Khutbah

Khutbah Jumat: Akhlak Nabi dalam Menjaga Lingkungan Hidup

Jum, 29 September 2023 | 06:00 WIB

Khutbah Jumat: Akhlak Nabi dalam Menjaga Lingkungan Hidup

Foto ilustrasi (NU Online/Freepik)

Khutbah Jumat ini menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah teladan terbaik bagi umat manusia dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam menjaga lingkungan hidup. Rasulullah mengajarkan kepada umatnya untuk senantiasa menjaga kebersihan dan kelestarian alam, karena alam adalah ciptaan Allah SWT yang harus disyukuri dan dijaga.


Naskah khutbah Jumat berikut ini berjudul: Khutbah Jumat: Akhlak Nabi dalam Menjaga Lingkungan Hidup. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!



Khutbah I
 

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْ‌ضَ بَعْدَ مَوْتِهَا الأية. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ الله أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. . اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى : فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ اِنَّهٗ كَانَ غَفَّارًاۙ يُّرْسِلِ السَّمَاۤءَ عَلَيْكُمْ مِّدْرَارًاۙ 


Jamaah Khutbah Jumat yang berbahagia,

Alhamdulillah ungkapan syukur pada Allah, yang telah memberikan kita kesehatan dan juga kesempatan hingga bisa melaksanakan shalat Jumat secara berjamaah. Shalawat dan salam kita haturkan pada baginda Nabi Muhammad saw, yang telah membimbing kita semua dari alam kejahilan, menuju cahaya Islam. 


اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ 


Sebagai khatib, sudah jadi tanggung jawab kami untuk mengajak kita semua untuk meningkatkan iman dan takwa pada Allah. Sejatinya iman dan takwa adalah suluh manusia dalam menghadapi dunia yang penuh tipu dan daya. Dengan modal keduanya manusia akan selamat dari kebejatan dunia. Hal ini sebagaimana nasihat Luqman al Hakim pada anaknya, untuk selalu beriman dan bertakwa dalam hidup. 


يَا بُنَيَّ إِنَّ الدُّنْيَا بَحْرٌ عَمِيقٌ يَغْرَقُ فِيهِ نَاسٌ كَثِيرٌ، فَلْتَكُنْ سَفِينَتُكَ فِيهَا تَقْوَى اللَّهِ تَعَالَى، وَحَشْوُهَا الْإِيمَانُ بِاللَّهِ تَعَالَى، وَشِرَاعُهَا التَّوَكُّلُ عَلَى اللَّهِ لَعَلَّكَ تَنْجُو 


Artinya: "Wahai anak ku, sesungguhnya dunia adalah lautan yang sangat dalam. Banyak manusia terjebak dan tenggelam di dalamnya, maka jadikanlah iman sebagai sampan, takwa kepada Allah sebagai layar agar engkau tak tenggelam dalam gemerlap lautan dunia ini”


Maasyiral Muslimin rahimakumullah


Allah swt telah memberikan beberapa larangan kepada manusia, salah satunya adalah larangan untuk membuat kerusakan di muka bumi. Hal ini tercantum dalam beberapa ayat Al-Qur'an. Dalam al-Baqarah [2] ayat 11, Allah melarang manusia mengeksploitasi alam yang menimbulkan kerusakan di muka bumi.  Allah berfirman;


وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِۙ قَالُوْٓا اِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُوْنَ 


Artinya: "Apabila dikatakan kepada mereka, “Janganlah berbuat kerusakan di bumi,” mereka menjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah orang-orang yang melakukan perbaikan.


Maasyiral Muslimin rahimakumullah

Dalam ayat ini, jelas Allah menciptakan manusia untuk menjaga dan merawat bumi. Maka perbuatan merusak, sedikit maupun banyak, tergolong pada tindakan yang buruk. Hal ini sebagaimana dikatakan Imam Qurthubi bahwa manusia dilarang untuk melakukan kerusakan baik yang kecil maupun yang besar di muka bumi ini.   


فِيهِ مَسْأَلَةٌ وَاحِدَةٌ وَهُوَ أَنَّهُ سُبْحَانَهُ نَهَى عَنْ كُلِّ فَسَادٍ قَلَّ أَوْ كَثُرَ بَعْدَ صَلَاحٍ قَلَّ أَوْ كَثُرَ. فَهُوَ عَلَى الْعُمُومِ عَلَى الصَّحِيحِ من الأقوال. وقال الضحاك: معناه لا تعوروا الْمَاءَ الْمَعِينَ، وَلَا تَقْطَعُوا الشَّجَرَ الْمُثْمِرَ ضِرَارًا. 


Artinya; "Ini berisi satu masalah, dan itu adalah bahwa Allah melarang memperbuat kerusakan baik yang kecil atau pun besar. Dan berkata Dhahak;  Maha Suci-Nya, melarang setiap kerusakan, apakah itu lebih besar atau lebih kecil, setelah kebenaran, katakan sedikit atau lebih. Hal ini umumnya benar dalam ucapan. Dan berkata Dhahhak; maknanya adalah jangan mengotori sumber mata air, jangan memotong pohon buah yang tengah berbuah yang bisa menimbulkan kerusakan."


Maasyiral Muslimin rahimakumullah

Larangan merusak di muka bumi ini berlaku untuk semua manusia, baik yang beragama Islam maupun non-Muslim. Sejatinya, perbuatan merusak bumi adalah perbuatan yang tidak bertanggung jawab. Perbuatan ini dapat menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.


Hal ini karena bumi adalah milik bersama semua makhluk hidup, termasuk manusia. Oleh karena itu, setiap orang memiliki tanggung jawab untuk menjaga kelestariannya. Pasalnya, manusia diciptakan oleh Allah swt sebagai khalifah di muka bumi. Khalifah artinya pengganti atau wakil. Dengan demikian, manusia memiliki tugas untuk menggantikan Allah swt dalam menjaga dan merawat bumi. Tugas ini tidak hanya terbatas pada menjaga kelestarian lingkungan, tetapi juga menjaga keharmonisan alam dan manusia.


Maasyiral Muslimin rahimakumullah

Pada sisi lain, Nabi Muhammad saw selaku Nabi yang membawa risalah kenabian, merupakan teladan terbaik bagi umat manusia dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam menjaga lingkungan. Rasulullah saw sangat mencintai dan menyayangi lingkungan, dan selalu mengajarkan kepada umatnya untuk menjaga dan melestarikan lingkungan.


Salah satu cara untuk menjaga lingkungan dari Rasulullah adalah menanam pohon. Pohon memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Pohon dapat menghasilkan oksigen, menyerap karbon dioksida, mencegah erosi tanah, dan menjadi tempat tinggal bagi berbagai macam hewan. Selain itu, pohon juga dapat memperindah lingkungan dan memberikan kesejukan bagi manusia.


Maasyiral Muslimin rahimakumullah

Nabi Muhammad saw sangat menganjurkan umatnya untuk menanam pohon. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim Nabi bersabda bahwa menanam pohon termasuk dalam sedekah jariyah. Nabi bersabda;


مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا إِلَّا كَانَ مَا أُكِلَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةً وَمَا سُرِقَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةٌ وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ مِنْهُ فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ وَمَا أَكَلَتْ الطَّيْرُ فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ وَلَا يَرْزَؤُهُ أَحَدٌ إِلَّا كَانَ لَهُ صَدَقَةٌ  


Artinya: "Tak satupun seorang muslim yang menanam pohon, kecuali sesuatu yang dimakan dari tanaman itu akan menjadi pahala sedekah baginya, dan yang dicuri orang lain akan bernilai sedekah. Apa saja yang dimakan oleh binatang buas darinya, maka sesuatu (yang dimakan) itu akan menjadi sedekah baginya. Apapun yang dimakan oleh burung darinya, maka hal itu akan menjadi sedekah baginya. Tak ada seorangpun yang menguranginya, kecuali itu akan menjadi sedekah baginya.” (HR. Muslim).


Maasyiral Muslimin rahimakumullah

Hadits Rasulullah saw ini menerangkan bahwa menanam pohon merupakan amal yang sangat dianjurkan dalam Islam. Allah swt  akan memberikan pahala sedekah bagi setiap Muslim yang menanam pohon, baik pohon itu dimakan oleh manusia, binatang, atau burung.


Adapun pahala sedekah yang dimaksud dalam hadits ini adalah pahala yang akan terus mengalir hingga hari kiamat, sebagaimana pahala sedekah jariyah lainnya. Hal ini dikarenakan pohon yang ditanam akan terus memberikan manfaat bagi manusia dan makhluk hidup lainnya, baik berupa buah, oksigen, maupun tempat tinggal.


Maasyiral Muslimin rahimakumullah

Selanjutnya, cara Rasulullah dalam menjaga lingkungan adalah dengan tidak membuang sampah sembarangan karena hal itu dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan.


Dalam hadits, Nabi Muhammad saw menyebutkan bahwa membuang sampah sembarangan adalah salah satu dari tujuh perkara yang membinasakan. Hal ini menunjukkan bahwa membuang sampah sembarangan adalah perbuatan yang sangat buruk dan harus dihindari.


Pasalnya, membuang sampah sembarangan dapat membahayakan kesehatan manusia karena sampah dapat menjadi tempat berkembang biak bagi bakteri dan virus. Hal ini dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti diare, kolera, dan malaria.


Pada sisi lain, membuang sampah sembarangan juga dapat membahayakan lingkungan. Sampah yang dibuang sembarangan dapat mencemari tanah, air, dan udara. Hal ini dapat merusak ekosistem dan membunuh hewan-hewan liar. Oleh karena itu, kita sebagai umat Islam harus mematuhi larangan Nabi Muhammad untuk membuang sampah sembarangan. Kita harus membuang sampah pada tempatnya dan menjaga kebersihan lingkungan.


Imam Ath-Thabrani dalam kitabnya Al-Mu'jam Al-Kabir menjelaskan tentang pentingnya menjaga kebersihan dalam Islam. Rasulullah saw bersabda bahwa Islam dibangun atas dasar kebersihan, dan tidak akan masuk surga kecuali orang yang bersih.


تَنَظَّفُوْا بِكُلِّ مَا اِسْتَطَعْتُمْ فَاِنَ اللهَ تَعَالَي بَنَي الاِسْلاَمَ عَلَي النَظَافَةِ وَلَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ اِلاَ كُلُّ نَظِيْفٍ


Artinya: "Bersihkanlah segala sesuatu semampu kamu. Sesungguhnya Allah ta'ala membangun Islam ini atas dasar kebersihan dan tidak akan masuk surga kecuali setiap yang bersih". (HR Ath-Thabrani).


Maasyiral Muslimin rahimakumullah

Sementara itu, dalam sebuah hadits Rasulullah saw menjelaskan bahwa Allah menjanjikan surga bagi orang yang membuang sampah, meskipun hanya sekadar membersihkan dahan pohon di jalanan. Hal ini menunjukkan bahwa Allah sangat menghargai perbuatan baik, bahkan perbuatan kecil sekalipun, yang dilakukan untuk kepentingan orang lain.


مرَّ رجُلٌ بِغُصْنِ شَجَرَةٍ عَلَى ظَهْرِ طَرِيْقٍ فَقَالَ : وَاللَّهِ لَأُنَحِّيَنَّ هذَا عَنِ الْمُسْلِمِيْنَ لَا يُؤْذِيْهُمْ، فَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ


Artinya: "Seorang laki-laki melewati ranting pohon di tengah jalan, lalu dia berkata, "Demi Allah, aku akan menyingkirkan ranting ini agar tidak mengganggu kaum Muslimin." Maka dia pun masuk surga." (HR Muslim).


Dalam hadits tersebut, seorang lelaki melihat ada dahan pohon yang melintang di jalan. Dahannya cukup besar dan bisa membahayakan orang yang lewat. Lelaki tersebut pun berniat untuk menyingkirkannya agar tidak membahayakan orang lain. Atas perbuatannya itu, Allah swt pun memasukkan lelaki tersebut ke dalam surga. Hal ini menunjukkan bahwa Allah sangat menghargai perbuatan baik yang dilakukan untuk kepentingan orang lain.


بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ


Khutbah II


اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ الْمَتِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاُه نَسْتَعِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. وَصَلَّى الله عَلَى سَيِّدَنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتْ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ

اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَ نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ  رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ


Zainuddin Lubis, Pegiat kajian tafsir, tinggal di Ciputat