Ramadhan

Ini 3 Beda Niat Puasa Fardhu dan Sunah yang Harus Diketahui

Rab, 29 Maret 2023 | 03:30 WIB

Ini 3 Beda Niat Puasa Fardhu dan Sunah yang Harus Diketahui

Ilustrasi: Puasa (NU online).

Sebagaimana kita ketahui, niat merupakan hal yang wajib dipenuhi bagi siapapun yang hendak melakukan suatu amalan. Sebab jika seseorang melakukan suatu amal ibadah tanpa berniat terlebih dahulu, apa yang ia lakukan bisa sia-sia karena tidak dianggap.
 

Perintah untuk melakukan niat pada awal amal ibadah itu berdasarkan satu hadis populer yang diriwayatkan dari Amirul Mukminin Sayyidina Umar bin Khattab:
 

عن أمير المؤمنين أبي حفص عمر بن الخطاب رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: (( إنما الأعمال بالنيات، وإنما لكل امرئ ما نوى. فمن كانت هجرته إلى الله ورسوله، فهجرته إلى الله ورسوله. ومن كانت هجرته لدنيا يصيبها أو امرأة ينكحها، فهجرته إلى ما هاجر إليه )). رواه البخاري ومسلم

 

Artinya, “Dari Amirul Mukminin Abi Hafsh Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Saya mendengar Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya sahnya suatu amal itu sebab niat dan setiap orang akan mendapatkan sesuatu sesuai dengan niatnya. Barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya kepada dunia yang ingin diraih atau wanita yang ingin dinikahi, maka hijrahnya kepada apa yang dia berhijrah kepadanya.” (HR Al-Bukhari dan Muslim). 
 

Termasuk yang harus disertai dengan niat adalah puasa. Sebab niat merupakan salah satu rukun dari ibadah yang termasuk ke dalam rukun Islam ini.

 

أركان الصوم إثنان. الركن الأول: النية سواء كان فرضا أم نفلا ... الخ

 

Artinya, “Rukun puasa itu ada dua. Rukun pertama adalah niat, baik itu puasa fardlu maupun puasa sunnah ...” (Hasan bin Ahmad Al-Kaff, At-Taqriratus Sadidah fil Masa`ilil Mufidah, halaman 439).
 

 

Perbedaan Niat Puasa Fardhu dan Puasa Sunah

Ada tiga perbedaan puasa fardhu dan puasa sunah sebagai berikut:

  1. Waktu pelaksanaan niat. Untuk puasa fardhu, niat bisa dimulai sejak masuknya waktu Maghrib hingga fajar maka wajib dilakukan di malam hari. Sedangkan untuk niat puasa sunah bisa dilakukan mulai masuknya Maghrib hingga sebelum Dzuhur, maka tidak wajib dilakukan di malam hari.
  2. Kewajiban memberikan kejelasan jenis puasa yang hendak dilakukan. Jika puasa fardhu, seseorang yang hendak melakukannya wajib untuk memperjelas jenis puasanya, seperti puasa Ramadhan, kafarat, nazar, atau qadha’. Sementara untuk puasa sunah, orang tersebut tidak perlu untuk memperjelas jenis puasa yang hendak dilakukan olehnya. Namun menurut pendapat yang mu’tamad, orang tersebut hendaknya memperjelas jenis puasa yang akan dilakukan olehnya jika puasa tersebut sudah ditentukan waktunya, seperti puasa Arafah.
  3. Kebolehan untuk menggabungkan dua puasa di hari yang sama. Untuk puasa wajib, seseorang tidak diperbolehkan untuk menggabungkan dua puasa fardhu di hari yang sama. Sedangkan untuk puasa sunah, seseorang boleh menggabungkan dua puasa sunnah atau lebih dengan satu niat.
 

Demikian 3 perbedaan niat puasa fardhu dan puasa sunah yang harus diketahui oleh orang yang melakukannya, sehingga ia dapat melakukan niat puasa yang benar, baik niat puasa fardhu maupun puasa sunah. Wallahu a'lam.   


 

Ustadz Ahmad Hanan, Alumni Madrasah TBS dan Pesantren MUS-YQ Kudus, serta​​​​​​ penerima Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) tahun 2014 di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.