Nasional

LAZISNU Gelar Santunan Yatim Piatu di Ciganjur

Rab, 12 November 2014 | 09:30 WIB

Jakarta, NU Online
Bertepatan dengan Hari Pahlawan Nasional Lembaga Amil Zakat Infak dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) kembali menggelar santunan anak yatim piatu dan dhuafa di Masjid Al-Munawwaroh Ciganjur Jakarta Selatan. Santunan kali ini diberikan kepada 50 anak yatim piatu dan dhuafa.
<>
Santunan diberikan secara simbolis oleh Manager Fundraising dan Program Nurrohman Suwardi kepada para pengurus Majlis Ta’lim Kaum Ibu Al-Munawwaroh dan anak-anak penerima santunan,  Senin (10/11).  Selain dari LAZISNU anak-anak juga menerima santunan dari hasil iuran anggota dan pengurus Majlis Ta’lim Kaum Ibu Masjid Al-Munawwaroh Ciganjur.

Dalam sambutannya, Nurrohman menyatakan, santunan ini adalah bentuk kepedulian LAZISNU kepada masyarakat, khususnya anak-anak yatim piatu dan mustadh’afin. “Semoga santunan yang diberikan dapat digunakan dan bermanfaat untuk kebaikan para penerima,” tutur Nurrohman.

Lebih lanjut Nurrohman juga menyatakan, kegiatan-kegiatan LAZISNU Pusat seperti santunan ini adalah pemantik semangat bagi setiap kepengurusan LAZISNU di seluruh level. LAZISNU adalah jejaring Nahdlatul Ulama yang berkewajiban untuk menyantuni kaum dhu’afa di seluruh level masyarakat.

“Diharapkan acara santunan seperti ini buka hanya berlaku seremonial saja. Hendaknya budaya menyantuni kepada siapa pun yang membutuhkan terus dikembangkan oleh masyarakat, khususnya di lingkungan warga Nahdliyin,”  tandasnya.

Sementara itu, dalam tausiyahnya, Ustadz Darul Quthni menyampaikan,  menyantuni yati, piatu adalah anjuran mulia agama. Dengan dilandaskan pada ajaran agama, penyantunan atau bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan menjadi bermakna lebih. Bukan hanya bentuk kepekaan sosial, tetapi juga menjadi sebuah tindakan kebaikan yang bernilai spiritual.

“Kelak orang-orang Islam yang gemar menyantuni anak-anak yatim akan dipertemukan dengan Nabi Muhammad SAW di surga. Mereka berada dekat dengan nabi sebagaimana kedekatan jari telunjuk dan jari tengah,” tutur Darul sambil menyitir hadits Nabi Muhammad SAW. (Syaifullah Amin)