Ramadhan

Kultum Ramadhan: Keistimewaan Makan Sahur yang Jarang Diketahui Banyak Orang

Sab, 1 April 2023 | 03:00 WIB

Kultum Ramadhan: Keistimewaan Makan Sahur yang Jarang Diketahui Banyak Orang

Ilustrasi: Sahur2 (Nu Online).

Orang terkadang menyepelekan makan sahur, padahal banyak keistimewaan dan keberkahannya bagi orang yang berpuasa.

 

Puasa merupakan momen penuh berkah bagi umat Muslim. Pada bulan suci ini Allah menganjurkan sejumlah amal ibadah dan menjanjikan limpahan pahala untuk hamba-hamba-Nya yang taat. Semakin banyak ibadah yang ia lakukan, semakin melimpah pahala yang diperolehnya. Sebaliknya, hamba yang malas beramal akan tertinggal banyak keutamaan. Salah satu anjuran pada bulan ini adalah melakukan sahur. Rasulullah saw bersabda: Banyak

 

تَسَحَّرُوا فإنَّ في السَّحُورِ بَرَكَةً

 

Artinya, “Bersahurlah karena sahur memiliki keberkahan.” (HR Al-Bukhari dan Muslim) 

 

Sabda Rasulullah saw ini secara tegas mendorong umat Muslim untuk melaksanakan sahur saat Ramadhan, sebab ada keberkahan di dalamnya. Menurut Ibnu Hajar Al-Haitami dalam Itḥāfu Ahlil Islām bi Khushūshiyyatiṣ Shiyāmkeberkahan yang dimaksud pada hadits ini mencakup dua hal, yaitu:

  1. Keberkahan di dunia berupa tenaga agar kuat melaksanakan puasa di siang hari. 
  2. Keberkahan di akhirat berupa pahala yang diperoleh karena mengamalkan anjuran agama. (Ibnu Hajar Al-Haitami, Itḥāfu Ahlil Islām bi Khushūshiyyatish Shiyām, [Beirut, Maktabah Thaibah: 1990], halaman 171) 
 

  

 

Keistimewaan sahur lainnya adalah makanan yang dikonsumsi saat sahur tidak akan dihisab di akhirat kelak. Padahal dalam aturannya, apapun yang kita makan akan dihisab, lain halnya makanan saat sahur tidak demikian. Tapi dengan catatan makanan tersebut halal. Rasulullah saw bersabda, 

 

ثَلَاثَةٌ لَيْسَ عَلَيْهِمْ حِسَابٌ فِيْمَا طَعِمُوْا إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى إِذَا كَانَ حَلَالًا: الصَّائِمُ وَالْمُتَسَحِّرُ وَالْمُرَابِطُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ 

 

Artinya, “Ada tiga makanan yang insyaallah tidak akan dihisab jika makanan tersebut halal, yaitu makanan orang yang (berbuka) puasa, makanan orang sahur, dan orang yang berjihad di jalan Allah.” (HR At-Thabrani). 

 

Anjuran-Anjuran Sahur 

Agar sahur yang kita lakukan lebih sempurna dan memiliki nilai ibadah lebih, kita dianjurkan untuk mengamalkan sejumlah kesunnahan sahur. Berikut adalah beberapa diantaranya: 

 

1. Mengakhirkan Waktu Sahur 

Anjuran makan sahur mulai berlaku jika sudah masuk separuh malam kedua atau di atas pukul 24.00. Sehingga, orang yang sahur di bawah waktu tersebut tidak memperoleh pahala sunah. Hanya saja, sahur dianjurkan untuk diakhirkan pada sepertiga malam terakhir atau menjelang waktu imsak. Anjuran ini bertujuan agar stamina tubuh saat siang hari lebih prima. Rasulullah saw bersabda: 

 

بَكِّرُوْا بِالإفْطَارِ وَأَخِّرُوْا السَّحُوْرَ 

 

Artinya, “Segerakanlah berbuka dan akhirkanlah sahur.” (HR Ibnu ‘Addi). 

 

Salah satu manfaat yang bisa kita peroleh ketika mengakhirkan waktu sahur adalah bisa melaksanakan shalat Subuh di awal waktu dan berjamaah di masjid atau mushala. Berbeda jika sahur terlalu dini, ada kemungkinan shalat Subuh terlambat karena pasti akan tidur setelah sahur. Biasanya, tidur dalam keadaan perut kenyang lebih susah untuk bangun. Lain halnya jika sahur di penghujung malam, waktu untuk menunggu subuh tidak lama. 

 

Selain itu, sambil menunggu waktu Subuh, kita juga bisa mengisinya untuk melakukan ibadah-ibadah sunnah seperti shalat tahajud, witir, bertadarus Al-Qur’an, berdzikir dan berdoa. Sebab, waktu sepertiga malam merupakan momen istimewa, apalagi di bulan Ramadhan. Dalam satu riwayat disebutkan:

 

وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ: أَنَّهُ يُنَادِي مُنَادٍ كُلَّ سَحَرَةٍ مِنَ السَّمَاءِ: مَنْ سَائِلٌ يُعْطَى مَنْ دَاعٍ يُجَابُ، أَوْ مُسْتَغْفِرٌ يُغْفَرُ لَهُ، فَيَسْمَعُهُ مَنْ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ إِلَّا الْجِنَّ وَالْإِنْسَ، أَفَلَا تَرَى الدِّيَكَةَ وَأَشْبَاهَهَا مِنَ الدَّوَابِّ تَصِيحُ تِلْكَ السَّاعَةَ

 

Artinya, “Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, dia berkata, ‘Setiap waktu sahur ada malaikat dari langit berseru, ‘Siapa yang memohon (pada saat ini) akan dikabulkan, siapa yang berdoa akan diijabah, siapa yang memohon ampunan akan diampuni.’ Seruan ini didengar seluruh makhluk yang ada di bumi dan dilangit kecuali jin dan manusia. Ibnu Abbas melanjutkan, ‘Tidakkah kau melihat ayam jago dan hewan-hewan lainnya bersuara di waktu ini?’” 

 

Hadits ini disebutkan oleh Muhammad bin Ali Al-Maqrizi dalam Mukhtasharu Kitābi Qiyāmillail tanpa menyebutkan perawinya. 

 

2. Tetap Sahur Meski Sudah Kenyang 

Meski tujuan utama melaksanakan sahur untuk menjaga stamina tubuh pada siang hari puasa, bukan berarti jika sudah kenyang kita sudah tidak dianjurkan lagi. Kita masih tetap dianjurkan dan mendapat kesunnahan sahur meski kondisi perut sudah kenyang. Hal ini karena sahur mengandung keberkahan dan sebagai bentuk ittibā’ (mengamalkan sunnah Rasul). Jika merasa sudah kenyang sehingga tidak mungkin makan lagi, maka cukup meminum air atau sesuap nasi, asalkan ada makanan yang masuk dengan niat sahur. Rasulullah saw pernah bersabda, 

 

السَّحُورُ أَكْلَةٌ بَرَكَةٌ فَلا تَدَعُوْهُ وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جَرْعَةً مِنْ مَاءٍ فَإِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِيْنَ 

 

Artinya, "Makan sahur adalah berkah, maka janganlah kalian meninggalkannya, walau hanya meminum seteguk air, karena Allah dan para malaikat bershalawat kepada orang yang makan sahur.” (HR Ahmad). 

 

Dalam hadits lain, Rasulullah saw juga mendoakan umat muslim yang melaksanakan sahur. Beliau bersabda: 

 

اَللَّهُمَّ بَارِكْ لِأُمَّتِيْ فِيْ سَحُوْرِهَا، تَسَحَّرُوْا وَلَوْ بِشَرْبَةٍ مِنْ مَاءٍ، وَلَوْ بِتَمْرَةٍ، وَلَوْ بِحَبَّاتٍ زَبِيْبٍ، فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ تُصَلِّيْ عَلَيْكُمْ 

 

Artinya, “Ya Allah, berkahilah umatku dalam makan sahurnya. Makan sahurlah kalian meskipun hanya dengan seteguk air, meskipun dengan satu kurma, meskipun dengan beberapa biji anggur, karena sesungguhnya para malaikat mendoakan kalian.” (HR Al-Bukhari). 

 

3. Jangan Terlalu Kenyang 

Tujuan utama dari puasa adalah menundukkan syahwat dengan cara mengosongkan isi perut. Sebab itu, jangan sampai tujuan ini tidak tercapai karena sahur terlalu kenyang. Imam Al-Ghazali menyebutkan bahwa perut yang keyang akan menyuburkan syahwat, sementara syahwat sendiri merupakan pintu masuk utama bagi setan untuk menggoda manusia melakukan berbagai perbuatan maksiat. (Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali, Iḥyā ‘Ulūmiddīn, [Beirut, Darul Arqam: 2016], juz I, halaman 318-319). 

 

Selain itu, perut yang terlalu kenyang juga menyebabkan malas beribadah. Jangan sampai Ramadhan yang menjadi momen panen pahala menjadi sia-sia gara-gara tidak bisa memaksimalkan amalan-amalan sunnah di dalamnya. Dalam berbagai kesempatan Rasulullah mengingatkan bahaya terlalu kenyang. Dalam salah satu hadits diriwayatkan:

 

عَنْ عَطِيَّةَ بْنِ عَامِرٍ الْجُهَنِيِّ قَالَ سَمِعْتُ سَلْمَانَ وَأُكْرِهَ عَلَى طَعَامٍ يَأْكُلُهُ فَقَالَ حَسْبِي أَنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ شِبَعًا فِي الدُّنْيَا أَطْوَلُهُمْ جُوعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ 

 

Artinya, “Dari 'Athiyyah Ibnu 'Amir al-Juhani, dia berkata, "Aku mendengar Salman berkata (saat) ia dipaksa untuk memakan sebuah suguhan, 'Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, 'Sesungguhnya orang yang paling kenyang di dunia adalah orang yang paling lapar di hari kiamat kelak.’” (HR Ibnu Majah) .

 

Demikian keistimewaan dan keberkahan makan sahur bagi orang berpuasa yang jarang diketahui oleh kebanyakan orang.​​​​​​ Karenanya, mari jadikan momen sahur bukan sebatas menyantap hidangan untuk kesiapan berpuasa di siang hari, tetapi juga menjadikannya peluang untuk meraih limpahan berkah dan pahala di bulan mulia. Wallāhu a’lam. 

 

Ustadz Muhamad Abror, penulis keislaman NU Online, alumnus Pondok Pesantren KHAS Kempek Cirebon dan Ma'had Aly Saidusshiddiqiyah Jakarta.