Nasional

Sempat Jadi Polemik, Stadion JIS Sudah Dipakai untuk Tiga Pertandingan Piala Dunia U 17

Sel, 14 November 2023 | 10:30 WIB

Sempat Jadi Polemik, Stadion JIS Sudah Dipakai untuk Tiga Pertandingan Piala Dunia U 17

Jakarta International Stadium. (Foto: Instagram @jakintstadium)

Jakarta, NU Online

 

Sebelum pagelaran Piala Dunia Umur 17 2023, ramai perbincangan Stadion Jakarta Internasional Stadium (JIS) terkait kualitas rumputnya dan potensi menjadi venue Piala Dunia U17 2023. Waktu itu, pada (4/7/2023) Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono sempat menyatakan bahwa rumput di lapangan JIS tidak memenuhi standar FIFA. 

 

Basuki menegaskan bahwa standar FIFA untuk rumput stadion melibatkan kepadatan, ketebalan, dan kualitas umum lainnya untuk memastikan kondisi lapangan yang baik untuk pertandingan sepak bola, “Jelas ini tidak masuk dalam standar FIFA kalau dengan kondisi sekarang,” tegasnya.

 

Piala Dunia U17 sejatinya sudah bergulir sejak pada tanggal 10 November 2023 dan dijadwalkan berakhir pada 2 Desember 2023. Turnamen ini menjadi yang pertama kalinya Piala Dunia U-17 digelar di wilayah Asia Tenggara. 

 

JIS telah mengadakan tiga pertandingan, di antaranya adalah pertandingan antara Kaledonia Baru dan Inggris berakhir dengan kemenangan besar untuk tim Inggris dengan skor 10-0. Skor yang mencolok ini menunjukkan dominasi tim Inggris dalam pertandingan tersebut.

 

Selanjutnya, pertandingan antara Brasil dan Iran berakhir dengan kemenangan tipis untuk tim Iran dengan skor 3-2. Hasil ini menunjukkan pertandingan yang sengit antara kedua tim, dengan tim Iran berhasil mengungguli tim Brasil.

 

Terakhir, JIS juga sudah melakukan pertandingan antara Prancis dan Burkina Faso berakhir dengan kemenangan untuk Prancis dengan skor 3-0. Prancis berhasil memenangkan pertandingan tanpa kebobolan, menunjukkan performa yang solid dari tim tersebut.

 

JIS sendiri akan menjadi tempat untuk pertandingan dua grup, yaitu Grup C (Inggris, Brasil, Iran, dan Kaledonia Baru) dan Grup E (Prancis, Burkina Faso, Korea Selatan, dan Amerika Serikat) dengan 16 pertandingan secara total 12 pertandingan fase grup (6 pertandingan dalam Grup C dan 6 pertandingan dalam Grup E), 2 pertandingan babak 16 besar, dan 2 pertandingan perempat final.

 

Wakil Ketua Umum PSSI Zainuddin Amali yang juga merupakan mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) itu mengaku heran dengan munculnya suara yang mempermasalahkan rumput JIS. Ia menjelaskan pertandingan di JIS telah berlangsung tanpa masalah, dan tidak ada keluhan yang diajukan oleh pemain maupun pelatih.

 

Terkait dengan penjadwalan, keputusan terletak pada FIFA, yang mencakup penyelenggaraan dua grup di lokasi tersebut. Keputusan FIFA menegaskan bahwa kondisi JIS aman dan dapat digunakan.

 

"Kita tahu sudah ada pertandingan di JIS, dan tidak ada masalah. Tidak ada komplain dari pemain maupun pelatih. Terkait penjadwalan, itu yang menentukan adalah FIFA, termasuk ada dua grup di situ. Keputusan dari FIFA, kondisinya aman dan bisa digunakan," katanya seperti dikutip NU Online dari laman resmi PSSI, Selasa (14/11).

 

Rumput Standar FIFA

 

Dalam laman resmi FIFA, dijelaskan bahwa pemilihan jenis rumput bergantung pada kebutuhan dan sumber daya masing-masing proyek. FIFA mengungkapkan bahwa terdapat tiga jenis rumput utama yang diakui oleh mereka.

 

Pertama, 100 persen Rumput Alami, proyek dapat memilih untuk menggunakan rumput alami secara penuh tanpa bahan tambahan lainnya. Ini adalah opsi tradisional yang sering digunakan pada lapangan sepak bola.

 

Kedua, Rumput hibrida melibatkan penambahan serat sintetis ke dalam rumput alami untuk tujuan penguatan. Pendekatan ini menggabungkan kelebihan rumput alami dengan ketahanan serat sintetis.

 

Ketiga, 100 persen Rumput Sintetis (Buatan), proyek juga dapat memilih untuk menggunakan rumput sintetis sepenuhnya yang merupakan produk buatan. Rumput sintetis biasanya terbuat dari serat plastik dan memberikan kestabilan dan daya tahan yang tinggi.

 

Keputusan untuk memilih salah satu jenis rumput tersebut didasarkan pada pertimbangan teknis, iklim, dan keberlanjutan lapangan sepak bola yang bersangkutan. FIFA memberikan fleksibilitas kepada proyek-proyek tersebut untuk memilih jenis rumput yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka.