Syariah

Shalat Berjamaah dan Jaga Jarak Shaf Shalat

NU Online  ยท  Senin, 10 Mei 2021 | 22:30 WIB

Shalat Berjamaah dan Jaga Jarak Shaf Shalat

Anjuran untuk merapatkan shaf shalat berjamaah itu berlaku ketika tidak ada uzur

Pada masa pandemi Covid-19 kita dianjurkan untuk menjaga jarak fisik (physical distancing) untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 dalam segala aktivitas termasuk ibadah shalat. Lalu bagaimana dengan shalat berjamaah yang menyarankan kerapatan jamaah dan kerapatan shaf shalat?


Pada dasarnya makmum dianjurkan untuk merapatkan jarak antarjamaah dan jarak shaf shalat. Makmum yang berdiri terpisah dalam shalat berjamaah (termasuk Jumat yang wajib dilakukan berjamaah) termasuk makruh.


ูˆูŽูŠููƒู’ุฑูŽู‡ู ูˆูู‚ููˆูู ุงู„ู’ู…ูŽุฃู’ู…ููˆู…ู ููŽุฑู’ุฏู‹ุงุŒ ุจูŽู„ู’ ูŠูŽุฏู’ุฎูู„ู ุงู„ุตู‘ูŽูู‘ูŽ ุฅู†ู’ ูˆูŽุฌูŽุฏูŽ ุณูŽุนูŽุฉู‹ย 


Artinya, โ€œPosisi berdiri makmum yang terpisah dimakruh, tetapi ia masuk ke dalam shaf jika menemukan ruang kosong yang memadai,โ€ (Imam An-Nawawi, Minhajut Thalibin).


Namun, ketika ada uzur atau situasi darurat yang sangat mendesak seperti darurat penyebaran Covid-19, makmum boleh menjaga jarak satu sama lain tanpa makruh sebagaimana keterangan Ibnu Hajar berikut ini:


ู†ูŽุนูŽู…ู’ ุฅู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ุชูŽุฃูŽุฎู‘ูุฑูู‡ูู…ู’ ู„ูุนูุฐู’ุฑู ูƒูŽูˆูŽู‚ู’ุชู ุงู„ู’ุญูŽุฑู‘ู ุจูุงู„ู’ู…ูŽุณู’ุฌูุฏู ุงู„ู’ุญูŽุฑูŽุงู…ู ููŽู„ูŽุง ูƒูŽุฑูŽุงู‡ูŽุฉูŽ ูˆูŽู„ูŽุง ุชูŽู‚ู’ุตููŠุฑูŽ ูƒูŽู…ูŽุง ู‡ููˆูŽ ุธูŽุงู‡ูุฑ


Artinya โ€œTetapi jika mereka tertinggal (terpisah) dari shaf karena uzur seperti saat cuaca panas di masjidil haram, maka tidak (dianggap) makruh dan lalai sebagaimana zahir,โ€ (Ibnu Hajar Al-Haitami, Tuhfatul Muhtaj bi Syarhil Minhaj, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 2011], halaman 296).


Anjuran merapatkan shaf shalat berjamaah dapat ditemukan dalam hadits Rasulullah SAW yang juga sering kita dengar dari imam sebelum memulai shalat berjamaah. Tetapi anjuran untuk merapatkan shaf shalat berjamaah itu berlaku ketika tidak ada uzur sebagaimana keterangan Ibnu Alan As-Shiddiqi berikut ini.


ูˆุนู† ุฃู†ุณ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‘ู‡ ุนู†ู‡ ุฃู† ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‘ู‡ ู‚ุงู„: ุฑุตูˆุง ุตููˆููƒู…) ุฃูŠ ุญุชู‰ ู„ุง ูŠุจู‚ู‰ ููŠู‡ุง ูุฑุฌุฉ ูˆู„ุง ุฎู„ู„ (ูˆู‚ุงุฑุจูˆุง ุจูŠู†ู‡ุง) ุจุฃู† ูŠูƒูˆู† ู…ุง ุจูŠู† ูƒู„ ุตููŠู† ุซู„ุงุซุฉ ุฃุฐุฑุน ุชู‚ุฑูŠุจุงู‹ุŒ ูุฅู† ุจุนุฏ ุตู ุนู…ุง ู‚ุจู„ู‡ ุฃูƒุซุฑ ู…ู† ุฐู„ูƒ ูƒุฑู‡ ู„ู‡ู… ูˆูุงุชู‡ู… ูุถูŠู„ุฉ ุงู„ุฌู…ุงุนุฉ ุญูŠุซ ู„ุง ุนุฐุฑ ู…ู† ุญุฑ ุฃูˆ ุจุฑุฏ ุดุฏูŠุฏย 


Artinya, โ€œ(Dari sahabat Anas RA, Rasulullah bersabda, โ€˜Susunlah shaf kalianโ€™) sehingga tidak ada celah dan longgar (dekatkanlah antara keduanya) antara dua shaf kurang lebih berjarak tiga hasta. Jika sebuah shaf berjarak lebih jauh dari itu dari shaf sebelumnya, maka hal itu dimakruh dan luput keutamaan berjamaah sekira tidak ada uzur cuaca panas atau sangat dingin misalnya,โ€ (Ibnu Alan As-Shiddiqi, Dalilul Falihin, juz VI, halaman 424).


Demikian keterangan agama yang dapat kami himpun perihal menjaga jarak shaf shalat berjamaah di masa pandemi Covid-19. Wallahu aโ€™lam. (Alhafiz Kurniawan)