Syariah

Kewajiban Qadha bagi yang Meninggalkan Niat Puasa Ramadhan

NU Online  ยท  Ahad, 31 Mei 2020 | 11:30 WIB

Kewajiban Qadha bagi yang Meninggalkan Niat Puasa Ramadhan

Niat adalah salah satu rukun puasa. Dengan demikian, ibadah puasa yang dilakukan tanpa niat tidak sah.

Niat menempati posisi penting dalam ibadah, termasuk puasa. Niat pada puasa (wajib) disebutkan secara khusus dalam hadits Rasulullah SAW. Niat ini kemudian bagi mazhab syafiโ€™i sangat menentukan ibadah puasa seseorang.

ู…ูŽู†ู’ ู„ูŽู…ู’ ูŠูุจูŽูŠู‘ูุชู ุงู„ุตู‘ููŠูŽุงู…ูŽ ู‚ูŽุจู’ู„ูŽ ุงู„ู’ููŽุฌู’ุฑู ููŽู„ูŽุง ุตููŠูŽุงู…ูŽ ู„ูŽู‡ู

Artinya, โ€œSiapa saja yang tidak memalamkan (niat) puasa sebelum fajar, maka tak ada puasa baginya,โ€ (HR Ahmad, Abu Dawud, An-Nasaโ€™i, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

Ulama mazhab Syafiโ€™i menyatakan bahwa niat adalah salah satu rukun puasa. Dengan demikian, ibadah puasa yang dilakukan tanpa niat tidak sah. Ulama mazhab Syafiโ€™i tidak mensyaratkan pelafalan niat (seperti pelafalan nawaytu shauma ghadin) atas keabsahan puasa, tetapi niat itu sendiri (di dalam hati).

ูุตู„ ู„ุง ูŠุตุญ ุงู„ุตูˆู… ุฅู„ุง ุจุงู„ู†ูŠุฉ ูˆู…ุญู„ู‡ุง ุงู„ู‚ู„ุจ ูˆู„ุง ูŠุดุชุฑุท ุงู„ู†ุทู‚ ุจู„ุง ุฎู„ุงู ูˆุชุฌุจ ุงู„ู†ูŠุฉ ู„ูƒู„ ูŠูˆู…

Artinya, โ€œ(Pasal) puasa tidak sah tanpa niat. Tempat niat terletak di hati. Pelafalan niat tidak disyaratkan (pada keabsahan puasa). Niat wajib dilakukan setiap hari (malam),โ€ (Lihat Imam An-Nawawi, Raudhatut Thalibin wa Umdatul Muftin, [Beirut, Darul Fikr: 2005 M/1425-1426 H], juz II, halaman 238).

Ulama mengharuskan niat puasa secara mutlak. Dengan demikian, orang yang berpuasa Ramadhan tanpa niat harus mengqadha puasanya sebagaimana keterangan Al-Imam An-Nawawi berikut ini:

ูุฑุน ููŠ ุฃุญูƒุงู… ุงู„ูุทุฑ ูƒู„ ู…ู† ุชุฑูƒ ุงู„ู†ูŠุฉ ุงู„ูˆุงุฌุจุฉ ุนู…ุฏุง ุฃูˆ ุณู‡ูˆุง ูุนู„ูŠู‡ ุงู„ู‚ุถุงุก

Artinya, โ€œCabang (masalah) mengenai hukum berbuka puasa. Setiap orang yang meninggalkan niat (puasa) wajib secara sengaja atau lupa, maka ia wajib mengqadhanya,โ€ (Lihat Imam An-Nawawi, 2005 M/1425-1426 H: II/255).

Khusus untuk puasa wajib, seperti puasa Ramadhan, puasa (wajib yang di)-qadha, atau puasa nazar, ulama mengharuskan niat puasa secara mutlak pada malam hari. Orang yang tidak berniat puasa pada malam hari baik karena lupa maupun sengaja harus mengqadha puasa tersebut.

ุฅุฐุง ู†ุณู‰ ู†ูŠุฉ ุงู„ุตูˆู… ููŠ ุฑู…ุถุงู† ุญุชู‰ ุทู„ุน ุงู„ูุฌุฑ ู„ู… ูŠุตุญ ุตูˆู…ู‡ ุจู„ุง ุฎู„ุงู ุนู†ุฏู†ุง ู„ุงู† ุดุฑุท ุงู„ู†ูŠุฉ ุงู„ู„ูŠู„ ูˆูŠู„ุฒู…ู‡ ุงู…ุณุงูƒ ุงู„ู†ู‡ุงุฑ ูˆูŠุฌุจ ู‚ุถุงุคู‡ ู„ุงู†ู‡ ู„ู… ูŠุตู…ู‡ย 

Artinya, โ€œJika seseorang lupa berniat puasa Ramadhan (pada malam hari) hingga terbit fajar (waktu subuh), maka puasanya tidak sah tanpa ikhtilaf ulama menurut kami (mazhab syafiโ€™i) karena niat disyaratkan pada malam hari. Ia juga wajib menahan diri pada siang hari (sebagaimana laku orang berpuasa). Ia juga wajib mengqadhanya karena ia tidak berpuasa pada hari tersebut,โ€ (Lihat Imam An-Nawawi, Al-Majmuโ€™ Syarhul Muhadzdzab, [Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah: 2010 M], juz VI, halaman 258).

Selain wajib mengqadha puasa Ramadhan tersebut, seseorang yang lupa berniat puasa wajib di malam hari juga berkewajiban untuk berperilaku sebagaimana orang puasa pada umumnya, yaitu menahan diri dari makan, minum, hubungan badan, dan berakhlak terpuji menjaga diri dari ucapan dan tindakan tercela yang lazimnya merusak kualitas puasa. Wallahu aโ€˜lam. (Alhafiz Kurniawan)