Khutbah

Khutbah Jumat: Inilah Obat bagi Jiwa yang Hampa dan Kering

NU Online  ·  Kamis, 19 Juni 2025 | 16:00 WIB

Khutbah Jumat: Inilah Obat bagi Jiwa yang Hampa dan Kering

Ilustrasi kehampaan. Sumber: Canva/NU Online.

Jiwa adalah esensi dari diri kita, yang membuat kita menjadi siapa kita inginkan. Jiwa merupakan sumber dari pikiran, perasaan, dan keinginan kita. Jiwa adalah apa yang membuat kita merasa hidup, apa yang membuat kita merasakan cinta, kesedihan, dan kebahagiaan. Oleh karenanya penting untuk kita memahami jiwa kita, jangan sampai kita membiarkan jiwa kita terluka hingga tersesat yang mengakibatkan penyesalan yang tiada akhir.


Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul: “Inilah Obat bagi Jiwa yang Hampa dan Kering” Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat! (Redaksi).


Khutbah I

الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي أَوْضَحَ لَنَا شَرَائِعَ دِيْنِهِ وَمَنَّ عَلَيْنَا بِتَنْزِيلِ كِتَابِهِ وَأَمَدَّنَا بِسُنَّةِ رَسُولِهِ، فَلِلّٰهِ الْحَمْدُ عَلَى مَا أَنْعَمَ بِهِ مِنْ هِدَايَتِهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى خَيْرِ الْإِنْسَانِ مُبَيِّنًا عَلَى رِسَالَةِ الرَّحْمَنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ الْمَحْبُوْبِيْنَ جَمِيْعًا, وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مُوْقِنٍ بِتَوْحِيْدِهِ، مُسْتَجِيْرٍ بِحَسَنِ تَأْيِيْدِهِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّداً عَبْدُهُ الْمُصْطَفَى، وَأَمِيْنُهُ الْمُجْتَبَى وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ إِلَى كَافَةِ الْوَرَى
 أَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللّٰهِ اِتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ. قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى: بِسْمِ اللّٰهِ الرّٰحْمَنِ الرّٰحِيْمِ، وَالْعَصْرِ إِنَّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِِلَّا الَّذِینَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ


Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah 

Dalam kitabnya Kifayatul Atqiya halaman 21, Syekh Abi Bakr Syatta menjelaskan:


لَا يَنَالُ خَيْرًا عَاجِلًا وَلَا آجِلًا إِلَّا بِالتَّقْوَى وَلَا يُدْفَعُ شَرٌّ عَاجِلًا وَلَا آجِلًا ظَاهِرًا وَلَا بَاطِنًا إِلَّا بِالتَّقْوَى وَهِيَ وَصِيَّةُ اللَّهِ لِلأَوَّلِينَ وَالأَخِرِينَ


Artinya: "Tidaklah seseorang memperoleh kebaikan yang segera maupun yang akan datang kecuali dengan takwa. Dan tidaklah seseorang dapat menolak kejahatan yang segera maupun yang akan datang, baik yang tampak maupun yang tersembunyi, kecuali dengan takwa. Dan takwa adalah wasiat Allah bagi orang-orang terdahulu dan orang-orang yang akan datang."


Maka, penting bagi kita untuk menjaga ketakwaan kita kepada Allah Ta'ala, dengan menjalankan setiap perintah-Nya dan menjauhi segala bentuk larangan-Nya. Dengan takwa, kita dapat berharap kebaikan dan tertolaknya keburukan di dunia dan di akhirat.


Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah

Dalam Islam, jiwa dan ruh adalah satu istilah yang biasa dipakai untuk menunjukkan sesuatu yang memberikan kehidupan kepada tubuh manusia. Jiwa juga merupakan sumber dari pikiran, perasaan, dan keinginan kita. Di dalam diri kita, terdapat perang yang tak terlihat. Perang antara jiwa yang ingin bebas dan hati yang ingin taat. Perang antara keinginan yang tak terkendali dan kesadaran yang ingin mengendalikan.


Oleh karena hal tersebut, sebagai orang beriman, kita harus menyadari bahwa jiwa yang beruntung adalah jiwa yang tenang, yang ridha dan diridhai oleh Allah Ta'ala. sebagaimana telah difirmankan oleh Allah Ta'ala:


يٰٓاَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَىِٕنَّةُۙ ارْجِعِيْٓ اِلٰى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً ۚ فَادْخُلِيْ فِيْ عِبٰدِيْۙ وَادْخُلِيْ جَنَّتِيْ


Artinya: "Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhan/Penciptamu dengan rela, senang dan disenangi-Nya. Masuklah ke dalam tempat hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam surga-Ku".(QS. Al-Fajr. Ayat 27-30)


Menundukkan dan menenangkan jiwa agar tenang, bahagia, ridha dan diridhai bukanlah perkara mudah. hal ini memerlukan kesadaran, kesabaran, dan keteguhan. hal ini juga memerlukan kita untuk memahami diri sendiri, untuk mengenali keinginan dan kelemahan kita. Namun, ketika kita berhasil menundukkan jiwa kita, kita akan merasakan kedamaian yang tak terkira. Kita akan merasakan kebebasan yang sebenarnya, kebebasan dari belenggu keinginan dan kelemahan kita sendiri.


Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah

Jiwa yang tenang adalah kunci kebahagiaan. Namun, dalam kehidupan yang terasa cepat dan penuh tekanan ini, jiwa kita sering terganggu oleh stres, kecemasan, dan kekhawatiran tentang masa depan, atau bahkan masih ada yang terbelenggu dengan kilasan masa lalu yang tidak baik. Maka kita perlu mengatur pola kehidupan kita khususnya pola berpikir kita. 


Ada kiat-kiat yang perlu kita perhatikan bersama untuk menenangkan jiwa kita, Yang pertama adalah dengan bersyukur. Bersyukur bukan hanya tentang mengucapkan kata-kata, tetapi tentang merasakan dari dalam hati. Ketika kita bersyukur, kita dapat melihat keindahan dalam setiap kesulitan, kita dapat menemukan hikmah dalam setiap kesalahan, dan kita dapat merasakan kedamaian dalam setiap tantangan.


Dalam kehidupan yang serba dipenuhi gengsi seperti saat ini, bersyukur adalah obat yang sangat efektif untuk menenangkan jiwa. Dengan bersyukur, kita dapat mengurangi stres, meningkatkan kesadaran diri, dan mencapai kebahagiaan yang lebih dalam. Allah Ta'ala berfirman: 


وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ


Artinya: “(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras'.” (QS. Ibrahim. Ayat 7)


Dalam kitab tafsir Lathaiful Isyarat jilid 2 Halaman 241, Imam Al-Qusyairi menampilkan sebagian pendapat ulama tentang ayat tersebut:


وَيُقَالُ لَئِنْ شَكَرْتُمْ مَا أَظْهَرْنَا فِي سَرَائِرِكُمْ لَزِدْنَاكُمْ مَا أَلْبَسْنَا مِنْ الْعِصْمَةِ لِظَوَاهِرِكُمْ

 

Artinya: "Dan dikatakan (oleh Allah), 'Jika kamu bersyukur atas apa yang Kami tampilkan dalam batinmu, Kami akan menambahmu dengan apa yang Kami kenakan sebagai penjagaan pada lahirmu.'"


Pendapat ini bisa kita artikan bahwa batin atau bisa dibahasakan jiwa yang menerima dan menyadari terhadap setiap anugerah, akan mendapatkan penjagaan secara jelas terhadap ketenangan dan rasa bahagia secara dzohir.


Ma'asyiral muslimin rahimakumullah 

Yang kedua, ketenangan jiwa bisa didapatkan dengan tafakkur dalam arti berfikir positif. Berpikir positif bukan hanya tentang mengabaikan masalah, tapi tentang menghadapi tantangan dengan sikap yang lebih optimis dan percaya diri. 


Kehidupan modern seringkali membuat kita merasa seperti sedang berada di tengah badai. Tekanan, stres, dan kecemasan dapat membuat kita merasa kehilangan kendali. Maka dengan berfikir positif dan optimis bisa menjadi kunci ketenangan jiwa dalam menghadapi setiap situasi yang terjadi. Dalam kitab Adab Ad-Dunya wa Ad-din Halaman 17 Imam Mawardi meriwayatkan satu hadist nabi tentang betapa hebatnya pengaruh berfikir.


وَرُوِيَ عَنْ النَّبِيِّ ﷺ أَنَّهُ قَالَ: مَا اكْتَسَبَ الْمَرْءُ مِثْلَ عَقْلٍ يَهْدِي صَاحِبَهُ إلَى هُدًى، أَوْ يَرُدُّهُ عَنْ رَدًى


Artinya: "Tidak ada sesuatu yang lebih berharga yang dapat diperoleh seseorang seperti akal yang membimbing pemiliknya menuju petunjuk, atau menjauhkannya dari kesesatan."


Sabda Baginda nabi ini menekankan pentingnya akal (berfikir) dalam membimbing seseorang menuju jalan yang benar dan menjauhkannya dari kesalahan. Akal yang sehat dan bijak dapat membantu seseorang membuat keputusan yang tepat dan menjalani kehidupan yang lebih baik. Dengan begitu kita bisa berharap memiliki jiwa yang tenang.


Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah

InsyaAllah dengan kita istiqamah menjalankan dua kiat ini kita berpeluang memiliki jiwa yang tenang dan tentram. Tapi perlu kita ingat bersama, bahwa usaha yang tidak disertai doa hanya akan membuat hati kita menjadi keras, jiwa menjadi sombong, oleh karenanya penting kita menutup setiap kiat ataupun usaha yang kita lakukan dalam hal apapun dengan doa meminta pertolongan dan perlindungan dari Allah Ta'ala.


Semoga dengan kita istiqamah berusaha sekuat tenaga, berdoa setulus hati meminta kepada Allah Ta'ala, Allah mengabulkan dan memberi setiap cita-cita yang kita idam-idamkan. Demikian khutbah Jumat siang hari ini, semoga bermanfaat untuk kita semua. Aamiin ya rabbal alamin.


بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ


Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلَى إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلَى رِضْوَانِهِ. اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْدُ. فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ، إِتَّقُوااللّٰهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللّٰهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ. فقَالَ تَعَالَى: إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِى، يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلٰيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا


اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ


اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ إِلَيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ المَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرّٰحِمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ


عِبَادَاللّٰهِ، إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشَآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَاذْكُرُوا اللّٰهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ


Ustadz Abdul Karim Malik, Alumni Al Falah Ploso Kediri, Pengurus LBM PCNU Kabupaten Bekasi dan Tenaga Pengajar Pondok Pesantren YAPINK Tambun-Bekasi.