Pemimpin HKBP Temui Gus Yahya, Bahas Isu Agama hingga Kerusakan Hutan di Tanah Batak
NU Online · Rabu, 18 Juni 2025 | 16:30 WIB

Ketum PBNU Gus Yahya Staquf saat menerima kunjungan Ephorus atau Pemimpin Tertinggi HKBP Pendeta Victor di lantai 3 Gedung PBNU, Jakarta, pada Rabu (18/6/2025). (Foto: NU Online/Suwitno)
Haekal Attar
Penulis
Jakarta, NU Online
Ephorus atau Pemimpin Tertinggi Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Pendeta Victor Tinambunan menemui Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf, di lantai 3 Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Salemba, Jakarta Pusat, pada Rabu (18/6/2025) pukul 13.00 WIB.
Gus Yahya menerangkan, pertemuan ini membahas sejumlah isu tentang kehidupan beragama di Indonesia dan lingkungan hidup yang perlu dipelihara, tetapi tidak melupakan pemanfaatannya untuk seluruh rakyat.
"Karena Nahdlatul Ulama sendiri telah mengaktualisasikan dengan sangat serius bahwa di tengah berbagai masalah di tengah masyarakat, agama-agama ini harus hadir sebagai sumber solusi, sumber jalan keluar dari masalah-masalah itu. Jangan sampai agama dipandang apalagi dalam kenyataan yang menjadi bagian dari masalah," katanya usai pertemuan.
Lebih spesifik soal lingkungan, Gus Yahya menerangkan bahwa NU memiliki empat prinsip untuk menyelesaikan setiap masalah, khususnya menjaga lingkungan.
"Pertama adalah tasamuh yaitu toleran, yang kedua tawazun yaitu seimbang, tawassuth (artinya) tengah, dan i'tidal (artinya) adil. Pokoknya semua masalah harus kita dalam perspektif NU harus dihadapi dengan prinsip itu," jelasnya.
Sementara itu, Pendeta Victor mengungkapkan bahwa dirinya sempat berbagi kisah dengan Gus Yahya untuk menyelesaikan kerusakan hutan karena penebangan besar-besaran yang dilakukan oleh PT Toba Pulp Lestari (TLP) seluas 167.912 hektar di kawasan Danau Toba.
"Secara khusus saya datang dari Tapanuli Raya, saya juga sharing dengan Gus Yahya, tadi (penggundulan hutan) banyak mudharatnya daripada manfaatnya di Tanah Batak dan Danau Toba yang sangat tercemar," katanya.
"HKBP sekarang sedang berusaha untuk ikut dalam arak-arakan bangsa ini, termasuk agama-agama yang ada di bangsa ini untuk melestarikan alam Indonesia secara umum," tambahnya.
Baca Juga
Kerusakan Hutan Cermin Tingginya Korupsi
Kepada Gus Yahya, Pendeta Victor mengaku dengan tegas menolak segala bentuk perusakan alam yang sudah dilakukan PT TPL selama 35 tahun sehingga menyebabkan hutan gundul dan terganggunya Daerah Aliran Sungai (DAS).
"Dari pengalaman empiris kami, dari hasil-hasil pemberitaan media, dan juga dari hasil studi, kesimpulannya Tanah Batak sekarang hutan-hutannya sudah hampir habis dan yang ada sekarang adalah monokultur, eucalyptus-eucalyptus itu merusak alam karena sungai-sungai kecil sudah habis, sungai besar debit airnya kecil sekarang, kalau musim kemarau sungai mengering, kalau musim hujan sungai meluas banjir dan tanah longsor," katanya.
Ia juga mengapresiasi langkah PBNU yang terus menyuarakan perdamaian dan toleransi antarumat beragama di Indonesia.
"HKBP sangat mengapresiasi bagaimana kerja sama walaupun tidak tertulis secara rinci, tetapi HKBP betul-betul merasakan peranan NU membangun toleransi kehidupan dalam keberagaman," katanya.
Terkait kerja sama, Pendeta Victor menjelaskan telah terjalin kerja sama melalui nota kesepahaman (MoU) dengan PBNU sejak 2021 dan akan ada tindak lanjut program-program selanjutnya.
Terpopuler
1
Mulai Agustus, PBNU dan BGN Realisasikan Program MBG di Pesantren
2
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
3
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
4
Waktu Terbaik untuk Resepsi Pernikahan menurut Islam
5
Zaman Kegaduhan, Rais Aam PBNU Ingatkan Umat Islam Ikuti Ulama yang Istiqamah
6
Terima Dubes Afghanistan, PBNU Siap Beri Beasiswa bagi Mahasiswa yang Ingin Studi di Indonesia
Terkini
Lihat Semua