Khutbah

Khutbah Jumat: Meraih Hikmah Kurban di Hari Raya Idul Adha

NU Online  ยท  Rabu, 4 Juni 2025 | 13:00 WIB

Khutbah Jumat: Meraih Hikmah Kurban di Hari Raya Idul Adha

Ilustrasi hewan qurban. Sumber: Canva/NU Online.

Di balik penyembelihan hewan kurban dan gema takbir di hari raya Idul Adha, terdapat pelajaran besar tentang merelakan hal yang sangat kita cintai demi taat kepada Allah. Seperti Nabi Ibrahim yang rela mengorbankan putranya, maka setiap muslim diajak untuk menundukkan hawa nafsu dan ambisi pribadinya. Dengan begitu, Idul Adha tidak sekadar menjadi perayaan tahunan, melainkan momen untuk merenungkan kembali makna pengorbanan dan keikhlasan.


Naskah khutbah Jumat berikut ini dengan judul, โ€œKhutbah Jumat: Meraih Hikmah Kurban di Hari Raya Idul Adhaโ€. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!


Khutbah I

ุงูŽู„ู„ู‡ู ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู (3x)ุŒ ุงูŽู„ู„ู‡ู ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู (3x)ุŒ ุงูŽู„ู„ู‡ู ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู (3x) ูˆูŽู„ูู„ู‘ูฐู‡ู ุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู. ุงูŽู„ู„ู‡ู ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู ูƒูŽุจููŠุฑู‹ุงุŒ ูˆูŽุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ูู„ู‘ูฐู‡ู ูƒูŽุซููŠุฑู‹ุงุŒ ูˆูŽุณูุจู’ุญูŽุงู†ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุจููƒู’ุฑูŽุฉู‹ ูˆูŽุฃูŽุตููŠู„ู‹ุงุŒ ู„ูŽุง ุฅูู„ูฐู‡ูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุญู’ุฏูŽู‡ู ุตูŽุฏูŽู‚ูŽ ูˆูŽุนู’ุฏูŽู‡ู ูˆูŽู†ูŽุตูŽุฑูŽ ุนูŽุจู’ุฏูŽู‡ู ูˆูŽู‡ูŽุฒูŽู…ูŽ ุงู„ู’ุฃูŽุญู’ุฒูŽุงุจูŽ ูˆูŽุญู’ุฏูŽู‡ู. ู„ูŽุง ุฅูู„ูฐู‡ูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽู„ูŽุง ู†ูŽุนู’ุจูุฏู ุฅูู„ู‘ูŽุง ุฅููŠู‘ูŽุงู‡ู ู…ูุฎู’ู„ูุตููŠู’ู†ูŽ ู„ูŽู‡ู ุงู„ุฏูู‘ูŠู’ู†ูŽ ูˆูŽู„ูŽูˆู’ ูƒูŽุฑูู‡ูŽ ุงู„ู’ูƒูŽุงููุฑููˆู’ู†ูŽ


ุงูŽู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ูู„ู‘ูฐู‡ู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ุฌูŽุนูŽู„ูŽ ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ุงู„ู’ุฃูŽุถู’ุญูŽู‰ ุนููŠุฏู‹ุง ูˆูŽู…ูŽูˆู’ุณูู…ู‹ุง ู„ูู„ู’ุฎูŽูŠู’ุฑูŽุงุชู ูˆูŽุงู„ุทู‘ูŽุงุนูŽุงุชูุŒ ูˆูŽุชูŽูƒู’ูููŠู’ุฑู ุงู„ุฐู‘ูู†ููˆู’ุจู ูˆูŽุงู„ุฑู‘ูŽูู’ุนูŽุงุชู. ุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู’ ู„ูŽุง ุฅูู„ูฐู‡ูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุญู’ุฏูŽู‡ู ู„ูŽุง ุดูŽุฑููŠูƒูŽ ู„ูŽู‡ู ุดูŽู‡ูŽุงุฏูŽุฉู‹ ู†ูŽุฑู’ุฌููˆ ุจูู‡ูŽุง ุงู„ู’ููŽูˆู’ุฒูŽ ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ุงู„ู’ู…ูŽู‚ูŽุงู…ูŽุงุชู. ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุณูŽูŠู‘ูุฏูŽู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู‹ุง ุนูŽุจู’ุฏูู‡ู ูˆูŽุฑูŽุณููˆู’ู„ูู‡ูุŒ ุฎูŽุงุชูŽู…ู ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ููŠู†ูŽ ูˆูŽุฅูู…ูŽุงู…ู ุงู„ู’ู…ูุชู‘ูŽู‚ููŠู’ู†ูŽ. ุงูŽู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุตูŽู„ูู‘ ูˆูŽุณูŽู„ูู‘ู…ู’ ูˆูŽุจูŽุงุฑููƒู’ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูุŒ ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ูู‡ู ูˆูŽุฃูŽุตู’ุญูŽุงุจูู‡ู ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ุชูŽุจูุนูŽู‡ูู…ู’ ุจูุฅูุญู’ุณูŽุงู†ู ุฅูู„ูŽู‰ ูŠูŽูˆู’ู…ู ุงู„ุฏูู‘ูŠู†ู. ุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุจูŽุนู’ุฏูุŒ ููŽูŠูŽุง ุนูุจูŽุงุฏูŽ ุงู„ู„ู‡ูุŒ ุฅูู†ู‘ููŠ ุฃููˆู’ุตููŠูƒูู…ู’ ูˆูŽุฅููŠู‘ูŽุงูŠูŽ ุฃูŽูˆู‘ูŽู„ู‹ุง ุจูุชูŽู‚ู’ูˆูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ูุŒ ุงู„ู’ู‚ูŽุงุฆูู„ู ูููŠ ุงู„ู’ู‚ูุฑู’ุขู†ู ุงู„ู’ุนูŽุธููŠู’ู…ู: ุฅูู†ู‘ูŽุง ุฃูŽุนู’ุทูŽูŠู’ู†ูŽุงูƒูŽ ุงู„ู’ูƒูŽูˆู’ุซูŽุฑูŽุŒ ููŽุตูŽู„ู‘ู ู„ูุฑูŽุจู‘ููƒูŽ ูˆูŽุงู†ู’ุญูŽุฑู’ุŒ ุฅูู†ู‘ูŽ ุดูŽุงู†ูุฆูŽูƒูŽ ู‡ููˆูŽ ุงู„ู’ุฃูŽุจู’ุชูŽุฑู


Maโ€™asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Alhamdulillahi rabbil alamin, segala puji bagi Allah yang dengan limpah karunia-Nya masih memberikan kita kesempatan dan umur panjang untuk bertemu kembali dengan hari raya Idul Adha tahun ini. Tentu saja hari yang mulia ini menjadi momen berharga bagi kita semua untuk menguatkan iman, memperbaiki diri, dan meningkatkan ketakwaan kepada-Nya. Semoga pertemuan ini menjadi titik awal bagi peningkatan kualitas diri dan amal saleh bagi kita yang diridhai oleh-Nya.


Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, baginda Nabi Muhammad SAW, Allahumma shalli wa sallim โ€˜ala Sayyidina Muhammad wa โ€˜ala alihi wa shahbihi, manusia sempurna dan teladan sepanjang zaman, sehingga dari kehidupannya, kita diajarkan makna dari sebuah keikhlasan, pengabdian, dan ketulusan. Semoga Allah kumpulkan kita bersama Nabi di akhirat kelak, di taman surga yang penuh rahmat dan nikmat. Amin ya Rabbal โ€˜alamin.


Selanjutnya, sudah menjadi kewajiban bagi kami selaku khatib, untuk senantiasa mengajak dan mengingatkan kepada diri sendiri dan jamaah sekalian, untuk senantiasa meningkatkan kualitas iman dan takwa kepada Allah, khususnya di momen hari raya Idul Adha yang mulia ini. Mari kita luruskan kembali niat dalam setiap amal ibadah dan pengorbanan kita, sertakan takwa dan iman di dalamnya, agar semua kebaikan tersebut menjadi ibadah yang diterima oleh-Nya.


Maโ€™asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Setelah kita semua menunaikan ibadah shalat sunnah hari raya Idul Adha pagi hari tadi, marilah kita lanjutkan momen ini dengan merenungi dan meraih hikmah-hikmah agung yang terkandung di dalamnya. Sebab, Idul Adha tidak hanya sekadar perayaan seremonial, tetapi panggilan spiritual untuk memperdalam makna pasrah, ikhlas, dan pengorbanan dalam hidup kita.


Di antara hikmah terbesar dari Idul Adha adalah pelajaran tentang keikhlasan dalam beribadah dan kemurnian niat dalam setiap pengorbanan yang kita lakukan. Allah tidak hanya memandang bentuk lahiriah dari sebuah amal ibadah, tetapi juga menilai kedalaman hati dan ketulusan jiwa kita semua dalam melakukannya. Dalam Al-Qurโ€™an, Allah berfirman:


ู„ูŽู† ูŠูŽู†ูŽุงู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ู„ูุญููˆู…ูู‡ูŽุง ูˆูŽู„ุง ุฏูู…ูŽุงุคูู‡ูŽุง ูˆูŽู„ูŽูƒูู† ูŠูŽู†ูŽุงู„ูู‡ู ุงู„ุชู‘ูŽู‚ู’ูˆูŽู‰ ู…ูู†ูƒูู…ู’


Artinya, โ€œDaging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaanmu.โ€ (QS Al-Hajj, [22]: 37).


Merujuk penjelasan Syekh Muhammad Mutawalli asy-Syarawi dalam kitab Tafsir wa Khawathirul Umam, jilid I, halaman 603, menjelaskan bahwa kenapa hewan kurban yang tidak dilandasi dengan takwa tidak akan sampai kepada Allah? Karena tujuan utama dari syariat ini adalah untuk menanamkan keikhlasan dan kepedulian.


Karenanya, hikmah dari disyariatkannya kurban ini adalah untuk rela melepas sebagian harta dan menyerahkan yang terbaik dari milik kita sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan kasih sayang kepada sesama. Dengan berbagi daging kurban kepada tetangga, kerabat, dan kaum dhuafa, maka akan terjalin hubungan sosial yang erat dan menciptakan suasana kebersamaan yang indah,


ูˆูŽุญููŠู’ู†ูŽ ูŠูุนู’ุทููŠ ุงู„ู’ุบูŽู†ููŠู‘ู ู…ูู…ู‘ูŽุง ุฃูŽููŽุงุถูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ู„ูู„ู’ููŽู‚ููŠู’ุฑู ูŠูุคูŽู„ู‘ููู ู‚ูŽู„ู’ุจูŽู‡ูุŒ ูˆูŽูŠูŽุฌู’ุชูŽุซู‘ ู…ูู†ู’ู‡ู ุงู„ุบูู„ู‘ูŽ ูˆูŽุงู„ู’ุญูŽุณูŽุฏูŽุŒ ูˆูŽูŠูŽุฏู’ุนููˆ ู„ูŽู‡ู ุจูุฏูŽูˆูŽุงู…ู ุงู„ู†ูู‘ุนู’ู…ูŽุฉู


Artinya, โ€œDan ketika orang kaya memberikan sebagian dari apa yang Allah limpahkan kepadanya kepada orang miskin, maka ia menyatukan hati orang itu, mencabut rasa dengki dan iri dari dalam dirinya, serta membuatnya mendoakan agar nikmat itu tetap langgeng baginya.โ€


Maโ€™asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Dengan demikian, maka salah satu hikmah yang bisa kita raih di momen Idul Adha ini adalah tumbuhnya rasa empati dan solidaritas di tengah masyarakat. Sebab ibadah kurban tidak hanya perihal menyembelih hewan, tapi menyembelih keegoisan diri, membagi kebahagiaan, dan membuka pintu kasih sayang antarsesama.


Ketika daging kurban dibagikan kepada yang membutuhkan, sejatinya kita sedang membangun jembatan hati antara orang-orang yang mampu dan yang kekurangan. Rasa iri sirna, rasa syukur tumbuh, dan masyarakat pun terjaga dari jurang kesenjangan sosial yang memecah belah. Berkaitan dengan hal ini, Rasulullah saw menggambarkan bahwa sesama muslim itu laksana bangunan kukuh yang harus saling menguatkan, dalam salah satu haditsnya, Nabi bersabda:


ุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ู ู„ูู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ู ูƒูŽุงู„ู’ุจูู†ู’ูŠูŽุงู†ู ูŠูŽุดูุฏู‘ู ุจูŽุนู’ุถูู‡ู ุจูŽุนู’ุถู‹ุง


Artinya, โ€œOrang mukmin kepada orang mukmin lain bagaikan sebuah bangunan yang saling menguatkan.โ€ (HR at-Tirmidzi).


Dalam riwayat yang lain, Nabi menggambarkan seorang mukmin dengan mukmin yang lain sebagai bagian dari sebuah kesatuan yang erat, laksana satu tubuh, ketika salah satu anggota sakit, maka semua anggota yang lain juga turut merasakannya. Nabi bersabda:


ุชูŽุฑูŽู‰ ุงู„ู…ูุคู’ู…ูู†ููŠู†ูŽ ูููŠ ุชูŽุฑูŽุงุญูู…ูู‡ูู…ู’ุŒ ูˆูŽุชูŽูˆูŽุงุฏู‘ูู‡ูู…ู’ุŒ ูˆูŽุชูŽุนูŽุงุทูููู‡ูู…ู’ุŒ ูƒูŽู…ูŽุซูŽู„ู ุงู„ู’ุฌูŽุณูŽุฏู. ุฅูุฐูŽุง ุงุดู’ุชูŽูƒูŽู‰ ุนุถู’ูˆู‹ุงุŒ ุชูŽุฏูŽุงุนูŽู‰ ู„ูŽู‡ู ุณูŽุงุฆูุฑู ุฌูŽุณูŽุฏูู‡ู ุจูุงู„ุณู‘ูŽู‡ูŽุฑู ูˆุงู„ุญูู…ู‘ูŽู‰


Artinya, โ€œKamu akan melihat orang-orang mukmin dalam kasih sayang mereka, dan saling mencintai, serta tolong-menolong, bagaikan satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh merasa sakit, maka seluruh tubuh akan ikut merasakan susah dan tidak bisa tidur karena demam.โ€ (HR Bukhari).


Maโ€™asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Dengan demikian, kita dapat memahami bahwa salah satu hikmah yang bisa kita raih dari Idul Adha adalah bahwa ibadah kurban tidak hanya perihal ritual, tetapi sarana membangun karakter dan ikatan sosial. Kurban adalah jalan menumbuhkan keikhlasan, mempererat persaudaraan, dan meruntuhkan tembok kesenjangan. Ia melatih kita untuk berbagi, memahami penderitaan orang lain, serta mencintai sesama sebagai bagian dari diri kita sendiri.


Karenanya, mari kita jadikan Idul Adha tahun ini sebagai momentum pembaharuan jiwa, agar hati kita lebih lapang, ibadah kita lebih ikhlas, dan kepedulian sosial kita semakin nyata. Demikian adanya khutbah Jumat, perihal meraih hikmah kurban di hari raya Idul Adha. Semoga menjadi khutbah yang membawa berkah dan manfaat bagi kita semua. Amin ya rabbal alamin.


ุจูŽุงุฑูŽูƒูŽ ุงู„ู„ู‡ู ู„ููŠู’ ูˆูŽู„ูŽูƒูู…ู’ุŒ ูˆูŽู†ูŽููŽุนูŽู†ููŠู’ ูˆูŽุงููŠูŽุงูƒูู…ู’ ุจูู…ูŽุง ูููŠู’ู‡ู ู…ูู†ูŽ ุงู’ู„ุขูŠูŽุงุชู ูˆูŽุงู„ุฐู‘ููƒู’ุฑู ุงู„ู’ุญูŽูƒููŠู’ู…ูุŒ ูˆูŽุชูŽู‚ูŽุจู‘ูŽู„ูŽ ู…ูู†ูู‘ูŠู’ ูˆูŽู…ูู†ู’ูƒูู…ู’ ุฌูŽู…ููŠู’ุนูŽ ุฃูŽุนู’ู…ูŽุงู„ูู†ูŽุง ุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ู‡ููˆูŽ ุงู„ู’ุญูŽูƒููŠู’ู…ู ุงู„ู’ุนูŽู„ููŠู’ู…ู. ุฃูŽู‚ููˆู’ู„ู ู‚ูŽูˆู’ู„ููŠู’ ู‡ูŽุฐูŽุง ูˆูŽุฃูŽุณู’ุชูŽุบู’ููุฑู ุงู„ู„ู‡ูŽ ู„ููŠู’ ูˆูŽู„ูŽูƒูู…ู’ ูˆูŽู„ูู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ููŽุงุณู’ุชูŽุบู’ููุฑููˆู’ู‡ู ุงูู†ู‘ูŽู‡ู ู‡ููˆูŽ ุงู„ู’ุบูŽูููˆู’ุฑู ุงู„ุฑู‘ูŽุญููŠู’ู…ู


Khutbah II

ุงูŽู„ู„ู‡ู ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู (3x)ุŒ ุงูŽู„ู„ู‡ู ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู (3x)ุŒ ุงูŽู„ู„ู‡ู ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู (3x) ูˆูŽู„ูู„ู‘ูฐู‡ู ุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู. ุงูŽู„ู„ู‡ู ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู ูƒูŽุจููŠุฑู‹ุงุŒ ูˆูŽุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ูู„ู‘ูฐู‡ู ูƒูŽุซููŠุฑู‹ุงุŒ ูˆูŽุณูุจู’ุญูŽุงู†ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุจููƒู’ุฑูŽุฉู‹ ูˆูŽุฃูŽุตููŠู„ู‹ุงุŒ ู„ูŽุง ุฅูู„ูฐู‡ูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุญู’ุฏูŽู‡ู ุตูŽุฏูŽู‚ูŽ ูˆูŽุนู’ุฏูŽู‡ู ูˆูŽู†ูŽุตูŽุฑูŽ ุนูŽุจู’ุฏูŽู‡ู ูˆูŽู‡ูŽุฒูŽู…ูŽ ุงู„ู’ุฃูŽุญู’ุฒูŽุงุจูŽ ูˆูŽุญู’ุฏูŽู‡ู. ู„ูŽุง ุฅูู„ูฐู‡ูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽู„ูŽุง ู†ูŽุนู’ุจูุฏู ุฅูู„ู‘ูŽุง ุฅููŠู‘ูŽุงู‡ู ู…ูุฎู’ู„ูุตููŠู’ู†ูŽ ู„ูŽู‡ู ุงู„ุฏูู‘ูŠู’ู†ูŽ ูˆูŽู„ูŽูˆู’ ูƒูŽุฑูู‡ูŽ ุงู„ู’ูƒูŽุงููุฑููˆู’ู†ูŽ


ุงูŽู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ู„ู‡ู ุญูŽู…ู’ุฏู‹ุง ูƒูŽู…ูŽุง ุฃูŽู…ูŽุฑูŽ. ุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู’ ู„ูŽุงุงูู„ูŽู‡ูŽ ุงูู„ู‘ูŽุง ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุญู’ุฏูŽู‡ู ู„ูŽุง ุดูŽุฑููŠู’ูƒูŽ ู„ูŽู‡ูุŒ ุงูู„ูŽู‡ูŒ ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽุฒูŽู„ู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ูƒูู„ูู‘ ุดูŽูŠู’ุกู ูˆูŽูƒููŠู’ู„ู‹ุง. ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู‘ูŽ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู‹ุง ุนูŽุจู’ุฏูู‡ู ูˆูŽุฑูŽุณููˆู’ู„ูู‡ู ูˆูŽุญูŽุจููŠู’ุจูู‡ู ูˆูŽุฎูŽู„ููŠู’ู„ูู‡ูุŒ ุฃูŽูƒู’ุฑูŽู…ู ุงู„ู’ุฃูŽูˆู‘ูŽู„ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู„ู’ุฃูŽุฎูุฑููŠู’ู†ูŽุŒ ุงูŽู„ู’ู…ูŽุจู’ุนููˆู’ุซู ุฑูŽุญู’ู…ูŽุฉู‹ ู„ูู„ู’ุนูŽุงู„ูŽู…ููŠู’ู†ูŽ. ุงู„ู„ู‡ู… ุตูŽู„ูู‘ ูˆูŽุณูŽู„ูู‘ู…ู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูˆูŽุนูŽู„ู‰ูŽ ุฃูŽู„ูู‡ู ูˆูŽุฃูŽุตู’ุญูŽุงุจูู‡ู ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ู„ูŽู‡ูู…ู’ ู…ูู†ูŽ ุงู„ุชู‘ูŽุงุจูุนููŠู’ู†ูŽุŒ ุตูŽู„ูŽุงุฉู‹ ุฏูŽุงุฆูู…ูŽุฉู‹ ุจูุฏูŽูˆูŽุงู…ู ุงู„ุณู‘ูŽู…ูŽูˆูŽุงุชู ูˆูŽุงู„ู’ุฃูŽุฑู’ุถููŠู’ู†ูŽ


ุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุจูŽุนู’ุฏู: ููŽูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู’ุญูŽุงุถูุฑููˆู’ู†ูŽ ุงุชู‘ูŽู‚ููˆุง ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ุญูŽู‚ู‘ูŽ ุชูู‚ูŽุงุชูู‡ู ูˆูŽุฐูŽุฑููˆู’ุง ุงู„ู’ููŽูˆูŽุงุญูุดูŽ ู…ูŽุง ุธูŽู‡ูŽุฑูŽ ู…ูู†ู’ู‡ูŽุง ูˆูŽู…ูŽุง ุจูŽุทูŽู†ูŽ. ูˆูŽุญูŽุงููุธููˆู’ุง ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ุทู‘ูŽุงุนูŽุฉู ูˆูŽุญูุถููˆู’ุฑู ุงู„ู’ุฌูู…ู’ุนูŽุฉู ูˆูŽุงู„ู’ุฌูŽู…ูŽุงุนูŽุฉู ูˆูŽุงู„ุตู‘ูŽูˆู’ู…ู ูˆูŽุฌูŽู…ููŠู’ุนู ุงู„ู’ู…ูŽุฃู’ู…ููˆู’ุฑูŽุงุชู ูˆูŽุงู„ู’ูˆูŽุงุฌูุจูŽุงุชู. ูˆูŽุงุนู’ู„ูŽู…ููˆู’ุง ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ุฃูŽู…ูŽุฑูŽูƒูู…ู’ ุจูุฃูŽู…ู’ุฑู ุจูŽุฏูŽุฃูŽ ุจูู†ูŽูู’ุณูู‡ู. ูˆูŽุซูŽู†ู‘ูŽู‰ ุจูู…ูŽู„ูŽุงุฆููƒูŽุฉู ุงู„ู’ู…ูุณูŽุจูู‘ุญูŽุฉู ุจูู‚ูุฏู’ุณูู‡ู. ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ูˆูŽู…ูŽู„ุงุฆููƒูŽุชูŽู‡ู ูŠูุตูŽู„ู‘ููˆู†ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุง ุตูŽู„ู‘ููˆุง ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูู…ููˆุง ุชูŽุณู’ู„ููŠู…ุงู‹


ุงูŽู„ู„ู‘ูฐู‡ูู…ู‘ูŽ ุตูŽู„ูู‘ ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ู ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูƒูŽู…ูŽุง ุตูŽู„ู‘ูŽูŠู’ุชูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ุงูุจู’ุฑูŽุงู‡ููŠู’ู…ูŽ ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ู ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ุงูุจู’ุฑูŽุงู‡ููŠู’ู…ูŽ ูˆูŽุจูŽุงุฑููƒู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ู ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูƒูŽู…ูŽุง ุจูŽุงุฑูŽูƒู’ุชูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ุงูุจู’ุฑูŽุงู‡ููŠู’ู…ูŽ ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ู ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ุงูุจู’ุฑูŽุงู‡ููŠู’ู…ูŽ ูููŠู’ ุงู„ุนูŽุงู„ูŽู…ููŠู’ู†ูŽ ุงูู†ู‘ูŽูƒูŽ ุญูŽู…ููŠู’ุฏูŒ ู…ูŽุฌููŠู’ุฏูŒ. ุงูŽู„ู„ู‘ูฐู‡ูู…ู‘ูŽ ุงุบู’ููุฑู’ ู„ูู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ูŽุงุชู ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ูŽุงุชู ุงูŽู„ู’ุฃูŽุญู’ูŠูŽุงุกู ู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ ูˆูุงู„ู’ุฃูŽู…ู’ูˆูŽุงุชู. ุงูŽู„ู„ู‘ูฐู‡ูู…ู‘ูŽ ุงุฏู’ููŽุนู’ ุนูŽู†ู‘ูŽุง ุงู„ู’ุจูŽู„ูŽุงุกูŽ ูˆูŽุงู„ู’ุบูŽู„ูŽุงุกูŽ ูˆูŽุงู„ู’ูˆูŽุจูŽุงุกูŽ ูˆูŽุงู„ู’ููŽุญู’ุดูŽุงุกูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูู†ู’ูƒูŽุฑูŽ ูˆูŽุงู„ู’ุจูŽุบู’ูŠูŽ ูˆูŽุงู„ุณู‘ููŠููˆู’ููŽ ุงู„ู’ู…ูุฎู’ุชูŽู„ูููŽุฉูŽ ูˆูŽุงู„ุดู‘ูŽุฏูŽุงุฆูุฏูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุญูŽู†ูŽุŒ ู…ูŽุง ุธูŽู‡ูŽุฑูŽ ู…ูู†ู’ู‡ูŽุง ูˆูŽู…ูŽุง ุจูŽุทูŽู†ูŽุŒ ู…ูู†ู’ ุจูŽู„ูŽุฏูู†ูŽุง ู‡ูŽุฐูŽุง ุฎูŽุงุตูŽุฉู‹ ูˆูŽู…ูู†ู’ ุจูู„ู’ุฏูŽุงู†ู ุงู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ุนูŽุงู…ูŽุฉู‹ุŒ ุงูู†ู‘ูŽูƒูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ูƒูู„ูู‘ ุดูŽูŠู’ุกู ู‚ูŽุฏููŠู’ุฑูŒ


ุนูุจูŽุงุฏูŽ ุงู„ู„ู‡ูุŒ ุงูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ูŠูŽุฃู’ู…ูุฑู ุจูุงู„ู’ุนูŽุฏู’ู„ู ูˆูŽุงู„ู’ุงูุญู’ุณูŽุงู†ู ูˆูŽุงููŠู’ุชูŽุงุกู ุฐููŠู’ ุงู„ู’ู‚ูุฑู’ุจูŽู‰ ูˆูŽูŠูŽู†ู’ู‡ูŽู‰ ุนูŽู†ู ุงู„ู’ููŽุญู’ุดูŽุงุกู ูˆูŽุงู„ู’ู…ูู†ู’ูƒูŽุฑู ูˆูŽุงู„ู’ุจูŽุบู’ูŠูุŒ ูŠูŽุนูุธููƒูู…ู’ ู„ูŽุนูŽู„ู‘ูŽูƒูู…ู’ ุชูŽุฐูŽูƒู‘ูŽุฑููˆู’ู†ูŽ. ููŽุงุฐู’ูƒูุฑููˆู’ุง ุงู„ู„ู‡ูŽ ุงู„ู’ุนูŽุธููŠู’ู…ูŽ ูŠูŽุฐู’ูƒูุฑููƒูู…ู’ ูˆูŽู„ูŽุฐููƒู’ุฑู ุงู„ู„ู‡ู ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู


Ustadz Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop Bangkalan Jawa Timur.