Sirah Nabawiyah

Respons Abu Bakar ketika Diajak Menyembah Berhala

Ahad, 27 September 2020 | 06:00 WIB

Respons Abu Bakar ketika Diajak Menyembah Berhala

Ilustrasi: amust.com.au

“Aku tidak pernah sujud di hadapan berhala sekalipun ketika aku sudah menginjak usia akil baligh,” kata Abu Bakar kepada para sahabat Nabi Muhammad suatu ketika. 


Abu Bakar tidak pernah menyembah berhala selama hidupnya. Pada masa jahiliyah, di mana masyarakat Arab menyembah berhala, Abu Quhafah (ayah Abu Bakar) mengajak Abu Bakar ke tempat sesembahan berhala. Kepada Abu Bakar, Abu Quhafah mengatakan bahwa berhala-berhala itu lah sesembahan mahatinggi. Abu Quhafah senidir—yang nama aslinya Utsman bin Amir bin Amr- baru memeluk Islam setelah umat Islam berhasil membebaskan Kota Makkah atau peristiwa Fathu Makkah. 

 

 
Setelah itu, Abu Quhafah meninggalkan Abu Bakar di tempat berhala tersebut. Karena lapar dan tidak memiliki pakaian, Abu Bakar mendekati dan meminta makanan dan pakaian kepada berhala itu. Tentu saja sang berhala hanya diam dan tidak mengabulkan permintaan Abu Bakar tersebut. 


Karena kesabarannya habis, Abu Bakar mengangkat sebuah batu dan bersiap melemparkannya ke arah berhala itu. Kata Abu Bakar ‘Kamu bukan lah Tuhan kalau tidak bisa melindungi dirimu’. Maka seketika itu, berhala tersebut terkena lemparan batu hingga hancur. 


Ajakan menyembah berhala tidak hanya dialami Abu Bakar ketika masa Jahiliyah, tetapi juga ketika dia sudah memeluk Islam. Setelah Abu Bakar masuk Islam, masyarakat Kota Makkah menggelar musyawarah. Mereka tidak terima Abu Bakar—yang memiliki kedudukan tinggi di kaumnya dan berasal dari keluarga pedagang kaya- menjadi pengikut Nabi Muhammad. Mereka kemudian menyusun strategi bagaimana agar Abu Bakar meninggalkan agama barunya itu. Hasil musyawarah, mereka mengutus Thalhah bin Ubaidillah untuk menemui dan membujuk Abu Bakar. 

 

Baca juga: Biografi Abu Bakar: Mendakwahkan Islam hingga Hijrah ke Yatsrib


Seperti keterangan dalam Uyun al-Akhbar, sebagaimana dikisahkan Ahmad Abdul `Al Al-Thahtawi dalam 150 Kisah Abu Bakar Al-Shiddiq (2015), Thalhah meminta Abu Bakar untuk mengikutinya menyembah Latta dan Uzza. Mendengar hal itu, Abu Bakar malah bertanya siapa itu Latta dan Uzza.


“Mereka adalah anak-anak perempuan Allah,” jawab Thalhah. Tidak puas dengan jawaban itu, Abu Bakar kemudian mengajukan satu pertanyaan lanjutan.


“Lalu, siapakah ibu mereka?” tanya Abu Bakar. Thalhah diam seribu bahasa mendengar pertanyaan ini. Dia tidak bisa menjawabnya. Abu Bakar meminta teman-teman Thalhah untuk membantu menjawab pertanyaan itu. Namun sama seperti Thalhah, mereka juga tidak bisa menjawabnya. 


Usai kejadian itu, Thalhah mengirarkan diri memeluk Islam dengan mengucapkan dua kalimat syahadat. Abu Bakar kemudian mengantarkan Thalhah bertemu dengan Nabi Muhammad. 


Sementara, Abu Bakar langsung masuk Islam ketika Nabi Muhammad mengajaknya untuk memeluk Islam. Dalam satu hadits, Nabi Muhammad menyebut bahwa Abu Bakar memeluk Islam tanpa rasa ragu sedikit pun. Abu Bakar merupakan laki-laki pertama yang memeluk agama Islam—tentunya setelah Nabi Muhammad.  

 


“Tidak seorang pun yang pernah kuajak memeluk Islam yang tidak tersendat-sendat dengan begitu berhati-hati dan ragu, kecuali Abu Bakar bin Abi Quhafah. Ia tidak menunggu-nunggu dan tidak ragu ketika kusampaikan kepadanya,” kata Nabi Muhammad.


Nabi Muhammad menjadi 10 sahabatnya masuk surga, dua di antaranya adalah Abu Bakar dan Thalhah bin Ubaidillah. Abu Bakar adalah sahabat yang setia menemani Nabi Muhammad berdakwah. Dia menggunakan semua hartanya untuk kepentingan berdakwah. 


Sementara Thalhah bin Ubaidillah adalah sahabat yang wafat pada saat Perang Uhud. Thalhah bin Ubaidillah melindungi Nabi Muhammad yang mulai terdesak oleh musuh. Akibatnya, dia terkena 70 luka dari anak panah, tusukan tombak, dan sabetan pedang.


Penulis: Muchlishon
Editor: Fathoni Ahmad