Tafsir

Makhluk Unik Berbungkus Islam Menurut Habib Ahmad bin Novel Jindan

Senin, 6 Agustus 2018 | 06:45 WIB

Allah ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an Surat Ali 'Imran ayat 173:

الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ

Artinya, “(Orang-orang beriman, yaitu) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan, ‘Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka,’ maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab, ‘Cukuplah bagi kami Allah dan Allah adalah sebaik-baik Tuhan yang mengurus urusan.'"


Surat Ali 'Imran Ayat 174 berbunyi:

فَانْقَلَبُوا بِنِعْمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَفَضْلٍ لَمْ يَمْسَسْهُمْ سُوءٌ وَاتَّبَعُوا رِضْوَانَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ ذُو فَضْلٍ عَظِيمٍ

Artinya “Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia dari Allah, sedang keburukan tidak menyentuh mereka, dan mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.”

Pada Surat Ali 'Imran ayat 175, Allah SWT berfirman:

إِنَّمَا ذَٰلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

Artinya, “Sesungguhnya orang-orang itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakutnakuti para pengikutnya, karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, dan takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman ”.

Ayat ini diturunkan oleh Allah tatkala Nabi Muhammad dan para sahabatnya kembali dari perang Uhud. Saat itu Abu Sufyan, panglima perang kaum kafir Quraisy bertekad untuk melakukan serangan balik untuk menghabisi Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya yang terluka parah usai Perang Uhud. Tetapi, prajurit kaum kafir Quraisy telah dirasuki rasa takut sehingga usaha Abu Sufyan gagal. Tidak berhenti sampai di situ, Abu Sufyan berusaha untuk menebar provokasi dan berita hoaks.

Al-Imam Ibnu Jarir meriwayatkan bahwa Abu Sufyan membayar orang-orang Arab badui untuk menebar kabar di tengah barisan Nabi Muhammad dan para sahabatnya, yaitu kabar bahwa Abu Sufyan telah mengumpulkan pasukan yang sangat besar dari suku bangsa Arab untuk menghabisi Nabi Muhammad SAW dan para sahabat sampai ke akarnya.

Saat berita diembuskan Nabi Muhammad telah keluar pada hari berikutnya dari Madinah bersama para sahabatnya untuk melanjutkan pertempuran. Saat itu Rasulullah mengatakan, “Semua yang kemarin ikut kami dalam Perang Uhud, maka hendaknya hari ini ikut barsama kami untuk melanjutkan pertempuran. Mereka yang kemarin tidak ikut bersama kami di medan Perang Uhud, maka tidak boleh ikut bersama kami di hari ini.”

Para sahabat keluar dari Madinah dalam keadaan terluka parah demi memenuhi perintah Rasulullah untuk melanjutkan pertempuran. Tatkala mereka tiba di suatu tempat di luar Kota Madinah yang dikenal dengan nama Hamra Al-Asad, sampailah kepada mereka kabar yang sengaja disebar oleh Abu Sufyan melalui orang-orang Arab badui.

Namun yang sangat luar biasa, para sahabat sama sekali bergeming ketika mendengar kabar tersebut. Keimanan mereka kepada Allah semakin bertambah. Saat itu setiap individu dari mereka menyatakan apa yang memang sudah berakar dalam jiwa dan sanubari mereka yaitu, “Hasbunallah wa ni’mal wakil,” artinya "Cukuplah bagi kami Allah. Allah adalah sebaik-baik Tuhan yang mengurus urusan."

Allah melihat keimanan para sahabat dan penghambaan sejati mereka kepada-Nya, ketulusan dan pengorbanan mereka. Allah menyaksikan hati para sahabat yang penuh dengan Allah dan Rasul-Nya, hati yang tidak memuat selain Allah.

Surat Ali 'Imran Ayat 174 berbunyi:

فَانْقَلَبُوا بِنِعْمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَفَضْلٍ لَمْ يَمْسَسْهُمْ سُوءٌ وَاتَّبَعُوا رِضْوَانَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ ذُو فَضْلٍ عَظِيمٍ

Artinya, “Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia dari Allah, sedang keburukan tidak menyentuh mereka. Mereka mengikuti keridhaan Allah. Allah mempunyai karunia yang besar.”

Apa yang dilakukan oleh Abu Sufyan dengan menebar kabar melalui orang-orang Arab badui dengan tujuan menebar keresahan, rasa takut, provokasi, membuat mereka mundur, dan khawatir adalah apa yang digambarkan Surat Ali 'Imran Ayat 175:

إِنَّمَا ذَٰلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

Artinya, “Sesungguhnya orang-orang itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti para pengikutnya, karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, dan takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman”.

Setiap pihak yang menyebarkan kabar atau berita dengan tujuan agar umat Islam takut dan gentar kepada selain Allah, maka dia adalah setan. Kabar yang dia sebarkan adalah kabar yang dibuat setan. Orang yang termakan oleh kabar tersebut hingga dia menjadi takut dan gentar kepada selain Allah adalah pengikut setan.

Apa yang saya kemukakan di atas adalah keadaan orang-orang beriman sejati dari generasi sahabat Rasul. Namun muncul di zaman ini makhluk unik berbungkus Islam.

Terjadi di zaman ini kasus yang sama, tetapi berbeda dalam hal menyikapinya. Namun yang unik adalah bungkusnya bungkus Islam, tetapi di dalam bungkus hanyalah makhluk lain nan-unik.

Berita disebar melalu media sosial. Broadcast tiada henti bekerja. Dalam sekejap kabar langsung sampai ke berbagai penjuru. Semua kabar tersebut berisi berita tentang pihak-pihak yang berusaha menggempur Islam, pihak asing yang ingin menguasai negeri tercinta ini, antek-antek yang mengusai sendi-sendi pemerintahan dan berbagai kabar yang sangat banyak sekali.

Semua itu, tujuannya agar umat Islam resah, khawatir serta takut kepada selain Allah, membuat hati memuat kepada selain Allah.

Bagaimana umat Islam saat ini menyikapinya?

Kita semua menyaksikan dengan mata kepala kita, di mimbar-mimbar, di masjid-masjid, di berbagai tempat, kebanyakan umat Islam menyikapinya dengan cara yang beragam, dan sedikit yang menyikapinya dengan cara yang sama dengan para sahabat Rasulullah. Kita tidak melihat iman yang bertambah, dan kita tidak melihat setiap individu umat islam saat ini menyatakan, “Hasbunallah wa ni’mal wakil”, "Cukuplah bagi kami Allah dan Allah adalah sebaik-baik Tuhan yang mengurus urusan". Tidak, orang-orang yang seperti ini justru terasing dan menjadi segelintir yang asing kita lihat.

Bahkan yang kita lihat saat ini bahwa para penebar kabar dan berita tersebut adalah para penyeru Islam itu sendiri. Surat Ali 'Imran Ayat 175 berbunyi:

إِنَّمَا ذَٰلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

Artinya, “Sesungguhnya orang-orang itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakutnakuti para pengikutnya, karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, dan takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman”.

Itulah kisah para sahabat Rasulullah yang terdahulu, dan inilah kisah makhluk unik berbungkus Islam masa ini. Wallahu a'lam.

Jumat 14 Dzulqaidah 1439 H/27 Juli 2018.

(Asy-Syariif Ahmad bin Novel bin Salim bin Jindan, pengasuh Majelis Al-Fachriyah)


Terkait

ADVERTISEMENT BY OPTAD