Nasional

Pesan Gus Yahya untuk PCINU Sedunia

Jum, 21 Juni 2019 | 12:00 WIB

Jakarta, NU Online
Setiap negara tentu memiliki persoalan masing-masing yang tentu harus ditemukan solusinya. Kehadiran Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) di berbagai belahan dunia diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi negara yang ditinggali.

Hal tersebut disampaikan oleh Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) saat menghadiri pertemuan PCINU sedunia di Nijmegen, Belanda. Untuk dapat memberikan solusi atas permasalahan di masing-masing negara yang ditinggali, ia menekankan agar PCINU harus memiliki agenda yang jelas.

Gus Yahya juga mengatakan kepada pengurus NU dari beberapa negara di Eropa dan Mediterania itu bahwa PBNU perlu mengawal agenda-agenda PCINU sebagai duta mereka di luar negeri. 

Forum yang digelar pada Selasa (18/6) itu merupakan bagian dari serangkaian kegiatan dalam rangka Konferensi Cabang (Konfercab) Istimewa Nahdlatul Ulama Belanda yang ketiga.

Kegiatan itu diawali dengan pameran bertema The Face of Islam in Indonesia di aula Universitas Radboud, Nijmegen sejak Rabu (12/6) yang menampilkan variasi masjid di Nusantara. Pameran yang digelar atas kerjasama PCINU Belanda dengan situs web alif.id dan Museum Bronbeek Arnhem itu berlangsung hingga Jumat (21/6).

Di samping itu, NU Belanda juga menyelenggarakan The 6th Interfaith Dialogue-Promoting 'Costly' Tolerance: Challenges for States and Religious Communities pada Kamis (20/6) di Masjid Al-Hikmah Den Haag. Kegiatan tersebut bertujuan untuk lebih mengkonkretkan agenda diplomasi antaragama bekerja sama dengan berbagai organisasi lintas iman. Acara ini juga bersamaan dengan agenda Konfercab Istimewa dan Bahtsul Masail. 

Kegiatan ditutup dengan gala dinner di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Den Haag dengan menampilkan pertunjukan seni Ki Ageng Ganjur dan pelantikan pengurus PCINU Belanda 2019-2021 oleh Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf. 

NU Belanda juga menggelar konferensi internasional tentang Islam wasathiyyah di Universitas Radboud, Nijmegen, Belanda pada Rabu (19/6) guna menyuarakan Islam moderat ala NU ke dunia. Kegiatan ini diikuti oleh puluhan akademisi dari berbagai negara. (Syakir NF/Fathoni)