Daerah

Pentingnya Melek Literasi Media Siber

Sab, 28 Oktober 2017 | 16:00 WIB

Semarang, NU Online
Hamidulloh Ibda, dosen Jurusan Tarbiyah STAINU Temanggung dilantik menjadi pengurus Bidang Literasi Media Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Jateng periode 2017-2022, Sabtu (28/10). Ia mengatakan, akademisi baik itu kalangan mahasiswa maupun dosen, peneliti, haruslah melek media siber atau online. Pihaknya mendorong semua akademisi bisa memanfaatkan gawai untuk mengonsumsi berita sekaligus berdakwah.

"Selama ini kalau sudah pegang gawai, tidak peduli mau dosen, guru, tukang batu, hampir semuanya hanya baca judulnya saja, lalu dikomen dan dibagikan tanpa proses tabayun, cek ricek. Padahal kalau ilmuwan atau di sini akademisi, metode mendapatkan kebenaran tidak bisa kalau hanya dari berita online," beber Ibda di sela-sela pelantikan di ruang Lokarida lantai 8 Gedung Moch. Ikhsan Balaikota Semarang.

Kalau wartawan, kata dia, boleh saja mendasarkan kebenaran pada wawancara dan klarifikasi, atau bahasa kita tabayun. 

"Itu bagi wartawan ya sah-sah saja. Tapi ilmuwan, tidak boleh dong mendasarkan kebenaran hanya dari informasi media siber. Karena kalau mau jadi ilmuwan sesungguhnya, metode mendapatkan beritanya ya minimal melalui kerja ilmiah, melalui tahap filsafat ilmu,” tambahnya.

Karena itu, semua informasi harus logis, sistematis, empiris dan tidak berdasarkan kabar burung. Metode yang digunakan pun tidak hanya sekadar wawancara dan tabayun saja, melainkan lengkap dan kafah.
Ibda juga menyoroti psikologi pembaca media siber yang memang mudah gumunan (kagetan, Red) dan tidak bisa membedakan mana berita yang asli dan palsu. Hal itu karena mereka memang buta literasi media siber.

Menurut dia, literasi media siber sangat penting, karena hampir semua orang belum paham apa itu media siber dan media sosial. Semua sumber berita itu, kata dia, tidak dibedakan dan dipetakan. Maka dari itu, ini menjadi garapan SMSI Jateng yang akan dimasukkan dalam program kerja. 

"Di sini tidak hanya kumpulan jurnalis. Namun di sini itu kumpulan media sibernya. Bisa pengelola dan juga jurnalisnya yang diberi kepercayaan untuk mewakili media itu bergabung di SMSI," papar pria yang pernah aktif sebagai Sekretaris IPNU tersebut.

Media yang bergabung di SMSI Jateng, kata Ibda, adalah kumpulan media yang sudah berbadan hukum dan resmi serta bukan blogger. 

Ia berharap masyarakat mampu membedakan antara media online atau siber dan media sosial seperti facebook, twitter, instagram, dan path. 

Ibda dilantik Auri Jaya Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Kerjasama SMSI Pusat bersama enam belas pengurus lainnya yang mewakili dari media siber di wilayah Jawa Tengah. (Heri/Kendi Setiawan)