Khutbah Jumat: Belajar dari Pohon Kurma dan Kelapa untuk Jadi Muslim Kuat dan Bermanfaat
Rabu, 18 Juni 2025 | 13:00 WIB
Filosofi pohon kurma dan kelapa mengajarkan kita tentang makna menebar manfaat yang sejati dalam kehidupan. Kedua pohon ini tumbuh di lingkungan yang keras namun tetap memberikan manfaat dari akar hingga buahnya, mencerminkan sikap ketangguhan, keikhlasan, dan kepedulian sosial. Meneladani sifat-sifat ini mendorong kita untuk menjadi pribadi yang kuat, rendah hati, dan senantiasa memberi manfaat bagi sesama.
Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul "Khutbah Jumat: Belajar dari Pohon Kurma dan Kelapa untuk Jadi Muslim Kuat dan Bermanfaat". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat! (Redaksi).
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْإِيْمَانِ وَالْإِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ، وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ. أَمَّا بَعْدُ
أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. اِتَّقُوْ اللهَ، وَاعْمَلُوا الصَّالِحَاتِ وَاجْتَنِبُوا الْمُنْكَرَاتِ وَاذْكُرُوا اللهَ فِي أَيَّامٍ مَعْلُوْمَتٍ وَاشْكُرُوْا لِلّٰهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ
قَالَ اللهُ تَعَالَى: اِنْ اَحْسَنْتُمْ اَحْسَنْتُمْ لِاَنْفُسِكُمْۗ وَاِنْ اَسَأْتُمْ فَلَهَاۗ فَاِذَا جَاۤءَ وَعْدُ الْاٰخِرَةِ لِيَسٗۤـُٔوْا وُجُوْهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوْهُ اَوَّلَ مَرَّةٍ وَّلِيُتَبِّرُوْا مَا عَلَوْا تَتْبِيْرًا
Ma’asyiral muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah,
Mengawali khutbah Jumat kali ini, khatib berwasiat kepada diri khatib pribadi dan seluruh jamaah untuk senantiasa menguatkan ketakwaan kepada Allah SWT agar kita selamat dalam kehidupan di dunia dan akhirat. Takwa merupakan kompas yang akan mengarahkan kita untuk melewati jalan yang benar dengan menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Takwa dari segi bahasa memiliki arti “memelihara” atau “menghindari”. Para ulama banyak yang mendefisinikan takwa sebagai:
امْتِثَالُ أَوَامِرِ اللهِ وَاجْتِنَابُ نَوَاهِيْهِ سِرًّا وَعَلَانِيَّةً ظَاهِرًا وَبَاطِنًا
Yakni melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya baik dalam keadaan sepi maupun ramai, lahir dan juga batin. Allah telah menegaskan bahwa orang yang bertakwa akan senantiasa diberikan jalan keluar dari berbagai permasalahan yang dihadapi:
وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًاۙ
Artinya: “Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya,” (QS At-Thalaq: 2)
Ma’asyiral muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah,
Suatu hari Rasulullah sedang bersama dengan para sahabatnya dan bertanya tentang pohon apakah yang kuat dan kokoh dan mampu dijadikan teladan bagi setiap individu umat Islam agar menjadi Muslim sejati. Dialog ini terekam dalam hadits riwayat Imam Bukhari dari Ibnu Umar:
عَنْ ابْنِ عُمَرَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: إِنَّ مِنَ الشَّجَرِ شَجَرَةً لَا يَسْقُطُ وَرَقُهَا، وَإِنَّهَا مَثَلُ الْمُسْلِمِ، فَحَدِّثُونِي مَا هِيَ؟ فَوَقَعَ النَّاسُ فِي شَجَرِ الْبَوَادِي
Artinya: “Dari Ibnu Umar, ia berkata: Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya di antara pepohonan itu ada satu pohon yang tidak pernah gugur daunnya, dan ia menyerupai seorang Muslim. Coba kalian tebak, pohon apa itu?" Orang-orang pun menebak-nebak pepohonan yang tumbuh di padang pasir.”
قَالَ عَبْدُ اللهِ: وَوَقَعَ فِي نَفْسِي أَنَّهَا النَّخْلَةُ، فَاسْتَحْيَيْتُ. ثُمَّ قَالُوا: حَدِّثْنَا مَا هِيَ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: "هِيَ النَّخْلَةُ
Artinya, “Abdullah (Ibnu Umar) berkata: Dalam hatiku terlintas bahwa itu adalah pohon kurma, tapi aku merasa malu untuk mengatakannya. Lalu mereka berkata, "Beritahulah kami, wahai Rasulullah, pohon apa itu?" Beliau menjawab: "Itu adalah pohon kurma." (HR Bukhari)
Terkait dengan hadits ini, Ibnu Hajar Al-‘Asqalani dalam Fathul Bari juz 1, halaman 174 menjelaskan bahwa pohon kurma merupakan pohon yang spesial dan penuh keberkahan dengan manfaat yang banyak. Sejak mulai tumbuh hingga mengering, buahnya bisa dinikmati dalam berbagai bentuk. Setelah itu pun, seluruh bagian pohon tetap bermanfaat: bijinya menjadi pakan ternak, sabutnya digunakan sebagai tali, dan banyak manfaat lain yang tak tersembunyi.
Ibnu Hajar Al-‘Asqalani pun menyebutkan:
وَكَذٰلِكَ بَرَكَةُ الْمُسْلِمِ عَامَّةٌ فِي جَمِيعِ الْأَحْوَالِ، وَنَفْعُهُ مُسْتَمِرٌّ لَهُ وَلِغَيْرِهِ حَتَّى بَعْدَ مَوْتِهِ
Artinya: “Demikian pula seorang Muslim, keberkahannya meluas dalam segala keadaan dan manfaatnya terus dirasakan oleh dirinya dan orang lain, bahkan setelah ia wafat.”
Ma’asyiral muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah,
Jika di Arab ada pohon kurma, di Indonesia pun ada pohon yang sejenis serta memiliki manfaat banyak dan masih satu famili Arecaceae (palem) yakni pohon kelapa. Pohon ini kita kenal sebagai salah satu tanaman paling bermanfaat dalam kehidupan manusia. Dari akar hingga pucuk, hampir semua bagian pohon ini bisa dimanfaatkan.
Pohon kelapa pun sarat akan makna filosofis yang menggambarkan nilai-nilai kehidupan, kebaikan, dan keteladanan. Dalam tradisi masyarakat Indonesia, kelapa sering menjadi simbol manusia ideal yang kuat dalam prinsip, bermanfaat bagi sesama, dan konsisten dalam memberikan kebaikan.
Akar pohon kelapa yang menghujam kuat ke dalam bumi mencerminkan fondasi akidah yang kokoh dan teguh. Akar ini melambangkan seseorang yang memiliki prinsip dan keyakinan kuat, yang menjadi dasar dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan.
Batang kelapa yang tegak lurus melambangkan keteguhan, kejujuran, dan konsistensi. Ia berdiri kokoh menghadapi angin dan badai, sebagaimana manusia yang teguh memegang nilai kebenaran meski menghadapi tantangan.
Daun kelapa yang lentur namun tidak mudah patah menjadi simbol keluwesan dalam bersikap. Daunnya bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dari mulai atap, hiasan, hingga pembungkus makanan. Ini menandakan bahwa manusia yang bermanfaat adalah mereka yang mampu menyesuaikan diri namun tetap punya nilai guna dalam kehidupan sosial.
Buah kelapa juga memiliki filosofi tersendiri. Air kelapanya yang jernih menggambarkan kemurnian hati dan kejujuran, sementara dagingnya yang bergizi melambangkan sumber energi dan penghidupan. Batok kelapa bisa dijadikan alat rumah tangga seperti gayung atau arang yang mencerminkan kemandirian serta kemampuan memanfaatkan potensi diri secara bijak. Sabut kelapa yang sering dianggap remeh ternyata juga sangat berguna sebagai bahan kerajinan dan pengikat. Ini melambangkan kasih sayang dan peran sebagai pemersatu di tengah masyarakat.
Tak kalah penting adalah tunas kelapa yang tumbuh dari dalam buah, yang menjadi simbol regenerasi dan harapan masa depan. Tunas ini mengajarkan tentang pentingnya mendidik dan membina generasi baru agar tumbuh menjadi pribadi yang kuat dan berguna, sebagaimana pohon kelapa yang terus memberi manfaat sepanjang hidupnya. Tak heran jika Pramuka menjadikan tunas kelapa sebagai symbol utamanya.
Dari hal ini, maka mari kita belajar dari pohon kelapa yang senantiasa teguh dalam prinsip, sederhana dalam penampilan, namun luar biasa dalam kebermanfaatan. Dengan semua bagian yang bisa digunakan dan memberikan manfaat, pohon kelapa menjadi representasi nyata dari sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan dari Jabir:
خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
Artinya “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia (lainnya).” (HR. Ahmad)
Ma’asyiral muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah,
Demikian khutbah Jumat kali ini. Semoga pohon kurma dan pohon kelapa mampu menjadi inspirasi sekaligus motivasi bagi kita semua untuk menjadi orang yang mampu menebar kebaikan dan manfaat bagi orang lain. Bukan malah menjadi orang yang suka mengganggu dan mempersulit orang lain. Semoga kita mampu menjadi orang yang senantiasa menjadi bagian dari terselenggaranya kebaikan. Amin.
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلّٰهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ
فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
H Muhammad Faizin, Ketua PCNU Kabupaten Pringsew, Lampung.