Syariah

Wajah dan Penampilan 10 Golongan Pelaku Maksiat di Padang Mahsyar

Senin, 4 Januari 2021 | 09:00 WIB

Wajah dan Penampilan 10 Golongan Pelaku Maksiat di Padang Mahsyar

Padang mahsyar akan diisi pula oleh orang-orang berpenampilan dan berwajah buruk sebagaimana kelakuan buruk mereka semasa di dunia.

Padang Mahsyar adalah tempat yang sangat luas di mana seluruh manusia dikumpulkan setelah mereka dibangkitkan dari kubur atau tempat lain yang Allah kehendaki untuk diadili satu per satu di hadapan Allah subhanu wa ta’ala untuk ditimbang semua amalnya dan dihisab (Sayyid Abdullah bin Alawi al-Haddad, Sabîlul Iddikâr wal I’tibâr bimâ Yamurru bil Insân wa Yanqadli Lahu minal A’mâr [Dar Al-Hawi, 1998], cet. II, hal. 14).


Di Mahsyar ini, sebagaimana dikisahkan oleh Rasulluah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Mu’adz bin Jabal radhiallahu anh, terdapat 10 golongan pelaku maksiat dengan wajah dan penampilan mereka masing-masing sesuai dengan jenis kemaksiatan yang mereka lakukan selama hidup di dunia sebagai berikut: 


Pertama, فمنهم على صورة القردة؛ فأما الذين على صورة القردة فالقتات من الناس - يعني النمام 


Artinya: “Ada yang diserupakan wajahnya seperti monyet. Mereka adalah orang-orang yang ketika di dunia suka menyebarkan fitnah di antara manusia.” 


Kedua, وبعضهم على صورة الخنازيروأما الذين على صورة الخنازير، فأهل السحت والحرام والمكس


Artinya: Ada yang diserupakan seperti babi. Yang serupa babi adalah orang suka makan harta haram dan merampas hak orang lain.”


Ketiga, وبعضهم منكسون: أرجلهم أعلاهم، ووجوههم يسحبون عليها. وأما المنكسون رؤوسهم ووجوههم، فأكلة الربا،


Artinya: Ada yang tubuhnya terbalik (kakinya di atas) dan diseret muka mereka. Yang tertelungkup kepalanya di bawah kakinya di atas, adalah kaum pemakan riba.”


Keempat, وبعضهم عمي يتردون، والعمي: من يجور في الحكم 


Artinya: Ada yang buta tersungkur. Yang dalam keadaan buta adalah mereka yang bertindak zalim dalam pemerintahan.”


Kelima, وبعضهم صم بكم لا يعقلون، والصم البكم: الذين يعجبون بأعمالهم


Artinya: Ada yang bisu tuli dan tidak berakal. Yang buta-tali ialah orang yang suka ‘ujub (bangga dan sombong) dengan amalannya.”


Keenam, وبعضهم يمضغون ألسنتهم، فهي مدلاة على صدورهم، يسيل القيح من أفواههم لعابا، يتقذرهم أهل الجمع. والذين يمضغون ألسنتهم: فالعلماء والقصاص الذين يخالف قولهم فعلهم


Artinya: Ada yang mengunyah-ngunyah lidahnya sendiri yang menjulur sampai ke dada; dari mulut mereka mengalir nanah laksana air liur berbau busuk dan membuat semua orang merasa jijik kepadanya. Yang mengunyah-unyah lidahnya sendiri seperti ini adalah para ulama dan hakim yang kata-katanya berlawanan dengan perbuatannya.”


Ketujuh, وبعضهم مصلبون على جذوع من النار والمصلبون على جذوع فالسعاة بالناس إلى السلطان


Artinya: Ada yang disalib di atas palang-palang api. Yang tersalib di atas palang-palang api adalah orang yang suka memfitnah orang lain kepada penguasa.”


Kedelapan, وبعضهم مقطعة أيديهم وأرجلهم، والمقطعة أيديهم وأرجلهم: فالذين يؤذون الجيران


Artinya: Ada yang terpotong tangan dan kakinya. Yang terpotong-potong tangan dan kakinya adalah orang yang selalu mengganggu tetangganya.”


Kesembilan, ، وبعضهم أشد نتنا من الجيف والذين هم أشد نتنا من الجيف فالذين يتمتعون بالشهوات واللذات، ويمنعون حق الله من أموالهم.


Artinya: Ada yang baunya lebih busuk dari bangkai. Yang bahunya lebih busuk dari pada bangkai adalah orang yang selalu memuaskan hawa nafsunya, bergelimang dalam dosa syahwat dan menolak menunaikan hak Allah dalam harta kekayaannya.”


Kesepuluh, ، وبعضهم ملبسون جلابيب سابغة من القطران لاصقة بجلودهم والذين يلبسون الجلابيب: فأهل الكبر والفخر والخيلاء


Artinya: Ada yang memakai baju-baju panjang (terbuat dari timah meleleh). Mereka adalah orang yang selalu takabur, suka bermegah dan memuji diri.”


(Lihat Sidi Abdul Latif at-Tajkani, al-Khuthabul ‘Aqaidiyyah [Beirut, Dar al-Kutub al-Ilmiyyah: 2012], Cetakan I, Hal. 167-168). 
 


Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa para pelaku kemaksiatan di dunia, baik kemaksiatan itu merugikan orang lain atau hanya merugikan diri sendiri, akan ditampakkan oleh Allah di akhirat dengan wajah atau rupa binatang dan penampilan yang mengerikan. 


Kemaksiatan yang merugikan orang lain misalnya adalah memfitnah orang lain, memakan harta orang lain (korupsi), pejabat yang menzalimi rakyatnya, ulama dan hakim yang tidak jujur dan konsekuen, dan para pengganggu tetangga. Sedangkan kemaksiatan yang cenderung merugikan diri sendiri adalah membanggakan dan menyombongkan amal sendiri (ujub), mengumbar nafsu syahwat dan duniawi, suka angkuh, sombong, dan membanggakan diri. 


 
Muhmmad Ishom, dosen Fakultas Agama Islam Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Surakarta.