Kader PMII Dipiting saat Kunjungan Gibran di Blitar, Beda Sikap ketika Masih Jadi Wali Kota
Jumat, 20 Juni 2025 | 20:30 WIB

Wapres Gibran saat memimpin rapat tingkat menteri koordinasi pusat terpadu terkait Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 86 Tahun 2021 tentang DBON, Rabu (4/12/2024), di Auditorium Wisma Graha Kemenpora, Jalan Gerbang Pemuda Nomor 3 Senayan.(Foto: dok. Humas Kemenpora)
Jakarta, NU Online
Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Blitar diamankan aparat saat hendak menyampaikan aspirasi dalam kunjungan kerja Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka di Kota Blitar, Jawa Timur, pada Rabu (18/6/2025).
Tindakan pengamanan tersebut disertai insiden fisik berupa pemitingan oleh salah satu personel keamanan, yang diduga berasal dari Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).
Ketua Pengurus Cabang (PC) PMII Blitar M Thoha Ma’ruf membenarkan kejadian itu. Ia menjelaskan bahwa kadernya bersama dua orang lainnya berencana membentangkan poster sebagai bentuk penyampaian aspirasi. Namun belum sempat menyampaikan pesan, mereka lebih dahulu dicegah dan dibawa aparat.
“Kejadiannya itu pas kami sedang menuju lokasi, hendak membentangkan poster sebagai bentuk penyampaian aspirasi. Baru tiga orang yang bergerak, tapi langsung dipiting oleh petugas keamanan,” kata Thoha kepada NU Online, Kamis (20/6/2025) malam.
Setelah diamankan, kata Thoha, ketiganya dibawa ke lokasi terpisah untuk dimintai keterangan terkait identitas pribadi dan tujuan aksi.
“Yang ditanyakan soal alamat, identitas, dan tujuan. Selebihnya tidak ada tindakan berlebihan, hanya sempat ada pitingan waktu diamankan,” ujar Thoha.
Thoha menegaskan, aksi yang direncanakan PMII tidak bertujuan mengganggu kegiatan kenegaraan, tetapi hanya ingin menyampaikan aspirasi secara damai dan terbuka.
“Kami bukan ingin bikin gaduh, hanya ingin menyampaikan suara kami sebagai mahasiswa. Kalau ada yang salah atau kurang tepat, kami terbuka untuk berdialog,” tegasnya.
Baca Juga
Inilah Tiga Tanggung Jawab Kader PMII
Berdasarkan video yang beredar di media sosial, ketiga mahasiswa tersebut sempat membentangkan poster saat iring-iringan kendaraan dinas Wapres Gibran melintas. Beberapa poster bertuliskan: Dinasti tiada henti, Omon-omon 19 juta lapangan kerja, dan Semangat terus bualan Mas Wapres Gibran. Aksi tersebut berlangsung di titik yang diduga masih dalam radius pengamanan protokoler.
Hingga kini, PMII Blitar belum menerima penjelasan resmi dari aparat keamanan atau pihak penyelenggara kunjungan terkait alasan pengamanan terhadap kader mereka.
“Kami belum tahu alasan pastinya seperti apa,” ujar Thoha.
Sementara itu, Wakapolres Blitar Wakapolres Blitar Kota Kompol Subiyantana mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan kepolisian merupakan upaya pengamanan karena ketiganya diduga akan menerobos rombongan Gibran.
"Pada saat ada rombongan Wakil Presiden mau mengarah ke rumah makan Bu Mami tiba-tiba ada tiga orang yang mau menerobos barisan itu, sehingga dari pengamanan untuk dipinggirkan supaya jangan sampai menerobos rombongan itu," kata Subiyantana kepada wartawan, sebagaimana dilansir CNN Indonesia.
Subiyantana mengatakan bahwa ketiga mahasiswa itu juga sudah dipulangkan dan tak ada penyelidikan lebih lanjut.
"Ketiganya ya sekarang ya sudah dipulangkan wong cuma dihalau aja suruh minggir saja," ujarnya.
Beda sikap Gibran saat jabat Wali Kota Solo
Gibran sampai saat ini belum memberikan tanggapan kepada publik terkait insiden di Blitar itu. Sikap Gibran berbeda saat dirinya masih menjabat Wali Kota Solo.
Dalam satu peristiwa yang viral di media sosial, Gibran dengan tegas menegur anggota Paspampres yang diduga menganiaya sopir truk pada 9 Agustus 2022.
Gibran bahkan menarik masker Paspampres dan memintanya menyampaikan permohonan maaf secara terbuka di depan wartawan. Sikap itu dipuji publik sebagai bentuk ketegasan Gibran bahwa aparat negara tidak boleh bersikap arogan kepada warga sipil.