Tafsir

Penjelasan Al-Qur’an tentang Tahap Penciptaan Manusia Pertama

Rab, 16 Juni 2021 | 14:30 WIB

Penjelasan Al-Qur’an tentang Tahap Penciptaan Manusia Pertama

Ilustrasi bayi. (Foto: via ckphu.com)

Nabi Adam merupakan manusia pertama yang diciptakan oleh Allah swt. Karena itu, Nabi Adam dijuluki sebagai Abu al-Basyar (nenek moyang manusia). Dalam Al-Qur'an, Allah menjelaskan proses dan tahapan penciptaan manusia pertama itu. Mulai dari tanah sampai wujud manusia yang bernyawa. Semua proses itu sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an.


Tahap Pertama


Pada tahap pertama, dijelaskan bahwa Adam diciptakan dari tanah. Dalam Q.S. Ali 'Imron [3]: 59, Allah berfirman,


اِنَّ مَثَلَ عِيْسٰى عِنْدَ اللّٰهِ كَمَثَلِ اٰدَمَۗ خَلَقَهٗ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ

ADVERTISEMENT BY OPTAD


Artinya, "Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya, "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia." (Q.S Ali 'Imran [3] : 59)


Ayat tersebut menjelaskan analogi Nabi Isa dengan Nabi Adam yang sama-sama diciptakan tanpa seorang bapak. Bahkan, Nabi Adam bukan hanya tanpa bapak, tapi juga tanpa ibu yang mengandung dan melahirkannya. Adam diciptakan dari tanah.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND


Al-Baidhawi menjelaskan, ayat tersebut merupakan penjelasan dalam bentuk penganalogian diciptakannya Nabi Isa dengan Nabi Adam yang diciptakan tanpa ayah dan ibu, keduanya sama-sama tercipta dari tanah. (liat Al-Baidhawi, Anwar al-Tanzil wa Aswa al-Ta’wil, juz 2, hal. 20)


Dalam hadits sahih dijelaskan, Abu Dawud dan Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Hurairah ra. dari Rasulullah saw,

ADVERTISEMENT BY OPTAD


أنتم بنو أدم، و أدم من تراب


Artinya, "Kalian semua adalah anak cucu Adam, dan Adam terbuat dari tanah."

ADVERTISEMENT BY ANYMIND


Dalam hadits sahih yang lain juga dijelaskan,


إن الله خلق أدم من قبضة. قبضها من جميع الأرض. فجاء بنو أدم على قدر الأرض. فجاء منهم الأحمر، و

 

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

الأبيض و الأسود و بين ذلك. و السهل و الحزن، و الخبيث و الطيب.


Artinya, "Sesungguhnya Allah Swt. menciptakan Adam dari segenggam (tanah). Digenggamnya dari semua (jenis) tanah. Sehingga rupa anak cucu adam sebagaimana dari tanah diambilnya. Sehingga dari mereka ada yang berkulit merah, putih, hitam, antara putih dan hitam. Ada yang berbahagia, bersedih, buruk, baik, dan antara keduanya."

 

Dr. Shalah al-Khalidi memaparkan, hadis ini menjelaskan rahasia perbedaan warna kulit manusia. Hal itu karena berbeda warna tanah saat penciptaannya. Sebagaimana perbedaan manusia dari jiwa, karakter dan lakunya. Hal itu karena perbedaan jenis bahan tanah penciptaannya. (lihat Al-Khalidi, al-Qashash al-Qur’ani, Juz 1, hal. 91)


Tahap Kedua


Tahap berikutnya adalah dalam bentuk tanah yang dicampuri air. Dalam al-Qur'an diistilahkan dengan kata 'Thin'. Sehingga perbedannya adalah, jika pada tahap pertama murni tanah, maka tahap kedua ini sudah dicampuri air. (lihat AL-Khalidi, al-Qashash al-Qurani, Juz 1, hal. 91). Dalam Q.S al-Qur’an Allah swt berfirman,


اِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ خَالِقٌۢ بَشَرًا مِّنْ طِيْنٍ


Artinya, “(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah." (Q.S Shad [38] : 71)


Tahap Ketiga


Pada tahap ketiga, Adam sudah dalam bentuk tanah liat yang kering dan kuat. Jika sebelumnya lembek karena mengandung air, maka tahap ini sudah mengering dan keras. Sebuah tahap lanjutan dari proses sebelumnya. Allah berfirman,


فَاسْتَفْتِهِمْ اَهُمْ اَشَدُّ خَلْقًا اَمْ مَّنْ خَلَقْنَاۗ اِنَّا خَلَقْنٰهُمْ مِّنْ طِيْنٍ لَّازِبٍ


Artinya, “Maka tanyakanlah kepada mereka (musyrik Mekah), "Apakah mereka yang lebih kukuh kejadiannya ataukah apa yang telah Kami ciptakan itu?" Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat.” (Q.S Ash-Shaffat [37] : 11)


Imam Raghib al-Ashfihani menjelaskan, bahwa arti kata 'Lazib' adalah (tanah) yang sudah mengeras.


Menurut Dr. Shalah al-Khalidi, ini merupakan tahap lanjutan dari tahap sebelumnya yang berupa perubahan dari tanah yang lembek karena berair menjadi 'tanah liat' yang kokoh dan kuat. (lihat Al-Khalidi, al-Qashash al-Qurani, juz 1, hal. 92)


Tahap Keempat


Pada tahap ini, berubah menjadi wujud tanah yang berwarna hitam, berbau tidak enak, berubah bentuk dan kering. (lihat Al-Khalidi, al-Qashash al-Qurani, juz 1, hal. 93)


Allah swt berfirman,


وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ خَالِقٌۢ بَشَرًا مِّنْ صَلْصَالٍ مِّنْ حَمَاٍ مَّسْنُوْنٍۚ


Artinya, “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk." (Q.S Al-Hijr [15] : 28)


Dr. Shalah al-Khalidi menjelaskan, ini merupakan tahap kelanjutan dari sebelumnya. Setelah sebelumnya tanah berair yang lembek menjadi kering dan mengeras, lalu dibiarkan sesaat, hingga menjadi berwarna hitam, berbau tidak enak, berubah pola dan kering. (lihat Al-Khalidi, al-Qashash al-Qurani Juz 1, hal. 93)


Tahap Kelima


Pada tahap ini, wujudnya berupa tanah kering yang mengeluarkan bunyi ketika diketuk.


خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ كَالْفَخَّارِ


Artinya, "Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar." (Q.S Ar-Rahman [55]: 14)


Imam al-Baidhawi menjelaskan, kata 'Shalsal' memiliki arti tanah kering yang memiliki suara. (Tafsir al-Baidhawi, Anwar al-Tanzil wa Aswa al-Ta’wil, juz 5, hal. 171)


Senada dengan al-Baidhawi, Dr. Shalah al-Khalidi juga menjelaskan bahwa 'Shalshal' berarti tanah kering. Dinamakan demikian karena mengeluarkan bunyi jika diketuk. (lihat Al-Khalidi, al-Qashash al-Qur’ani, juz 1, hal. 94)


Sederhananya kita bisa membayangkan tanah yang sudah diolah menjadi sebuah tembikar: kering dan karena kerasnya akan mengeluarkan bunyi jika diketuk. 


Tahap Keenam


Kelima tahap di atas belum membentuk pola Adam sebagai bentuk manusia dan belum ditiup ruh pada diri Adam. Masih perubahan tanah sesuai tahap masing-masing. Baru pada tahap selanjutnya, tahap keenam, Adam sudah dibentuk dalam wujud manusia dan sudah ditiupkan ruh. Dalam al-Qur’an Allah swt berfirman,


وَلَقَدْ خَلَقْنٰكُمْ ثُمَّ صَوَّرْنٰكُمْ ثُمَّ قُلْنَا لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اسْجُدُوْا لِاٰدَمَ فَسَجَدُوْٓا اِلَّآ اِبْلِيْسَۗ لَمْ يَكُنْ مِّنَ السّٰجِدِيْنَ


Artinya, "Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat, "Bersujudlah kamu kepada Adam," maka mereka pun bersujud kecuali Iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud." (Q.S Al-A'raf [7]: 11)


Dr. Shalah al-Khalidi menjelaskan, ini merupakan fase kedua setelah fase penciptaan sebelumnya (lima tahap). Setelah sebelumnya berupa tanah yang mengeras, kemudian dibentuk dan ditegakkan. Jadilah bentuk patung dalam wujud manusia. Ini sebelum ditiup ruh. (lihat Al-Khalidi, al-Qashash al-Qurani, juz 1, hal. 95)


Berikutnya, barulah ruh ditiupkan pada Adam. Allah memerintahkan malaikat dan jin untuk sujud pada Adam. Hanya saja jin terlalu angkuh untuk mematuhi perintah Tuhannya dan sujud pada makhluk yang berbahan baku tanah itu. Allah berfirman,


وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ خَالِقٌۢ بَشَرًا مِّنْ صَلْصَالٍ مِّنْ حَمَاٍ مَّسْنُوْنٍۚ (٢٨) فَاِذَا سَوَّيْتُهٗ وَنَفَخْتُ فِيْهِ مِنْ رُّوْحِيْ فَقَعُوْا لَهٗ سٰجِدِيْنَ (٢٩)


Artinya, “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.” (Q.S Al-Hijr [15]: 28-29)


Tahap keenam ini merupakan 'finalisasi' wujud Adam dalam sosok manusia pertama yang diciptakan oleh Allah swt.


Muhamad Abror, Pengasuh Madrasah Baca Kitab, alumnus Pondok Pesantren KHAS Kempek Cirebon, Mahasantri Ma'had Aly Saidusshiddiqiyah Jakarta

ADVERTISEMENT BY ANYMIND