Selain memenuhi fardhunyaย wudhu, seseorang biasanya menyempurnakan wudhunya dengan menjalankan kesunnahan wudhu. Namun demikian, seringkali seseorang melewatkan beberapa tindakan sunnah karena menganggapnya sebagai sesuatu yang sepele. Padahal, jikalau dilakukan akan menambah nilai wudhu itu sendiri.
Ada lima kesunnahan wudhu yang sering diabaikan; Pertama, membaca basmallah. Nampaknya kelalaian membaca basmallah sebelum berwudhu bukanlah hal yang baru. Rasulullah saw sendiri pernah mengingatkan sahabatnya untuk membaca basmallah ketika hendak berwudhu, sebagaimana diterangkan dalam sebuah hadits
ุฑูู ุฃูู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
ูุถุน ูุฏู ูู ุฅูุงุก ููุงู ูุฃุตุญุงุจู ุชูุถุฆูุง ุจุงุณู
ุงููู
Dengan demikian bacaan basmallah dalam wudhu hukumnya sunnah muakkad. Bahkan Imam Ahmad menyatakan bahwa membaca basmillah untuk berwudhu hukumnya wajib. Barang siapa yang lupa membaca bismillah, maka hendaknya menyusulinya ketika teringat kembali. Sebagaimana seseorang lupa membaca basmillah ketika hendak makan. Walaupun melewatkan membaca bismillah tidak mengugurkan kesahihan berwudhu, tetapi meninggalkan basmallah ketika berwudhu mengurangi nilai wudhu itu sendiri. Sebuah hadits menerangkan:
ู
ู ุชูุถุฃ ูุฐูุฑ ุงุณู
ุงููู ูุงู ุทููุฑุง ูุฌู
ูุน ุจุฏูู ูุฅู ูู
ูุฐูุฑุงุณู
ุงููู ุชุนุงูู ูุงู ุทููุฑุง ูุฃุนุถุงุก ูุถูุฆู
Barang siapa berwudhu dengan membaca basmallah maka sucilah seluruh anggota badannya. Dan barang siapa berwudhu tanpa membaca basmallah maka suci anggota wudhunya saja.
ย
Kedua, membasuh kedua telapak tangan dahulu sebelum memulai berwudhu, karena telapak tangan adalah tempat memindahkan air ke anggota-anggota wudhu. Jadi kesuciannya harus diutamakan terlebih dahulu. Terutama ketika baru bangun tidur, karena ketika tidur tidak seorang pun tahu ke mana tangannya diarahkan dan najisย yang telah menempelinya. Hadits Rasulullah saw menjelaskan:
ุฅุฐุง ูุงู
ุฃุญุฏูู
ู
ู ููู
ู ูููุบุณู ูุฏูู ูุจู ุฃู ูุฏุฎููู
ุง ูู ุฅูุงุก ุซูุงุซุง ูุฅูู ูุงูุฏุฑู ุฃูู ุจุงุชุช ูุฏู
Apa bila seseorang bangun tidur, maka hendaklah membasuh kedua tangannya tiga kali terlebih dahulu seselum mengambil air wudhu. Karena sesungguhnya ia tidak tahu kemana tangan tersebut ia letakkan waktu ia tidur.
Ketiga, memulai dengan berkumur dan menghisap air dengan hidung (istinsyaq) sebelum membasuh wajah dengan bersungguh-sungguh, ketika sedang tidak berpuasa. Makna bersungguh-sungguh dalam berkumur adalah mengelilingkan air pada seluruh mulutnya dan bersungguh-sungguh dalam beristinsyaq adalah menghirup air hingga pangkal hidung.
Keempat, diantara sunnah-sunnah wudhu adalah menyela-nyela janggut (jenggot) yang tebal dengan air sehingga sampai ke bagian dalam. Sebagaimana cara wudhu yang dipraktikkan Rasulullah saw yang tergambar dalam haditsnya:
ุฑูู ุนู ุงุจู ุนุจุงุณ ุฑุถู ุงููู ุนููู
ุง : ุฃูู ุนููู ุงูุตูุงุฉ ูุงูุณูุงู
ูุงู ุฅุฐุง ุชูุถุฃ ุดุจู ูุญูุชู ุงููุฑูู
ุฉ ุจุฃุตุงุจุนู ู
ู ุชุญุชูุง
Bahwasannya Rasulullah saw ketika berwudhu selalu menyela-nyela janggut dengan jari-jemarinya dari arah bawah.
Dan kelima, menyela-nyela jari-jemari tangan dan kaki. Hal ini sebagai penjagaan jikalau terdapat kotoran atau najis yang terselip diantara jari-jari. Demikian pula yang dilakukan dan diperintahkan Rasulullah saw:
ุนู ุงุจู ุนุจุงุณ ุฑุถู ุงููู ุนููู
ุง ุฃู ุฑุณูู ุงููู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
ูุงู: ุฅุฐุง ุชูุถุฃุช ูุฎูู ุฃุตุงุจุน ูุฏูู ูุฑุฌููู
Apabila kamu berwudhu maka sela-selailah jari-jemari kedua tangan dan kakimu
Adapun kesunnahan yang lainnya seperti mendahulukan anggota yang kanan, mengulangi tindakan wudhu sebanyak tiga kali dan menggosok-gosok anggota wudhu jarang sekali terlupakan, sehingga banyak orang yang tidak mengerti menganggapnya sebagai fardhunya wudhu. Padahal fardhunya wudhu itu hanya ada enam perkara; 1) niat dengan membasuh muka. 2) membasuh muka. 3) membasuh kedua tangan sampai dengan kedua siku. 4) mengusap sebagian kepala. 5) membasuh kedua kaki sampai dengan kedua mata kaki. 6) urut sesuai apa yang telah tersebut di atas dari pertama sampai keenam.ย
Disarikan dari Kifayatul Akhyar fi Halli Ghayatil Ikhtishar. Redaktur: Ulil Hadrawy
Catatan: Naskah ini terbit pertama kali di NU Online pada Selasa, 10 Juli 2012 pukul 20:25. Redaksi mengunggahnya ulang dengan sedikit penyuntingan.
Terpopuler
1
Koordinator Aksi Demo ODOL Diringkus ke Polda Metro Jaya
2
Khutbah Jumat: Meraih Keutamaan Bulan Muharram
3
5 Fadilah Puasa Sunnah Muharram, Khusus Asyura Jadi Pelebur Dosa
4
Khutbah Jumat: Memaknai Muharram dan Fluktuasi Kehidupan
5
Khutbah Jumat: Meraih Ampunan Melalui Amal Kebaikan di Bulan Muharram
6
5 Doa Pilihan untuk Hari Asyura 10 Muharram, Lengkap dengan Latin dan Terjemahnya
Terkini
Lihat Semua