Nasional

Imam Islamic Center of New York Jelaskan Penyakit Manusia Modern

Ahad, 9 Juli 2017 | 20:49 WIB

Makassar, NU Online
Imam Islamic Center of New York Shamsi Ali memberikan tausiah Halal Bihalal dengan tema "Sucikan Hati, Kuatkan Silaturrahim" di Auditorium KH Muhyiddin Zain UIM, Sabtu (8/7). Ia menyampaikan, saat ini Islam Indonesia menjadi sorotan. Ada yang mengatakan di Indonesia sudah tidak toleran. Tentunya ini pandangan yang keliru.

"Model keislaman Indonesia tentunya memiliki ciri khas, di antaranya adanya nilai-nilai moderat, inklusif, ramah, dan lain sebagainya,” katanya pada acara yang digelar berbagai organisasi yakni PW Muslimat NU Sulsel, Forum Kajian Cinta Alquran Sulsel, Yayasan Jantung Cabang Utama Sulsel, FKA ESQ Sulsel, BK PAKSI Sulsel, Pengda Soina Sulsel, Perwosi Sulsel, IKA Pascasarjana Unhas. 

Oleh karena itu, menurut dia, negara lain tak perlu mengajarkan Indonesia tentang moderat, inklusif dan lain sebagainya karena model keislaman seperti itu sudah menjadi karakter dan telah lama mendarah daging pada umat Islam Indonesia.

“Alhamdulillah, kita telah melaksanakan ibadah puasa sebulan penuh. Oleh karena itu, ketakwaan senantiasa harus tercermin dalam diri kita, puasa sesungguhnya adalah menahan atau dikenal imsak,” ungkap pria asal Kabupaten Bulukumba.

Lebih lanjut ia mengatakan, ada tiga penyakit yang disebabkan oleh hawa nafsu yang tak bisa kita tahan di dunia modern, yakni pertama, militerisme yaitu kecendurangan melakukan peperangan yang membabi buta seperti yang terjadi di Suriah. 

Kedua, rasisme. Ketika manusia sudah membicarakan proses penciptaan manusia, dunia modern malah cenderung rasisme, adanya tekanan politik dari negara tertentu ke negera berkembang atau dengan kata lain dinamakan rasisme sistem.

Ketiga, materialisme. Islam tidak melarang hambanya untuk mencari kekayaan. Justru Islam mengajak umatnya untuk menjadi kaya. Yang dilarang adalah menjadikan materi segalanya atau bahkan menjadikannya sebagai tuan. 

“Semua penyakit di atas menandakan kita tak mampu menahan atau disebut imsak,” ujarnya. (Andy Muhammad Idris/Abdullah Alawi)