Khutbah

Khutbah Jumat: Keutamaan dan Amalan Sunnah di Bulan Safar

Jum, 1 September 2023 | 04:00 WIB

Khutbah Jumat: Keutamaan dan Amalan Sunnah di Bulan Safar

Khutbah Jumat: Keutamaan dan Amalan Sunnah di Bulan Safar. (Foto ilustrasi: NU Online)

Khutbah Jumat ini mengingatkan bahwa saat ini kita tengah berada di pertengahan bulan Safar. Secara hitungan, bulan ini masuk bulan ke-2 dalam kalender hijriyah. Dalam Islam, bulan Safar merupakan bulan nan agung dengan pelbagai kemuliaan dan kemanfaatan. Di dalamnya, terdapat amalan sunnah yang bisa diamalkan.


Untuk itu, teks khutbah Jumat berikut ini berjudul: "Khutbah Jumat: Keutamaan dan Amalan Sunnah di Bulan Safar." Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat! (Redaksi).



Khutbah I


اَلْحَمْدُ ِللّٰهِ اَلْحَمْدُ ِللّٰهِ الَّذِىْ جَعَلَ الْإِسْلَامَ طَرِيْقًا سَوِيًّا وَوَعَدَ لِلْمُتَمَسِّكِيْنَ بِهِ وَيَنْهَوْنَ الْفَسَادَ مَكَانًا عَلِيًّا ,وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْراً أَمَّا بَعْدُ عِبَادَ اللهِ، فَإِنِّي أُوصِيكُمْ وَنَفْسِيَ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْقَدِيرِ الْقَائِلِ فِي مُحْكَمِ كِتَابِهِ: الصَّابِرِينَ وَالصَّادِقِينَ وَالْقَانِتِينَ وَالْمُنْفِقِينَ وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالأَسْحَارِ. ويقولُ: يَآ أَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا وَاعْبُدُوا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ.


Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Puji dan syukur kita ucapkan pada Allah yang Maha Kuasa, berkat rahmat dan kuasanya, hari ini kita bisa melaksanakan ibadah shalat Jumat secara berjamaah.  Selanjutnya, shalawat kepada Rasulullah SAW, yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang islami penuh keberkahan. Semoga kita akan mendapatkan syafaatnya di yaumil akhir.


Selanjutnya, sebagai khatib sudah menjadi kewajiban kami untuk mengajak diri pribadi secara khusus, dan kita semua, secara umum untuk meningkatkan takwa dan iman pada Allah SWT, agar kebahagiaan dunia dan akhirat bisa kita raih. 


Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Bulan Safar adalah bulan kedua dalam kalender Hijriah. Bulan ini dinamai Safar karena pada bulan ini, orang-orang Arab dulunya sering melakukan perjalanan jauh (safar). Bulan ini sering kali dikaitkan dengan berbagai keyakinan dan tradisi yang berkembang dalam masyarakat, termasuk dalam tradisi Islam. Salah satu yang populer adanya pemahaman bahwa bulan ini mengandung kesialan. 


Sejarah awal Islam, zaman "jahiliyah" mengacu pada periode sebelum datangnya Islam di Arab. Pada masa tersebut, masyarakat Arab hidup dalam berbagai bentuk kepercayaan, khurafat, dan praktik-praktik yang tidak memiliki dasar yang kuat atau ilmiah. Ketika Islam datang, salah satu tujuannya adalah untuk membersihkan masyarakat dari praktik-praktik kebatilan dan membimbing mereka menuju kebenaran.


Namun, dalam Islam, tidak ada bukti yang sahih dari hadits atau ajaran Nabi Muhammad yang menyatakan bahwa bulan Safar menyebabkan segala macam kesialan atau masalah. Islam menekankan bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita, baik kesialan maupun keberuntungan, adalah hasil dari kehendak Allah. Oleh karena itu, tidak tepat untuk mengaitkan segala masalah yang mungkin terjadi dalam bulan Safar dengan bulan itu sendiri.


Bahkan Rasulullah sendiri membantah bahwa bulan Safar bulan sial. Lewat riwayat Imam Bukhari, Nabi bersabda; 


 لا عَدْوَى ولا طِيَرَةَ ولا هَامةَ ولا صَفَرَ وفِرَّ من المَجْذُومِ كما تَفِرُّ من الأَسَد


Artinya: “Tidak ada penyakit menular, tidak ada ramalan buruk, tidak ada kesialan karena burung hammah, tidak ada sial bulan Safar, dan larilah kamu dari penyakit kusta seperti kamu lari dari singa” (HR. Bukhari). 


Islam mendasarkan ajarannya pada tauhid (keyakinan kepada satu Tuhan yang Maha Esa) dan mengajarkan kebenaran serta akhlak yang baik. Islam menekankan pentingnya ilmu pengetahuan, pemahaman yang benar, dan akal sehat dalam menjalani kehidupan. Oleh karena itu, Islam mendorong umatnya untuk menjauhi khurafat, tahayul, dan kepercayaan tanpa dasar yang dapat menyesatkan. Termasuk kepercayaan bahwa bulan Safar adalah bulan yang sial. 


Perlu ditegaskan bahwa dalam Islam, kepercayaan pada kesialan atau keberuntungan tertentu yang terkait dengan bulan atau tanggal tertentu adalah bentuk syirik (mempersekutukan Allah) dan kepercayaan yang salah. Islam mengajarkan bahwa segala sesuatu, termasuk keberuntungan dan kesialan, ditentukan oleh Allah semata, bukan oleh bulan atau tanggal tertentu. Keyakinan seperti ini bertentangan dengan konsep tauhid (keyakinan akan keesaan Allah).


Lebih lanjut, laiknya seperti bulan-bulan lainnya dalam Islam, bulan Safar juga memiliki amalan-amalan sunnah yang dianjurkan untuk dilakukan oleh umat Muslim. Berikut beberapa amalan sunnah yang dianjurkan di bulan Safar:


Pertama, meningkatkan kebaikan dan kepedulian sosial. Bulan Safar dapat dijadikan momentum untuk meningkatkan amal kebajikan dan kepedulian sosial. Berbuat baik kepada sesama, bersedekah, dan memberikan pertolongan kepada yang membutuhkan adalah amalan-amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Ini adalah cara yang baik untuk meningkatkan hubungan sosial dan memperbaiki kondisi masyarakat.


Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda:


عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ عَلَى مِنْبَرِهِ يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى رَبِّكُمْ قَبْلَ أَنْ تَمُوتُوا وَبَادِرُوا إِلَيْهِ بِالْأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ وَصِلُوا الَّذِي بَيْنَهُ وَبَيْنكُمْ بِكَثْرَةِ ذِكْرِكُمْ وَبِكَثْرَةِ الصَّدَقَةِ فِي السِّرِّ، وَالْعَلَانِيَّةِ، تُؤْجَرُوا، وَتُنْصَرُوا، وَتُرْزَقُوا


Artinya: "Dari Jabir bin Abdillah berkata, Rasulullah bersabda saat beliau berada di atas mimbarnya, wahai manusia bertobatlah kalian kepada Tuhan kalian sebelum kalian mati. Bersegeralah kembali kepada-Nya dengan amal-amal saleh, sambunglah hubungan antara Tuhan dan kalian dengan memperbanyak dzikir dan sedekah di saat sunyi dan ramai, maka kalian diganjar, ditolong dan diberi rizki."


Kedua, puasa di ayyamul bidh. Pada 15 Safar, dianjurkan melaksanakan puasa ayyamul bidh yakni puasa tiga hari pada pertengahan bulan. Ada berbagai hadits yang menggarisbawahi keutamaan dari berpuasa pada hari-hari tersebut. Hadits-hadits tersebut mengatakan bahwa Rasulullah Muhammad SAW sendiri sering berpuasa pada Ayyamul Bidh, dan berpuasa pada hari-hari ini dianggap memiliki nilai pahala yang besar.


Namun, penting untuk diingat bahwa puasa pada Ayyamul Bidh bukanlah kewajiban dan bisa dilakukan dengan pilihan individu. Jika seseorang memilih untuk berpuasa pada hari-hari ini, mereka harus melakukannya dengan niat ikhlas untuk mendapatkan pahala dari Allah SWT. Jika seseorang tidak berpuasa pada Ayyamul Bidh, itu bukanlah dosa.


يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا صُمْتَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ فَصُمْ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ


Artinya: "Hai Abu Dzar, ‘Jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah)."


Selain itu ada hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abu Hurairah, Nabi bersabda;


أَوْصَانِى خَلِيلِى بِثَلاَثٍ لاَ أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَصَلاَةِ الضُّحَى ، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ


Artinya: "Kekasihku (Rasulullah Saw) mewasiatkan padaku tiga nasehat yang aku tidak pernah meninggalkannya hingga aku mati, yaitu berpuasa tiga hari setiap bulan, mengerjakan shalat dhuha, dan mengerjakan shalat witir sebelum tidur."


Ketiga, memperbanyak membaca doa. Bulan Safar adalah bulan yang dianjurkan untuk memperbanyak amalan dan ibadah, salah satunya adalah memperbanyak doa. Ada beberapa alasan mengapa doa di bulan Safar lebih mustajab. Pasalnya, bulan Safar adalah bulan yang dimuliakan oleh Allah. Rasulullah SAW bersabda yang artinya “Sesungguhnya Allah memiliki bulan yang mulia, yaitu bulan Safar. Dia lebih memuliakan bulan ini daripada bulan-bulan lainnya.” (HR. Ibnu Hibban). 


Adapun doa yang bisa di baca di bulan Safar, agar terhindar dari marabahaya adalah: 


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ وَصَلىَّ اللهُ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ يَا شَدِيْدَ الْقُوَى وَيَا شَدِيْدَ الْمِحَالِ يَا عَزِيْزُ ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ جَمِيْعُ خَلْقِكَ اِكْفِنِيْ مِنْ جَمِيْعِ خَلْقِكَ يَا مُحْسِنُ يَا مُجَمِّلُ يَا مُتَفَضِّلُ يَا مُنْعِمُ يَا مُكْرِمُ يَا مَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا أَنْتَ اِرْحَمْنِيْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اللهم بِسِرِّ الْحَسَنِ وَأَخِيْهِ وَجَدِّهِ وَأَبِيْهِ وَأُمِّهِ وَبَنِيْهِ اِكْفِنِيْ شَرَّ هَذَا الْيَوْمِ وَمَا يَنْزِلُ فِيْهِ يَا كَافِيَ الْمُهِمَّاتِ يَا دَافِعَ الْبَلِيَّاتِ فَسَيَكْفِيْكَهُمُ اللهُ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَحَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَصَلىَّ اللهُ تَعَالىَ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ الِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ


Artinya: "Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Semoga shalawat dan salam Allah senantiasa tercurah pada junjungan kami, Nabi Muhammad saw, keluarga dan para sahabatnya. Ya Allah, Tuhan Yang Maha Memiliki Kekuatan dan Keupayaan. Ya Tuhan Yang Maha Mulia dan karena kemuliaan-Mu itu, menjadi hinalah semua makhluk ciptaan-Mu, peliharalah aku dari kejahatan makhluk-Mu. Ya Tuhan Yang Maha Baik. Yang Memberi Keindahan, Keutamaan, Kenikmatan dan Kemuliaan. Ya Allah, Tiada Tuhan kecuali hanya Engkau. Kasihanilah aku dengan Rahmat-Mu, wahai Zat yang Maha Penyayang.


Ya Allah, dengan rahasia kemuliaan Sayyidina Hasan dan saudaranya, serta kakeknya dan ayahnya, ibunya dan keturunannya, jauhkan aku dari kejahatan hari ini dan kejahatan yang akan turun padanya. Wahai Zat Yang Maha Mencukupi harapan dan Menolak bala’, cukuplah Allah Yang Maha Memelihara lagi Maha Mengetahui untuk memelihara segalanya. Cukuplah Allah tempat kami bersandar, tiada daya dan upaya kecuali atas izin Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Dan semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya kepada Nabi Muhammad saw. beserta keluarganya dan para sahabatnya.” 


بارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ، فَاعْتَبِرُوْا يَآ أُوْلِى اْلأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ


Khutbah II


الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّااللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَانَبِيَّ بَعْدَهُ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ المُجَاهِدِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا آيُّهَا الحَاضِرُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى. فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ: وَالْعَصْرِ. إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْر


إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِى الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.


اللهم اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، وَتَابِعْ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ بِالْخَيْرَاتِ رَبَّنَا اغْفِرْ وََارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ. رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا، رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا، رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ وَاشْكُرُوْا عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُاللهِ أَكْبَرُ.


Zainuddin Lubis, Pegiat Kajian Tafsir, Tinggal di Ciputat