Nikah/Keluarga

Kisah Rasulullah Saw yang Mencium Anak dan Cucunya

Sel, 14 Juni 2022 | 12:15 WIB

Kisah Rasulullah Saw yang Mencium Anak dan Cucunya

Kaligrafi Rasulullah Muhammad Saw

Rasulullah saw tidak segan mencium anak-anak dan cucunya sebagai bentuk kasih sayangnya sebagai orang tua terhadap anak keturunannya. Rasulullah saw bahkan mencium anak-anak dan cucunya sebagai bentuk cinta kasih di hadapan para sahabat.


Sahabat Abu Hurairah ra dan Sayyidah Aisyah ra mendokumentasikan cinta kasih Rasulullah saw terhadap anak-anak dan cucunya. (Al-Mundziri, At-Targhib wat Tarhib, [Beirut, Darul Fikr: 1998 M/1418 H], juz III, halaman 156).


عَنْ أبي هريرة - رضي الله عنه - : قال : «قَبَّلَ رسولُ الله -صلى الله عليه وسلم- الحسنَ بنَ عَليٍّ ، وعنده الأقْرَعُ بنُ حابس التميميُّ ، فقال الأقرعُ : إِن لي عَشْرة من الوَلَد ما قَبَّلْتُ منهم أحدا ، فنظر إِليهِ رسولُ الله -صلى الله عليه وسلم- ثم قالَ : مَن لا يَرْحَمْ لا يُرْحَمْ».أَخرجه البخاري، ومسلم، والترمذي، وأبو داود


Artinya, "Dari sahabat Abu Hurairah ra, ia bercerita, Rasulullah saw mencium cucunya, Hasan bin Ali ra. Di dekatnya ada Aqra‘ bin Habis At-Tamimi. Aqra‘ merespons, ‘Aku memiliki 10 anak. Tidak satupun pernah kucium.’ Rasulullah saw mengalihkan pandangan kepadanya, ‘Siapa yang tidak menyayangi tidak akan diberi kasih sayang,'" (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi).


Cinta kasih terhadap anak dan cucu dapat diekspresikan dengan ciuman bapak, ibu, kakek, dan nenek terhadap mereka. Cinta kasih terhadap anak dan cucu merupakan anuegarah yang Allah titipkan kepada bapak, ibu, kakek, dan nenek sehingga Rasulullah saw bersabda, "Siapa yang tidak menyayangi tidak akan diberi kasih sayang."


Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahwa ciuman orang tua terhadap anak keturunan sebagai bentuk kasih sayang orang tua telah menjadi tradisi di kalangan Rasulullah saw dan sahabatnya. Tradisi ini terdengar asing oleh masyarakat (Badui) Arab pedalaman.


Sayyidatina Aisyah ra mengisahkan seorang Badui yang datang menemui Rasulullah saw yang menanyakan tradisi cium anak dan cucu sebagai ekspresi kasih sayang orang tua.


عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: جَاءَ أَعْرَابِيٌّ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: تُقَبِّلُونَ الصِّبْيَانَ ؟ فَمَا نُقَبِّلُهُمْ . فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " أَوَ أَمْلِكُ لَكَ أَنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ نَزَعَ مِنْ قَلْبِكَ الرَّحْمَةَ "


Artinya, "Dari Sayyidah Aisyah ra, ia bercerita, seorang Arab badui suatu hari datang menemui Rasulullah saw. Ia berkata, ‘Kalian mencium anak-anak? Kami tidak mencium mereka.’ Rasulullah menjawab, ‘Apakah aku berkuasa atas dirimu kalau Allah mencabut rasa kasih sayang dari hatimu,'" (HR Bukhari dan Muslim).


Pada riwayat lain Sayyidatina Aisyah ra menceritakan bahwa suatu hari Rasulullah mencium salah seorang anaknya yang disaksikan oleh seorang Badui. Menyaksikan itu, Badui tersebut merespons bahwa dirinya selama ini belum pernah mencium seorang pun anaknya.


عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَبَّلَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم بَعْضَ وَلَدِهِ وَعِنْدَهُ أَعْرَابِيٌّ فَقَالَ مَا قَبَّلْتُ وَلَدًا لِي قَطُّ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم مَا أَصْنَعُ بِكَ إِنْ كَانَ اللَّهُ قَدْ نَزَعَ الرَّحْمَةَ مِنْكَ 


Artinya, “Dari Sayyidatina Aisyah ra, ia bercerita, Rasulullah saw mencium beberapa anaknya di dekat seorang badui. Ia berkata, ‘Aku tidak pernah mencium sama sekali seorang anakku.’ Rasulullah menjawab, ‘Apa yang kuperbuat jika Allah mencabut kasih sayang dari dalam hatimu.’” Wallahu a’lam. (Alhafiz Kurniawan)