Al-Syaikh al-Imam al-Bushiri dalam Sya’ir legendarisnya, al-Burdah mengatakan:
مُنَزَّهٌ عَنْ شَرِيْكٍ فِيْ مَحَاسِنِهِ * فَجَوْهَرُ الْحُسْنِ فِيْهِ غَيْرُ مُنْقَسِمِ
“Ia (Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam) sempurna perangai dan rupanya. Allah sang maha pencipta memilihnya sebagai kekasih. Keindahannya tiada yang dapat menandingi. Keindahan dalam sosoknya tidaklah terbagi dengan yang lain”.
Perawakan Rasulullah sedang, tidak terlalu pendek, tidak pula terlampau tinggi. Rambutnya ikal bergelombang, tidak keriting bergulung dan tidak pula lurus kaku. Badannya gempal tidak terlampau gemuk, dagunya tidak lancip. Wajahnya dengan bentuk yang agak bundar merupakan yang paling tampan di antara manusia sejagat raya. Kulitnya putih kemerah- merahan.
Matanya hitam pekat. kedua bulu matanya memanjang tidak saling menempel, sehingga tampak indah sempurna. Ia lebih sering memandang ke arah bawah dari pada ke atas, menggambarkan sosok yang sangat tawadlu’ dan khusyu’.
Kepala dan jidatnya lebar. Hidungnya mancung. Mulutnya lebar dan wangi. Gigi serinya renggang. Saat berbicara, tampak ada cahaya yang memancar keluar di antara kedua gigi serinya. Pipinya lebar dan tidak tampak menjulur tulangnya. Lehernya bak lukisan yang elok nan indah, bersih jernih layaknya warna perak.
Bahunya bidang. Bulunya yang lebat memanjang dari dada sampai ke pusat. Tapak tangan dan kakinya tebal dan halus. Laju langkahnya cepat dan tegap. Saat menoleh, seluruh badannya ikut menoleh, menunjukan pribadi yang menghargai siapa pun. Di antara kedua bahunya terdapat khatam al-nubuwwah (tanda kenabian). Perangainya amat lembut dan ramah.
Sosoknya begitu berwibawa. Pasang mata yang melihatnya, pastilah akan langsung menaruh hormat padanya, meski baru pertama kali memandangnya. Siapa pun yang berkumpul dan mengenalinya, ia akan mencintainya.
Keringatnya putih bersih mengkilap bagaikan mutiara. Baunya yang sangat harum hingga Ummu Sulaim menjadikannya sebagai parfum. Sungguh aku bersumpah tiada parfum yang lebih wangi dari keringatnya.
Al-Hafizh al-‘Iraqi mengatakan:
(M. Mubasysyarum Bih)
Referensi:
Syaikh Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki, Muhammad Rasulullah al-Insan al-Kamil, hal. 15; Syaikh Sulaiman al-Jamal, Al-Mawahib al-Muhammadiyyah, Juz 1, hal. 58; dan al-Hafizh al-‘Iraqi, al-Fiyyah al-Sirah al-Nabawiyyah, hal.17.
Terpopuler
1
Niat Puasa Arafah untuk Kamis, 5 Juni 2025, Raih Keutamaan Dihapus Dosa
2
Menggabungkan Qadha Ramadhan dengan Puasa Tarwiyah dan Arafah, Bolehkah?
3
Takbiran Idul Adha 1446 H Disunnahkan pada 5-9 Juni 2025, Berikut Lafal Lengkapnya
4
Khutbah Idul Adha: Mencari Keteladanan Nabi Ibrahim dan Ismail dalam Diri Manusia
5
Panduan Shalat Idul Adha: dari Niat, Bacaan di Antara Takbir, hingga Salam
6
Khutbah Idul Adha 2025: Teladan Keluarga Nabi Ibrahim, Membangun Generasi Tangguh di Era Modern
Terkini
Lihat Semua