lain untuk menolak kebenaran, serta tidak menerima, dan menjawabnya. Hendaklah (siapa yang melakukan amar makruf dan nahi mungkar) waspada atas semua itu,” (Sayyid Abdullah Ba‘alawi Al-Haddad, An-Nasha’ihud Diniyyah wal Washayal Imaniyyah, [Indonesia, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah: tanpa tahun], halaman 57).
Al-Haddad menganjurkan agar amar makruf dan nahi mungkar dilakukan secara persuasif di samping dengan penyampaian bahasa yang sopan. Sedangkan orang yang melakukan amar makruf dan nahi mungkar juga dituntut untuk bersikap ramah.
وليكن رفيقا شفيقا لينا رحيما متواضعا مخفوض الجناح والله الموفق والمعين وبه الثقة وعليه التكلان
Artinya, “Hendaklah (siapa yang melakukan amar makruf dan nahi mungkar) bersikap ramah, berbelas kasih, lembut, sayang, rendah hati, dan merunduk. Semoga Allah memberi taufik dan pertolongannya. Hanya kepada-Nya (kita) menaruh kepercayaan dan kepasrahan,” (Sayyid Al-Haddad, An-Nasha’ihud Diniyyah: 57).
Kewajiban amar makruf dan nahi mungkar memiliki tujuan syariah (maqashidus syariah) yang hendak dicapai. Al-Haddad memberikan rambu-rambu penting berupa adab yang dapat mendekatkan amar makruf dan nahi mungkar dengan tujuannya. Wallahu a’lam. (Alhafiz Kurniawan)
Terpopuler
1
Khutbah Idul Adha 2025: Teladan Keluarga Nabi Ibrahim, Membangun Generasi Tangguh di Era Modern
2
Khutbah Idul Adha: Menanamkan Nilai Takwa dalam Ibadah Kurban
3
Bolehkah Tinggalkan Shalat Jumat karena Jadi Panitia Kurban? Ini Penjelasan Ulama
4
Khutbah Idul Adha: Implementasi Nilai-Nilai Ihsan dalam Momentum Lebaran Haji
5
Khutbah Idul Adha Bahasa Jawa 1446 H: Makna Haji lan Kurban minangka Bukti Taat marang Gusti Allah
6
Khutbah Idul Adha: Menyembelih Hawa Nafsu, Meraih Ketakwaan
Terkini
Lihat Semua