Khutbah

Khutbah Wukuf 1446 H: Wukuf di Arafah; Meneguhkan Persaudaraan dan Semangat Kebangsaan

NU Online  ·  Kamis, 5 Juni 2025 | 10:15 WIB

Khutbah Wukuf 1446 H: Wukuf di Arafah; Meneguhkan Persaudaraan dan Semangat Kebangsaan

Ilustrasi bukit Arafah. Sumber: Canva/NU Online.

Haji adalah ibadah puncak yang mempersatukan umat Islam dari berbagai penjuru dunia di Tanah Suci, melampaui batas suku, bangsa, dan status sosial. Wukuf di Arafah, sebagai inti manasik haji, menjadi momen agung ketika jutaan insan berkumpul, berdoa, dan memohon ampunan kepada Allah, mencerminkan gambaran padang mahsyar kelak.


Lebih dari ritual, wukuf mengajarkan nilai persaudaraan, kesetaraan, dan kebersamaan yang relevan untuk kehidupan berbangsa. Khutbah ini mengajak kita, baik yang sedang berhaji maupun di tanah air, untuk meneladani nilai-nilai luhur haji guna memperkuat ukhuwah dan semangat kebangsaan, di tengah tantangan perpecahan dan individualisme. Untuk mencetak, silakan klik fitur download berwarna merah di desktop pada bagian atas naskah khutbah ini. Semoga bermanfaat!

 

Khutbah I

Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh

اَلْـحَمْدُ لِلّٰهِ الْكَرِيمِ الْمَنَّانِ، أَحْمَدُهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عَلَى نِعَمِهِ الْعِظَامِ، وَعَطَايَاهُ الْجِسَامِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ الْمَلِكُ الْعَلَّامُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَمَّا بَعْدُ. اِتَّقُوا اللهَ جَلَّ وَعَلَا، وَاتَّقُوا يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللهِ، اِتَّقُوا اللهَ وَاعْلَمُوا أَنَّكُمْ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ. لَبَّيْكَ اللهم لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ، لَا شَرِيكَ لَكَ. (ثلاث مرات)


Pada hari yang mulia ini mari kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah Swt. Karena dengan rahmat dan kasih sayang-Nya, hidayah dan inayah-Nya, kita dapat berhaji dan berwukuf di padang Arafah. Shalawat dan salam mari kita haturkan ke haribaan Nabi agung Muhammad Saw. Sang pembebas perbudakan, dan peletak dasar persaudaraan. 


Hari ini adalah hari yang dinanti oleh jutaan umat Islam di dunia. Hari ini adalah hari dimana semua Jemaah haji berkumpul di padang Arafah. Semua bersimpuh, bermunajat dan bersujud di hadapan sang pencipta, Allah SWT., untuk meraih ampunan dan ridha-Nya. Lantunan talbiyah bergema memenuhi langit-langit Arafah. Labbaik Allahumma labbaik, labbaika la syarika laka labbaik. Innal hamda wan-ni’mata laka wal mulk, la syarika lak. Ya Allah, kami semua datang untuk memenuhi panggilan-Mu, tak ada sekutu bagi-Mu ya Rabb. Segala puji, kenikmatan dan kerajaan hanya milik-Mu ya Rabb. 


Labbaik Allahumma labbaik, labbaika la syarika laka labbaik. Innal hamda wanni’mata laka wal mulk, la syarika lak.  

Arafah adalah miniatur mahsyar. Di tempat ini umat manusia berkumpul dengan pakaian yang sama, berwarna putih sebagai lambang kesucian dan kesetaraan hamba di hadapan Tuhannya. Pangkat tak lagi berguna. Jabatan tak lagi digdaya. Status sosial tak lagi berfaedah. Demikian pula kira-kira nanti di hari qiyamah. Semua manusia dikumpulkan di padang Mahsyar dengan penuh harap cemas, menanti hisab amal perbuatannya. Di hari itu, harta, anak, suami, istri, dan sanak saudara tak lagi mampu menjadi sandaran.


يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ أَخِيهِ، وَأُمِّهِ وَأَبِيهِ، وَصَاحِبَتِهِ وَبَنِيهِ


Artinya, “Pada hari itu manusia lari dari saudaranya, dan dari ibu dan bapaknya, dan dari istri dan anak-anaknya.” (QS. ‘Abasa: 34-36) 


Pada hari kiamat, kita akan datang sendiri-sendiri menuju Allah, tanpa pasangan, tanpa pendamping, untuk mempertanggungjawabkan amal perbuatan yang kita lakukan.


وَكُلُّهُمْ آتِيهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَرْدًا


Hanya keimanan dan ketakwaan yang mampu menyelamatkan kita.


يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ، إِلَّا مَنْ أَتَى اللهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ


Artinya, “Di hari (kiamat), harta dan anak-anak tidak berguna lagi. Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS. Asy-Syu'ara': 88-89) 

 
Labbaik Allahumma labbaik, labbaika la syarika laka labbaik. Innal hamda wanni’mata laka wal mulk, la syarika lak.  
 
Wukuf di Arafah mengajarkan kita tentang pentingnya persaudaraan; seiman, sebangsa, dan sekemanusiaan. Di tempat ini, 1400-an tahun yang lalu, Nabi Muhammad mendeklarasikan persaudaraan kemanusiaan. 


أَيُّهَا النَّاسُ: أَلَا إِنَّ رَبَّكُمْ وَاحِدٌ، وَإِنَّ أَبَاكُمْ وَاحِدٌ. كُلُّكُمْ لِآدَمَ وَآدَمُ مِنْ تُرَابٍ. أَلَا لَا فَضْلَ لِعَرَبِيٍّ عَلَى عَجَمِيٍّ، وَلَا لِعَجَمِيٍّ عَلَى عَرَبِيٍّ، وَلَا لِأَحْمَرَ عَلَى أَسْوَدَ، وَلَا لِأَسْوَدَ عَلَى أَحْمَرَ، إِلَّا بِالتَّقْوَى


Artinya, “Wahai umat manusia, sesungguhnya Tuhan kalian satu, nenek moyang kalian juga satu. Kalian semua anak turun Adam dan Adam dicipta dari tanah. Ketahuilah bahwa tak ada keutamaan bagi orang Arab atas orang non Arab, orang non Arab atas orang Arab, kulit putih atas kulit hitam, kulit hitam atas kulit putih kecuali dengan takwa.” (HR. Imam Ahmad)  


Persaudaraan yang diajarkan Nabi adalah persaudaraan sejati. Persaudaraan tanpa basa-basi. Persaudaraan tanpa tapi. Persaudaraan yang penuh empati. Persaudaraan dengan sepenuh hati. Karena itu, sesama saudara kita tak boleh menyakiti, tak boleh mengkhianati, dan tak boleh menzalimi.


الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ، لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ، وَلَا يَخْذُلُهُ. رواه مسلم


Artinya, “Sesama muslim itu bersaudara, (karena itu) ia tak boleh menzalimi, merendahkan, dan menghinanya.” (HR. Muslim) 


Jauh sebelum negara-negara modern berbicara tentang hak asasi manusia, di tempat ini, di tanah ini, di padang Arafah ini, Nabi menyerukan tentang pentingnya penghargaan dan perlindungan terhadap nilai-nilai kemanusiaan.


أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّ دِمَاءَكُمْ، وَأَمْوَالَكُمْ، وَأَعْرَاضَكُمْ حَرَامٌ عَلَيْكُمْ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا، فِي شَهْرِكُمْ هَذَا، فِي بَلَدِكُمْ هَذَا... متفق عليه


Artinya, “Wahai manusia, sesungguhnya darah-darah kalian, harta kalian, kehormatan kalian adalah suci, seperti sucinya hari ini, bulan ini, di tempat ini.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim) 


Labbaik Allahumma labbaik, labbaika la syarika laka labbaik. Innal hamda wanni’mata laka wal mulk, la syarika lak.  

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dan beragam. Terdiri dari banyak suku, ras, bahasa, dan agama.  


Mari kita jadikan seruan ukhuwah yang dideklarasikan Nabi pada 14 abad silam, sebagai semangat yang mampu meneguhkan persatuan dan kesatuan bangsa.  Mari kita jadikan keragaman bangsa sebagai kekuatan untuk membangun Indonesia ke depan menjadi negara yang besar, maju dan sejahtera. Bangsa yang digambarkan dalam Al-Qur’an sebagai baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. 

 
Labbaik Allahumma labbaik, labbaika la syarika laka labbaik. Innal hamda wanni’mata laka wal mulk, la syarika lak.  
 
Arafah disebut dengan arafah karena ditempat inilah para Nabi dan kekasih Allah mencapai puncak kesadaran diri (ma’rifatun nafsi).  


مَنْ عَرَفَ نَفْسَهُ فَقَدْ عَرَفَ رَبَّهُ


Artinya, “Barangsiapa mengenal dirinya, ia akan mengenal Tuhannya.” 


Nabi Adam berhasil mencapai puncak kesadaran setelah ribuan tahun bermunajat dan bersitighfar meminta ampun kepada Allah. Nabi Ibrahim mencapai puncak kesadaran dan pengetahuan tentang perintah menyembelih Ismail juga di tempat ini. Bahkan Nabi Muhammad juga berhasil mencapai puncak kemakrifatan saat berwukuf di tempat ini. Karenanya tak berlebihan bila dikatakan puncak pencapaian haji ada di tempat ini.


الْحَجُّ عَرَفَةُ


Betapa pentingnya Arafah, hingga tidak ada haji tanpa wukuf di tempat ini. Arafah menyadarkan kita betapa lemah dan tak berdayanya manusia di hadapan kebesaran Allah SWT. Sekian banyak dosa yang kita lakukan. Dosa kepada sesama, dosa kepada suami, istri, anak, orang tua, saudara, tetangga, teman, termasuk dosa pemimpin kepada rakyatnya. Dan dosa yang sering tidak kita sadari yaitu dosa kepada alam semesta. 


Karena itu, Arafah adalah tempat terbaik untuk beristighfar dan berdoa kepada Allah. Nabi bersabda: 


خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ، وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّونَ مِنْ قَبْلِي: لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (رواه الترمذي)


Artinya, “Sebaik-baik doa adalah doa yang dipanjatkan di hari Arafah. Sebaik-baik doa yang aku dan para nabi sebelumku panjatkan adalah La ilaha illah wahdahu la syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai’in qadir [Tidak ada Tuhan selain Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya. Segala kerajaan dan pujian hanya milik-Nya. Dialah Dzat yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (HR. At-Tirmidzi) 


Semoga wukuf kita, dan doa-doa yang kita panjatkan diterima Allah Swt. Semoga Arafah menjadikan kita sebagai pribadi-pribadi yang luhur, yang mencintai negara dan bangsa Indonesia, dan mampu meneguhkan persatuan dan persaudaraan antar sesama. Semoga kita semua mendapat predikat hajjan mabrura, wa sa’yan masykura, wa dzanban maghfura, wa tijaratan lan tabur. 


بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Khutbah II

اَلْـحَمْدُ لِلّٰهِ عَظِيمِ الإِحْسَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، ذُو الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، صَلَّى اللَّهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ، إِلَى يَوْمِ الزِّحَامِ. أمّا بعدُ: فَيَا عِبَادَ اللَّهِ، إِنِّي أُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ العَلِيِّ العَظِيمِ، وَبِالاعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللَّهِ الْمَتِينِ، قَوْلًا لِقَوْلِهِ تَعَالَى: وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيمِ، فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. يَقُولُ اللهُ تَعَالَى:
 

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيمٌ، يَوْمَ تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّا أَرْضَعَتْ، وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا، وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَى وَمَا هُم بِسُكَارَى، وَلَٰكِنَّ عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ. اللَّهُمَّ إِنَّا جَعَلْنَاكَ مَطْلَبَنَا، فَاسْتَجِبْ لَنَا دُعَاءَنَا. اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا، وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا. اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا هُدَاةً مُهْتَدِينَ، غَيْرَ ضَالِّينَ وَلَا مُضِلِّينَ. اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِنَا، وَآمِنْ رَوْعَاتِنَا، وَاكْفِنَا مَا أَهَمَّنَا، وَقِنَا شَرَّ مَنْ يُرِيدُ بِنَا سُوءًا.


عِبَادَ اللَّهِ، إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ، وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى، وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. فَاذْكُرُوا اللَّهَ العَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ يَزِدْكُمْ، وَاسْتَغْفِرُوهُ يَغْفِرْ لَكُمْ، وَاتَّقُوهُ يَجْعَلْ لَكُمْ مِنْ أَمْرِكُمْ مَخْرَجًا


Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.

 

Padang Arafah, 9 Zulhijjah 1446 H/5 Juni 2025 M 

KH. Ahmad Said Asrori, Katib 'Aam PBNU dan Anggota Amirul Haj.