Pengrajin Asal Cianjur Sulap Tenda Mina Jadi Pondok Teduh dan Hijau
NU Online ยท Rabu, 28 Mei 2025 | 02:06 WIB

Dedi Junaedi, pengrajin asal Cianjur, Jawa Barat yang berhasil menyulap tenda-tenda di Mina menjadi adem, sejuk, dan hijau bagi jamaah haji Indonesia, Selasa (27/5/2025). (Foto: NU Online/Patoni/MCH 2025)
Patoni
Penulis
Makkah, NU Onlineย
Lorong-lorong tenda di Arafah dan Mina biasanya hanya berisi trotoar dari kon-blok, mesin pembuangan dari pendingin ruangan, hingga meja kecil tempat termos air. Beberapa lorong tenda berisi pohon-pohon yang daunnya sudah meranggas atau berguguran hingga tersisa hanya hanya ranting-ranting kering.
Namun suasana berbeda nampak ketika masuk di lorong tenda milik syarikah Al Bait Guest di Mina. Mereka menyulap lorong-lorong terik di sepanjang tenda menjadi pondok teduh dan hijau.
Al Bait Guest memanfaatkan bambu dan gelagah untuk menghalau terik matahari panas yang akan dihadapi oleh jamaah haji Indonesia selama di Mina. Untuk menambah suasana menjadi hijau dan segar, mereka menempatkan beberapa pot tanaman hias asli.
Suasana teduh, sejuk, dan hijau itu didesain oleh Dedi Junaedi. Lelaki berusia 48 tahun asal Cianjur, Jawa Barat itu merancang lorong-lorong tenda sedemikian rupa agar jamaah haji Indonesia merasa nyaman dan tidak terlalu kepanasan.
Dia menjelaskan bahwa inspirasi rancangannya berasal dari pekerjaan dia di Indonesia yang pernah bikin kafe dan saung-saung buat lesehan.
"Jadi bikin teduh jamaah haji dibikin kayak gini lah. Biar nyaman, sejuk, teduh, ada bunga-bunganya, ada kursi rotan kayak di Indonesia," ujar Dedi saat ditemui di Mina, Selasa (27/5/2025).
Posisi tenda-tenda di Mina yang ia rancang ada di dataran lebih tinggi. Jadi jamaah yang menginap bisa melihat hamparan tenda-tenda di bawahnya. Posisi tinggi tersebut juga berpotensi seringnya tersengat panas langsung sehingga lorong di depan tenda ia rancang menjadi kanopi dari bambu dan gelagah (manjah, dalam bahasa Cianjur).
Setelah rombongan Dirjen PHU Kemenag RI Hilman Latief dan tim Monev (monitoring dan evaluasi) masuk ke lorong bambu, sengatan panas Mina langsung berkurang. Ini membuktikan bahwa rancangan Dedi berhasil menghalau terik matahari.
Untuk merancang itu semua, Dedi ditargetkan selesai hanya 10 hari. Saat rombongan berkunjung, pengerjaan baru satu pekan.
"Kemarin hanya dijatah pengerjaan 10 hari. Kalau lebih dari 10 hari ada denda katanya," ucap Dedi. "Makanya disuruh cepat, saya mengerjakan siang dan malam, tidurnya sedikit," sambungnya.
Bahan diimpor dari Cirebon dan Cianjur
Ia menjelaskan bahwa bahan-bahan yang ia rancang diimpor langsung dari Palimanan, Cirebon, kadang-kadang kalau tidak ada di Cianjur juga Jawa Barat. Sedangkan bambu diimpor dari Cianjur.
"Diangkut pakai kapal laut mungkin diangkut juga pakai kontainer ke sini," kata Dedi.
Dedi dibantu oleh dua orang. Opik Jaelani sesama dari Cianjur dan satu lagi orang Yaman. Ia menjelaskan, bahan digarap di Mina, kecuali kursi kayu jati yang sudah jadi dari Riyadh.
"Bahan mentahan dari Cirebon dibawa ke Riyadh kemudian dirakit di Riyadh dan dibawa ke sini," jelasnya.
Kesempatan ikut berhaji
Dedi tidak menyangka musim haji 2025 menjadi berkah tersendiri baginya karena majikannya di Riyadh menugaskan dirinya bekerja di Mina untuk mendekorasi tenda-tenda untuk jamaah haji Indonesia. Kesempatan tersebut tidak akan ia sia-siakan untuk ikut haji tahun ini.
"Mungkin kesempatan saya untuk ikut hajian (berhaji) mungkin. Karena saya kemarin berdoa bisa ikut berhaji, ternyata ada kerjaan di sini. Soalnya sekarang perizinan ibadah haji susah. Yang di sini juga yang sudah visa (non-haji) dipulang-pulangin semua," kata dia.
Dia menjelaskan bahwa kesempatan itu datang ketika majikannya menugaskan pekerjaan di Mina untuk mendesain tenda-tenda jamaah haji.
"Kebetulan kemarin pas kerja di Riyadh majikan saya nyuruh, kamu sekarang kerja di Mina. Alhamdulillah bisa ikut hajian. Udah pokoknya setelah selesai kerja duduk-duduk aja di sini sama jamaah haji, nempel-nempel yang penting ikut ke Arafah katanya," ujar Dedi.
Dia juga bercerita tentang bekal pengalaman saat di Cianjur. "Di Cianjur saya bikin rumah, keramik, baja ringan, segala dekor saya bisa, lukis juga saya bisa. Sekarang situasi di Cianjur lagi susah, buat jajan anak akhirnya lari ke sini (Saudi)," ujar Dedi yang katanya harus menunggu satu tahun untuk bisa bekerja di Arab Saudi.
Terpopuler
1
Idul Adha Berpotensi Tak Sama, Ketinggian Hilal Dzulhijjah 1446 H di Indonesia dan Arab Berbeda
2
Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1446 H Jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025 M
3
Hilal Terlihat, PBNU Ikhbarkan Idul Adha 1446 H Jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025
4
Gus Baha Ungkap Baca Lafadz Allah saat Takbiratul Ihram yang Bisa Jadikan Shalat Tak Sah
5
Pengrajin Asal Cianjur Sulap Tenda Mina Jadi Pondok Teduh dan Hijau
6
Niat Puasa Dzulhijjah, Raih Keutamaannya
Terkini
Lihat Semua