Manusia Biasa Bersama dengan Nabi di Surga, Mungkinkah?
NU Online · Selasa, 2 Agustus 2016 | 01:00 WIB
Habib Muhammad bin Husain Anis mengisahkan bahwa suatu saat Tsauban didatangi Rasulullah SAW. Namun Baginda Nabi mendapati kulit Tsauban yang telah berubah, tubuhnya menjadi kurus, di wajahnya tampak menyimpan raut muka kesedihan. Ia seperti orang yang sedang menderita sakit.
Nabi menyapanya, "Hai Tsauban, ada apa gerangan yang menjadikanmu berubah seperti demikian?"
"Ya Rasulallah, aku tidak sedang punya masalah dan tidak sedang mengalami sakit atau kelaparan. Hanya saja, ketika aku tidak melihat engkau, rinduku ini bergejolak hebat tiada tara. Pergolakan rindu batinku tidak akan lepas hingga aku bertemu engkau. Nah, aku berpikir, iya, kalau di dunia aku masih bisa menemuimu wahai Nabi, namun jika di akhirat kelak, apa mungkin aku bisa mengobati rinduku padamu, aku tidak akan lagi bisa melihatmu di sana."
Kemudian Tsauban memberikan sebuah alasan mendasar, "Engkau adalah Nabi, aku manusia biasa. Engkau pasti akan diangkat Allah di surga pada level yang sama dengan nabi-nabi lain, sedangkan aku, andai saja aku masuk surga, toh surga kita tidak akan sama. Derajatku pasti akan berada di bawah derajatmu. Itu kalau aku masuk surga. Kalau tidak, niscaya akau tidak akan melihatmu selama-lamanya."
Mendengar aduan Tsauban yang seperti demikian Rasulullah diam hingga kemudian malaikat Jibril datang membawakan kabar gembira berupa wahyu berikut:
Artinya: "Barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasulnya, maka mereka akan bersama dengan orang-orang yang diberi kenikmatan Allah."
Maksudnya, memang derajat Nabi dengan orang biasa tidak sama di akhirat, derajat para Nabi lebih tinggi, namun Nabi akan berkeliling, berkunjung kepada orang-orang yang taat selama di dunia, mereka bisa saling melihat, bercengkrama dalam taman-taman yang indah. Dan mereka di surga mempunyai status teman. Teman seperti yang demikian ini merupakan sebaik-baiknya pertemanan. Jadi, derajat mereka tak sama, tapi mereka akan tetap bisa bersama. (Mundzir)
Terpopuler
1
Tanggapan Rais Syuriyah PCNU Pemalang atas Bentrok FPI dengan PWI-LS
2
Ini Doa Memasuki Bulan Shafar, Lengkap dengan Transliterasi dan Terjemahnya
3
Mustasyar PBNU Serukan Pentingnya Nahdliyin Jaga Pemahaman Islam Moderat di Masyarakat
4
PBNU Akan Luncurkan Penulisan Sejarah NU Jilid Pertama pada Peringatan Satu Abad Masehi 31 Januari 2026
5
Salah Kaprah Memaknai Uang Haram sebagai Rezeki
6
RMINU Jabar Dorong Pemprov Tindak Lanjuti Evaluasi Hibah Pesantren
Terkini
Lihat Semua