Dari Dapur Kue ke Tanah Suci: Kisah Nek Ti, Jamaah Haji Berusia 90 Tahun dari Aceh
NU Online · Senin, 26 Mei 2025 | 23:00 WIB

Nek Ti, jamaah haji berusia 90 tahun asal Pidie Jaya, Aceh, yang sehari-hari membuat dan menjual khas Aceh. (Foto: NU Online/Helmi)
Helmi Abu Bakar
Kontributor
Pidie Jaya, NU Online
Di sudut Desa Meunasah Jurong, Kecamatan Ulim, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, yang dikenal dengan sebutan negeri Japakeh tersimpan sebuah kisah yang tak biasa.
Di sana, tinggal seorang perempuan tua yang kesehariannya sederhana, yakni membuat dan menjual kue tradisional Aceh. Namun, dari dapur kecil beralas tanah dan tungku kayu itu, tumbuh impian besar yang dipelihara dengan selama puluhan tahun. Ia adalah Katidjah Ismail Adam atau akrab disapa Nek Ti.
Kini, di usia 90 tahun, Nek Ti tengah menapaki fase paling istimewa dalam hidupnya dengan menjadi tamu Allah di Tanah Suci. Ia berangkat menunaikan ibadah haji bersama Kloter BTJ-05 Embarkasi Banda Aceh.
Kloter ini terdiri dari 386 jamaah, yang terdiri dari 140 laki-laki dan 246 perempuan. Mereka berasal dari lima kabupaten/kota: Pidie Jaya (165 orang), Nagan Raya (116), Aceh Barat Daya (62), Aceh Besar (42), dan 1 jamaah dari Aceh Utara. Dalam rombongan besar ini, sosok Nek Ti mencuri perhatian karena menjadi salah satu jamaah tertua.
Hidup sederhana
Sehari-hari, Nek Ti hidup sangat sederhana. Ia dikenal sebagai pembuat kue rumahan yang menjajakan hasil buatannya ke warung-warung kampung. Kue karah, dodol, meuseukat, wajik, dan lepat pisang adalah menu utama yang ia olah sendiri. Untungnya tak seberapa, tapi hasil penjualan itu perlahan ia sisihkan.
"Lon kon ureung kaya, tapi gasien. Bisa peugot dan meukat kueh bacut-bacut, tabung, dan peuemas. Emas nyan publoe, untuk haji. (Saya bukan orang kaya, tapi saya bisa bikin dan jual kue sedikit-sedikit, saya tabung dan beli emas. Emas itu saya jual untuk haji),” katanya.
Itulah rahasia Nek Ti. Ia menyimpan hasil jualannya dalam bentuk emas mayam, yang akhirnya ia gunakan untuk mendaftar haji pada tahun 2018. Setelah menunggu selama tujuh tahun dalam daftar antrean, pada 2025 atau 1446 Hijriah, namanya pun keluar. Tangis haru pecah saat kabar tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) dan Keuchik Gampong ke rumahnya.
Pergi haji dengan penuh semangat
Kebahagiaan itu tak datang tanpa ujian. Nek Ti harus berangkat sendiri tanpa didampingi anak yang selama ini menjadi penopang hidupnya. Anaknya tak bisa ikut tahun ini karena belum masuk urutan antrean, meski telah mendaftar sebagai mahram.
Kepala Kantor Kemenag Pidie Jaya, Mulyadi, menjelaskan, hal ini sesuai regulasi Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 13 Tahun 2018 tentang pelaksanaan haji.
“Anaknya tetap masuk daftar, tapi belum bisa tahun ini. Insya Allah tahun depan akan menyusul,” ungkapnya.
Berdasarkan pengalaman dan perjalanan hidupnya yang selalu bersandar pada tawakal, Nek Ti tak mengeluh. Ia hanya berpesan kepada anaknya untuk menjaga kesehatan dan mempersiapkan diri agar tahun depan dapat menyusul ke Tanah Suci.
Tak hanya masyarakat, kisah Nek Ti juga menggugah hati para pemangku kepentingan. Pembina GP Ansor Pidie Jaya yang juga Kakankemenag Pidie Jaya, Mulyadi, secara terpisah kepada NU Online, pada Senin (25/5/2026), yang sangat terharu dan terinspirasi bahkan tak mampu menyembunyikan harunya terhadap perjuangan Net Ti menuju Baitullah.
“Beliau bukan hanya jamaah, tapi guru kehidupan bagi kita semua. Perjuangannya menabung dari menjual kue demi berhaji adalah dakwah nyata tentang sabar, tawakal, dan istiqamah. Ini sangat menyentuh hati kami, dan memotivasi generasi muda untuk tak menunda niat ibadah,” ucap Mulyadi.
Menurutnya, kisah seperti ini harus terus digaungkan agar generasi muda Aceh bisa lebih bijak menata prioritas hidup.
"Kalau Nek Ti bisa dengan kue dan emas, apalagi anak-anak kita yang hidup di era digital,” tambahnya.
Emas terakhir untuk Baitullah
Perjuangan Nek Ti sempat terhambat terkait finansial pelunasan biaya haji (BIPIH) serta kebutuhan selama di Tanah Suci, akhirnya Nek Ti menjual 8 mayam emas (1 mayam setara 3,33 gram emas murni) terakhirnya sebagai simbol dari kerja keras yang konsisten.
Bagi sebagian orang, mungkin itu hanya materi. Namun bagi Nek Ti, emas itu merupakan bukti dari puluhan tahun pengorbanan, kesabaran, dan keteguhan hati seorang ibu yang ingin menunaikan rukun Islam kelima.
Tahun ini, Nek Ti sebagai jamaah tertua dari Pidie Jaya dan termasuk salah satu jamaah tertua dari Aceh. Namun selain Nek Ti, jamaah tertua dari Aceh tahun ini adalah Muhammad Dahlan Sulaiman dari Aceh Tengah yang berusia 99 tahun, tergabung dalam Kloter 3. Namun, kisah Nek Ti tetap menjadi inspirasi tersendiri.
Ketika jamaah lain sibuk dengan koper dan perlengkapan, Nek Ti hanya membawa barang seadanya. Namun semangat dan keyakinannya lebih berat dari apa pun. Ia tetap aktif berjalan kaki dengan tongkat kecilnya, berlatih menapaki langkah demi langkah.
Dilepas dengan doa dan air mata
Pelepasan Kloter 5 dari Asrama Haji Banda Aceh dilakukan dengan penuh kekhidmatan. Bupati Sibral Malasyi menyampaikan pesan penting agar para jamaah senantiasa menjaga niat, memperbanyak ibadah, dan menjadi duta Aceh di Tanah Haram.
Pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GIA2105 lepas landas dari Bandara Sultan Iskandar Muda pada Kamis, pukul 18.30 WIB (14.30 WAS) dan mendarat di Jeddah pada Jumat dini hari, pukul 02.30 WIB (22.30 WAS). Seluruh jamaah didampingi oleh 4 petugas kloter dan 2 Petugas Haji Daerah (PHD) yang akan memberikan perhatian khusus, terutama kepada jamaah lansia seperti Nek Ti.
Sosok inspiratif
Sebelum berangkat, kepada tim Humas Kemenag, Nek Ti menitipkan pesan yang terdengar seperti petuah dari seorang nenek kepada cucunya.
“Daftar haji dari sekarang. Bek teuduek that. Hana payah kaya. Peuget hana peuget, peuemas, jeut bak haji. (Daftar haji dari sekarang. Jangan terlalu banyak menunda. Tak perlu kaya. Bisa atau tidak bisa, beli emas, nanti bisa pergi haji)," katanya.
Terpopuler
1
Idul Adha Berpotensi Tak Sama, Ketinggian Hilal Dzulhijjah 1446 H di Indonesia dan Arab Berbeda
2
Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1446 H Jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025 M
3
Gus Baha Ungkap Baca Lafadz Allah saat Takbiratul Ihram yang Bisa Jadikan Shalat Tak Sah
4
Hilal Terlihat, PBNU Ikhbarkan Idul Adha 1446 H Jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025
5
Pengrajin Asal Cianjur Sulap Tenda Mina Jadi Pondok Teduh dan Hijau
6
Jamaah Diimbau Hindari Sebar Video Menyesatkan, Bisa Merusak Ibadah Haji
Terkini
Lihat Semua