Opini

Nuzulul Quran dan Inspirasi Peradaban Baru

Kam, 12 Oktober 2006 | 08:26 WIB

KH Hasyim Muzadi

Penduduk dunia kini menunggu sebuah peradaban baru, pasca runtuhnya Tembok Berlin di Jerman Timur yang menandai usainya ”Perang Dingin” tatanan dunia berwajah tunggal, yaitu hanya berkiblat ke Amerika Serikat (AS) sebagai satu-satunya negara adidaya. Peradaban sosialisme-komunisme akhirnya tak mampu menjawab masalah-masalah umat manusia, sehingga dirobohkan sendiri oleh para pendukungnya.  

<>

Kini tinggal peradaban yang bercorak sekularisme- kapitalisme yang menonjolkan paham penumpukan kapital alias modal, pasar bebas dan individualisme. Namun, kini peradaban kapitalisme ini sudah mulai digugat karena banyak menimbulkan masalah-masalah kemanusiaan seperti mengabaikan masalah kemiskinan, pengangguran, dan hal-hal yang bersifat psikologis-rohani, banyak orang yang hartanya melimpah perusahaannya ada di mancanegara tetapi akhirnya dia merasa discontent (tidak tenang dan selalu gelisah hatinya).

Di AS sendiri gejala psikososial seperti ini terus meningkat skalanya seperti, anak-anak remaja yang terlibat kekerasan, kebergantungan pada obat terlarang, kebergantungan pada minuman beralkohol dan tingkat hancurnya rumah tangga yang tinggi yang mengancam pada kelangsungan generasi. Karena itu, kini masyarakat dunia tengah mencari sebuah peradaban baru yang dapat mencerahkan.

Bersamaan dengan meningkatnya masalah-masalah psikososial dan spiritual itu, kini di negara-negara maju meningkat animo orang untuk belajar Islam dan membaca Alquran. Berdasarkan pemberitaan di sejumlah media massa, justru minat warga AS semakin tinggi mempelajari Alquran setelah terjadinya serangan terhadap Menara Kembar WTC dan gedung Pentagon di AS.

Meski kelompok Islam dihujat di berbagai media karena dituduh sebagai pelaku di balik serangan tersebut, reaksi sebaliknya justru semakin banyak simpati terhadap Islam. Awalnya, warga AS mengaku hanya sekadar ingin tahu Islam, karena itu mereka membaca Alquran, tetapi ternyata mereka terpesona pandangan pertama dan kini mereka banyak yang masuk Islam. Apakah ini bagian dari ‘keajaiban’ Alquran, wallahu a’lam bisshowab. Bersamaan dengan peringatan Nuzulul Quran, pada Ramadhan kali ini barangkali kita harus mengambil momentum.

Mari saya mengajak diri saya sendiri terlebih dahulu dan umat Islam lainnya untuk senantiasa kita membaca dan mempelajari Alquran. Membaca dan mempelajari Alquran harus dijadikan tradisi oleh masing-masing keluarga Islam di muka bumi ini, kalau gerakan ini berlanjut, maka bukan tidak mungkin dunia nanti akan dipenuhi nilainilai Quran dan saat itulah peradaban baru dunia itu muncul, yaitu peradaban yang bersumber dari nilai-nilai Alquran.

Mengapa kita harus membudayakan membaca dan mempelajari Alquran? Karena selaku umat Islam kita yakin bahwa Alquran merupakan pedoman hidup yang kompleks dan memuat sejumlah kebutuhan manusia, baik materiil maupun spiritual. Alquran yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad memang diperuntukkan kepada manusia agar dia mendapat rahmat dan kegembiraan dari Allah SWT.

Allah SWT berfirman dalam Alquran: ”………dan Alquran ini diwahyukan kepadaku supaya dengan dia (Alquran), aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai kepadanya Alquran…”. (QS 6 Al-An’am: 19)Dan Kami tidak mengutus engkau (hai Muhammad), melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pengemban berita baik dan juru ingat kepada sekalian manusia”.( QS 34 Saba’:28) Mengapa Alquran dikatakan mengandung nilai-nilai universal?

Karena Alquran berisi tentang ajaran- ajaran dalam kitab-kitab terdahulu yang diwahyukan kepada para Nabi dan Rasul Allah sebelum Nabi Muhammad yang disinyalir hampir setiap bangsa mempunyai nabinabinya. Namun, yang disebut dalam Alquran yang wajib diimani hanya empat yaitu, Taurat yang diwahyukan kepada Nabi Musa, Zabur yang diwahyukan kepada Nabi Daud, Injil yang diwahyukan kepada Nabi Isa, dan Alquran sebagai wahyu pemungkas dan penyempurna ajaran-ajaran sebelumnya yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW.

Allah berfirman: ”Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya (Muhammad), serta yang telah diturunkan sebelumnya. ”. (QS 4 An-Nisa’: 136). Alquran setidaknya mempunyai dua fungsi utama, yaitu sebagai sumber ajaran dan bukti kebenaran (mu