GP Ansor Kencong Nilai Pemerintah Tak Peduli Sejarah
Jember, NU Online Ketua Pimpinan Cabang GP Ansor Kencong Abd. Rohim mempermasalahkan para penyelenggara negara yang sudah tidak peduli lagi dengan nilai-nilai sejarah yang pernah mengiringi perjuangan bangsa, terutama yang terjadi di daerah.Rohim mencontohkan peristiwa peledakan truk bermuatan tentara Belanda di pertigaan jalan Mayangan Gumukmas tahun 1949. Di tempat tersebut, kata dia, dulunya ada papan tulisan yang menerangkan tentang peristiwa heroik putra-putra bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan.Sehingga, tambah dia, siapapun akan merasa bangga dibuatnya ketika membaca tulisan tersebut. “Tapi sekarang sudah tidak ada lagi,” katanya dengan nada sesal pada sambutan diskusi publik yang digelar GP Ansor Kencong, Jember, Jawa Timur. Kegiatan bertema “Dari Resolosi Jihad sampai Hari Pahlawan” tersebut digelar di Aula PC GP Ansor Kencong, Senin (11/11).Masih menurut Rohim, tidak hanya di Gumukmas, di Kencong sendiri, juga banyak peristiwa sejarah yang mengiringi perjalanan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan, “Peristiwa kereta gratis Kencong-Lumajang sebagai siasat Belanda untuk menarik keluar pejuang santri dari persembunyiannya,” terangnya melalui pers rilis GP Ansor Kencong.Menurut Rohim, banyak tokoh tokoh Ansor tempo dulu yang ikut berangkat ke Surabaya untuk ikut berjihad, bahkan di Desa Bagorejo ada seorang yang pernah ikut dalam kongres pemuda tahun 1928, namun sangat disayangkan ia sudah meninggal sebelum banyak bercerita terkait hal tersebut.Rohim melanjutkan, Pemkab Jember juga kurang perhatian terhadap situs sejarah. Benda-benda purbakala yang selama ini tersimpan di pintu masuk gedung BHS Jember, sekarang sudah tidak ada lagi, entah dipindah ke mana.“Sudah seharusnya pemerintah Kabupaten Jember lebih memperhatikan peristiwa-peristiwa sejarah di daerah untuk kemudian dibukukan sebagai bahan bacaan anak didik,” imbau ketua Ansor yang akan mengakhiri masa khidmahnya akhir tahun depan ini.Resolusi Jihad NU pembuka Hari PahlawanDalam paparan pembuka, Rais Syuriah PCNU Kencong KH Khoir Zad Maddah banyak mengupas sejarah Resolosi Jihad sehingga melahirkan Hari Pahlawan. “Resolosi Jihad adalah pembuka pintu bagi rakyat Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan.” Kiai Gus Ya’ menambahkan, tanpa adanya Resolosi Jihad, Bung Tomo tidak akan sampai mengobarkan semangat perjuangan kepada rakyat Indonesia. “Inilah jihad yang sesungguhnya,” tegasnya. Dalam diskusi publik ini dari unsur TNI menghadirkan Kapten Rohmanu, Danramil Gumukmas, kepolisian menghadirkan AKP H. Makruf Kapolsek Kencong dan Camat Puger Drs. H. Sutrisno, MM. Namun hadir hanya AKP.H. Makruf yang hadir.AKP H. Makruf, banyak memberikan semangat kepada generasi muda untuk selalu tampil dalam mengisi kemerdekaan dengan melakukan hal-hal yang positif. “ Jadilah generasi yang kreatif untuk kesinambungan masa depan bangsa,” katanya.Dalam penutupannya, Tus Mundzir, Kordinator LPBH GP Ansor Kencong yang bertindak sebagai moderator menyampaikan bahwa acara ini merupakan pembuka, dan menjadi kewajiban Ansor Kencong untuk segera menelusuri peristiwa-peristiwa sejarah untuk kemudian dibukukan seperti yang disarankan Rais Syuriah PCNU. Diskusi itu merangkai empat peringatan sekaligus yaitu Sumpah Pemuda, Muharam, Hari Pahlawan dan peringatan Harlah Ansor versi kalender hijriah. Kegiatan tersebut diawali dengan kegiatan Majlis Dzikir dan Shalawat Rijaalul Ansor yang dipimpin HM Singgih Arifiyanto. (Abdullah Alawi)
Selasa, 12 November 2013 | 15:00 WIB