DPR Kutuk Kasus Tewasnya Prada Lucky, Minta Hubungan Senior-Junior di TNI Dievaluasi
NU Online · Senin, 11 Agustus 2025 | 16:30 WIB

Ketua DPR RI Puan Maharani saat memberikan pernyataan usai menerima kunjungan Presiden Peru Dina Boluarte di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Senin (11/8/2025). (Foto: NU Online/Fathur)
M Fathur Rohman
Kontributor
Jakarta, NU Online
Ketua DPR RI Puan Maharani mengutuk keras kasus dugaan penganiayaan yang mengakibatkan prajurit TNI Angkatan Darat, Prada Lucky Chepril Saputra Namo, meninggal dunia.
Ia menegaskan, peristiwa tersebut harus menjadi pelajaran penting agar hubungan antara prajurit senior dan junior di lingkungan TNI tidak lagi diwarnai kekerasan.
Puan meminta agar mekanisme pembinaan di tubuh TNI dievaluasi secara menyeluruh guna mencegah kejadian serupa terulang di masa depan.
Baca Juga
Banser Ngerjain TNI
"Kalau saya mengutuk itu saja, jangan sampai terulang lagi bahwa hubungan antara senior dan junior jangan kemudian didasarkan oleh perilaku atau perasaan yang tidak saling menghormati dan menghargai," kata Puan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (11/8/2025).
Menurutnya, proses hukum harus berjalan transparan dan adil terhadap para pelaku yang terlibat. Puan juga menegaskan pentingnya memberikan efek jera bagi siapa pun yang terbukti melakukan pelanggaran.
"Apa yang sudah dilakukan penyidikan sampai akhirnya ditemukan tersangka, tentu saja harus diproses secara adil dan baik. Harus ada efek jera yang sebaik-baiknya, dan mekanisme yang ada harus dievaluasi," ujarnya.
Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Piek Budyakto mengungkapkan sebanyak 20 orang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.
"Sudah 20 orang yang ditetapkan sebagai tersangka dan sudah ditahan," katanya kepada wartawan di Kupang, Senin dikutip dari Antara.
Hal ini disampaikannya saat berkunjung ke rumah orang tua Prada Lucky Namo di asrama tentara Kuanino, Kota Kupang.
Prada Lucky, yang bertugas di Batalion Teritorial Pembangunan (TP) 834 Waka Nga Mere Nagekeo, NTT, meninggal dunia pada Rabu (6/8/2025) setelah menjalani perawatan intensif di ICU RSUD Aeramo, Kabupaten Nagekeo. Ia diduga menjadi korban penganiayaan seniornya.
Komandan Brigade Infanteri (Brigif) 21/Komodo, Letkol Inf Agus Ariyanto, membenarkan kejadian tersebut dan memastikan pihaknya akan mendukung proses hukum yang berjalan.
Sersan Mayor Christian Namo, ayah Prada Lucky Chepril Saputra Namo menyampaikan tekadnya, saat menjemput jenazah sang anak di RSUD Aeramo.
"Saya akan kejar pelakunya sampai ke mana pun. Anak saya sudah tidak ada, saya tuntut keadilan," ujar Christian
Christian mengatakan bahwa jenazah anak itu penuh dengan luka lebam dan sayatan. Tampak bekas hantaman benda keras di punggung, dan luka bakar di kaki dan lengan.
"Saya lihat sendiri ada luka-luka itu. Ada lebam di dada, perut, sampai punggung. Di kaki dan tangan ada seperti bekas sundutan rokok," terangnya.
Terpopuler
1
Aliansi Masyarakat Pati Bersatu Tetap Gelar Aksi, Tuntut Mundur Bupati Sudewo
2
Resmi Dilantik, Ini Susunan Pengurus LBH Sarbumusi Masa Khidmah 2025-2028
3
Ribuan Santri Pati Akan Gelar Aksi Tolak Kenaikan Tarif PBB 250 Persen hingga 5 Hari Sekolah
4
INDEF Soroti Pemblokiran Rekening yang Dianggap Reaktif dan Frustrasi Pemerintah Hadapi Judi Online
5
Obat bagi Jiwa yang Kesepian
6
Harlah Ke-81 Gus Mus, Ketua PBNU: Sosok Guru Bangsa yang Meneladankan
Terkini
Lihat Semua