Syariah

Lailatul Ijtima’

NU Online  ยท  Selasa, 9 Juni 2009 | 03:54 WIB

Bagi Orang NU, menyelenggarakan pertemuan tiap bualan itu biasa. Pertemuan itu dinamakan Lailatul Ijtimaโ€™. Lailah artinya malam, dan ijtimaโ€™ artinya pertemuan. Artinya sebuah โ€pertemuan malam" yang diselenggarakan di setiap bulan.

Awalnya ini adalah kebiasaan para kiai yang akhirnya menjadi kebiasaan orang-orang NU atau pengurus NU. Acara ini dimanfaatkan untuk membahas, memecahkan dan mencarikan solusi atas problem organisasi, mulai masalah iuran, menghadapi Ramadlan, Tarawih, menentukan awal Ramadlan, sampai menjalar ke masalah-masalah umat yang berat.<>

Lailatul Ijtimaโ€™ ini adalat ditemui mulai dari tingkat pengurus ranting (desa), tingkat majelis wakil cabang (kecamatan), tingkat cabang (kabupaten/kota), tingkat wilayah (provinsi), sampai pengurus besar.

Salah satu pembukaan dalam Lailatul Ijtimaโ€™ ini biasanya adalah pembacaan tahlil yang menjadi ciri khas orang NU, mengirim doa kepada arwah orang tua, para guru, semua kaum muslimin dan muslimat, khususnya para sesepuh pendiri NU yang telah wafat.

Pertemuan semacam ini berdasar pada, pertama:

ูˆูŽูููŠ ุฑููˆูŽุงูŠูŽุฉู ุงู„ุจูุฎูŽุงุฑููŠ ูˆูŽู…ูุณู’ู„ูู…ู ูˆูŽุงู„ุชู‘ูุฑู’ู…ูุฐููŠ ูˆูŽุงู„ู†ู‘ูŽุณูŽุงุฆููŠ ู‚ุงู„ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ุงูŽู„ุฏู‘ูุนูŽุงุกู ู…ูุณู’ุชูŽุฌูŽุงุจูŒ ุนูู†ู’ุฏูŽ ุงุฌู’ุชูู…ูŽุงุกู ุงู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ. ูˆูŽูููŠู’ ุฑููˆูŽุงูŠูŽุฉู ุงู„ุฏู‘ูุนูŽุงุกู ู…ูุณู’ุชูŽุฌูŽุงุจูŒ ูููŠู’ ู…ูŽุฌูŽุงู„ูุณู ุงู„ุฐู‘ููƒู’ุฑู ูˆูŽุนูู†ู’ุฏูŽ ุฎูŽุชู’ู…ู ุงู„ู’ู‚ูุฑู’ุขู†ู. ูƒูŽุฐูŽุง ูููŠู’ ุงู„ู’ุญูุตู’ู†ู ุงู„ู’ุญูŽุตููŠู’ู†ู

Dari riwayat Bukhori, Muslim, Turmudzi, dan Nasaโ€™i, Rasulullah SAW bersabda: Doa mustajab (dikabulkan) itu ketika berkumpulnya kaum muslimin. Di sebuah riwayat lain disebutkan: Doa mustajab itu ada di majels dzikir dan khataman Al-Qur-an. Demikian seperti dumuat dalam kitab Al-Hisnul Hasin. (Khozinatul Asror, hlm 140)

Dalil kedua:

ูˆูŽุงู„ู’ุญูŽู‚ู‘ู ุฃู†ู‘ูŽ ุงู’ู„ู…ูุคู’ู…ูู†ูŽ ุฅูุฐุงูŽ ุงุดู’ุชูŽุบูŽู„ูŽ ูููŠู’ ุชูู„ู’ูƒูŽ ุงู„ู‘ูŽูŠู’ู„ูŽุฉู ุงู„ู’ุฎูŽุงุตู‘ูŽุชู ุจูุฃู‘ู†ู’ูˆูŽุงุกู ุงู„ู’ุนูุจูŽุงุฏูŽุฉู ู…ูู†ูŽ ุงู„ุตู‘ูŽู„ูŽุงุชู ูˆูŽุงู„ุชู‘ูู„ูŽุงูˆูŽุฉู ูˆูŽุงู„ุฐู‘ููƒู’ุฑู ูˆูŽุงู„ุฏู‘ูุนูŽุงุกู ูŠูŽุฌููˆู’ุฒู ูˆูŽู„ูŽุง ูŠููƒู’ุฑูŽู‡ู

Orang-orang mukmin jika menyelenggarakan malam yang khas itu dan mengisinya dengan berbagai kegiatan seperti shalat, membaca Al-Qurโ€™an, dzikir, dan doa, hukumnya boleh-boleh saja, tidak makruh. (Durratun Nasihin, Hlm 204)


Dalil ketiga,

ุงูŽู„ู’ุนูุจูŽุงุฏูŽุฉู ู‡ููˆูŽ ููุนู’ู„ู ุงู„ู’ู…ููƒูŽู„ู‘ูŽูู ุนูŽู„ูŽู‰ ุฎูู„ูŽุงูู ู‡ูŽูˆูŽู‰ ู†ูŽูู’ุณูู‡ู ุชูŽุนู’ุธููŠู’ู…ู‹ุง ู„ูุฑูŽุจู‘ูู‡ู

Ibadah adalah pekerjaan mukallaf melawan hawa nafsu demi mengagungkan asma Allah. (At-Taโ€™rifat lis Sayyid Ali bin Muhammad al-Jurjani, hlm. 128)


KH Munawir Abdul Fattah
Pengasuh Pondok Pesantren Krapyak, Yogyakarta.
Tulisan ini dimuat di salah satu buku penulis tentang "Tradisi Orang-orang NUโ€

Terkait

Syariah Lainnya

Lihat Semua