Ketika Pahala Ceramah Mbah Bisri Musthofa untuk Para Santrinya
NU Online · Sabtu, 27 Agustus 2016 | 01:00 WIB
Meski permintaan ceramah di luar daerah begitu padat namun Kiai Bisri karena kasih sayang dan kecintaanya yang besar kepada para santrinya, penulis Tafsir Al-Ibris ini senantiasa berusaha agar kegiatan dakwah di masyarakat tidak mengganggu aktivitasnya dalam mengajar santri di pesantren.
Seperti pernah disampaikan putranya, KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) dalam suatu pidatonya, kendati jadwal sudah diatur, ada saja permintaan atau undangan dari panitia pengajian yang kadang-kadang waktunya berbenturan dengan jadwal Kiai Bisri mengajar santri di pesantren. Sekali lagi, sebetulnya sudah menjadi prinsip bagi menantu Mbah Kiai Kholil Harun Kasingan Rembang tersebut bahwa jadwal mengajar santri di pondok pesantren yang diasuhnya jangan sampai absen atau kosong. Sehingga, beliau mengatur agar saat mengisi pengajian di masyarakat tidak berbarengan dengan jadwal mengajar di pesantren.
Ketika undangan ceramah ternyata bersamaan dengan jadwal ngajar di pesantren, Kiai Bisri selalu berkata kepada mereka dengan terang-terangan bahwa beliau dengan terpaksa menolak karena tidak mau mengecewakan para santri yang sudah dititipkan orang tuanya kepadanya yang pada saat bersamaan mereka berhak mendapatkan pelajaran.
Tapi tamu pengundang terkadang tidak menyerah dalam membujuk supaya sahabat karib KH Mahrus Ali Lirboyo ini berkenan dapat rawuh sesuai waktu yang ditargetkan panitia, sementara mereka tidak sabar bila menunggu waktu-waktu longgar yang tentu sulit didapatkan karena padatnya agenda mengisi pengajian di tempat lain.
Agar maksudnya tercapai, pihak pengundang umumnya mengajukan alasan, "Kiai, bukankah para santri sudah setiap hari belajar dengan panjenengan, jadi kesempatan mereka masih begitu banyak, sementara kesempatan untuk kami masyarakat yang jauh hanya sekali-kali saja dapat memperoleh pengajian dari Kiai Bisri."
Akhirnya karena didesak dan atas dasar alasan di atas, Kiai Bisri Mustofa pun mengalah dan bersedia memenuhi undangan ceramah dari perwakilan penitia tersebut.
Dalam sebuah acara pengajian di daerah Cirebon di sela-sela pembicaraannya, Mbah Bisri berdoa memohon pada Allah agar pahala ngajinya di tempat itu supaya diberikan kepada santrinya di pondok yang malam itu beliau tinggalkan. "Pengajian saya di tempat ini meninggalkan jadwal ngaji bersama santri di pondok, maka dari itu pahala ngajiku di sini berikanlah ya Allah kepada santri-santriku di pondok yang saya tinggalkan," doa Mbah Bisri. (M. Haromain)
Cerita ini pernah dikisahkan KH A Mustofa Bisri dalam sambutan acara Peringatan Satu Abad Pesantren Lirboyo di Aula Al-Muktamar, Kediri, Jawa Timur, tahun 2010.
Terpopuler
1
Tanggapan Rais Syuriyah PCNU Pemalang atas Bentrok FPI dengan PWI-LS
2
Ini Doa Memasuki Bulan Shafar, Lengkap dengan Transliterasi dan Terjemahnya
3
Mustasyar PBNU Serukan Pentingnya Nahdliyin Jaga Pemahaman Islam Moderat di Masyarakat
4
PBNU Akan Luncurkan Penulisan Sejarah NU Jilid Pertama pada Peringatan Satu Abad Masehi 31 Januari 2026
5
Salah Kaprah Memaknai Uang Haram sebagai Rezeki
6
RMINU Jabar Dorong Pemprov Tindak Lanjuti Evaluasi Hibah Pesantren
Terkini
Lihat Semua