Khutbah

Khutbah Jumat: Menghargai dan Mengapresiasi Peran Mulia Para Guru

Jumat, 6 Desember 2024 | 10:00 WIB

Khutbah Jumat: Menghargai dan Mengapresiasi Peran Mulia Para Guru

Ilustrasi guru sedang mengajar. Sumber: Canva/NU Online

Para guru adalah pilar utama dalam pembentukan karakter dan pengetahuan generasi penerus bangsa. Mereka bukan hanya pendidik yang mentransfer ilmu, tetapi juga pembimbing yang membentuk watak dan moral siswa. Di tengah perkembangan teknologi yang begitu pesat, peran guru semakin penting dalam memberikan arahan dan nilai-nilai kehidupan yang tidak bisa digantikan oleh mesin atau teknologi. Sayangnya, seringkali jasa para guru kurang mendapat perhatian yang selayaknya.
 

Naskah khutbah Jumat kali ini berjudul: “Menghargai dan Mengapresiasi Peran Mulia Para Guru.” Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!


Khutbah I


الحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ. القَائِلِ فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ: يَرْفَعِ اللهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ وَٱللهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ (المجادلة: ١١). وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ المُصَلُّونَ. اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

 

Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah!

Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Ini adalah ungkapan yang menggambarkan bahwa sosok guru memiliki perang yang sangat penting dalam perkembangan kesuksesan seseorang, tidak bedanya dengan para pahlawan pejuang bangsa, sehingga jasanya harus dikenang dan sosoknya harus dihargai. Guru memang tidak mengorbankan dirinya untuk murid, tapi guru mengorbankan hidupnya untuk kesuksesan murid.


Ironinya guru adalah profesi yang dianggap tidak mendapatkan apresiasi tinggi, akan tetapi masih banyak guru yang tidak merasakan perhatian pemerintah dan pemangku kebijakan, padahal Allah memberikan apresiasi tinggi kepada orang yang memiliki ilmu dan mengamalkannya dengan mempraktikkannya dan mengajarkannya kepada orang lain, sehingga manfaat ilmunya dapat dirasakan oleh banyak orang Hal ini tercantum dalam Surat al-Mujadalah, ayat 11 sebagai berikut:


يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ


Artinya, “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.”


Imam al-Qurthubi dalam kitab al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an, juz 17, halaman 299 mengutip ucapan sahabat Ibnu Mas’ud yang menjelaskan bahwa ayat ini adalah bentuk penghargaan dan apresiasi Allah kepada orang-orang yang berilmu. Beliau menyebutkan:


وَقَالَ ابْنُ مَسْعُودٍ: مَدَحَ اللَّهُ الْعُلَمَاءَ فِي هَذِهِ الْآيَةِ


Artinya, “Ibnu Mas’ud berkata: ‘Allah memuji para ulama dalam ayat ini’.”


Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah!

Menghormati guru adalah sebuah kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap orang karena peran guru dalam tumbuh kembang seseorang sangat penting. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk menghormati guru, termasuk memberikan apresiasi sebesar-besarnya dalam bentuk materi dan non-materi. Hal ini ditegaskan Imam an-Nawawi dalam kitab al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab, juz 1, halaman 36:


وَقَدْ كَانَ بَعْضُ الْمُتَقَدِّمِينَ إذَا ذَهَبَ إلَى مُعَلِّمِهِ تَصَدَّقَ بِشَيْءٍ


Artinya, “Para ulama terdahulu memberikan sesuatu kepada gurunya ketika berkunjung ke kediaman gurunya.”


Cara penghormatan seperti ini merupakan warisan dari generasi awal Islam. Para sahabat beberapa kali memberikan sesuatu berupa makanan dan lainnya kepada Nabi untuk tujuan menghormati Nabi sebagai guru dan mendapatkan keberkahan dari Nabi. 


Imam Malik meriwayatkan hadits dalam kitab al-Muwaththa’, juz 2, halaman 927 yang substansi singkatnya ialah Abu Thalhah mengundang Nabi ke rumah untuk menghidangkan makanan kepada Nabi. 


Imam Muslim dalam kitab Shahih Muslim, juz 3, halaman 1609 juga menceritakan seorang sahabat bernama Abu Ayyub yang menghidangkan makanan kepada Nabi, Abu Bakar, dan Umar di rumahnya ketika Nabi mengunjungi rumahnya di malam hari.
Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah!


Peran guru seperti peran kedua orang tua, sehingga tidak heran Islam menganjurkan menghormati dan memberikan apresiasi kepada guru. Dalam Islam, jika kedua orang tua adalah sosok yang membesarkan anak dari aspek jasmani dengan memberikan nafkah, maka sosok guru adalah sosok yang membesarkan anak dari aspek rohani dengan memberikan ilmu dan petunjuk dalam menjalani kehidupan. Imam as-Saffarini mengutip perkataan Imam Abdul Qadir at-Taglibi asy-Syaibani dalam kitab Ghadzaul Albab, juz 1, halaman 390:


شَيْخُك أَبُوك بَلْ أَعْظَمُ حَقًّا مِنْ وَالِدِك؛ لِأَنَّهُ أَحْيَاك حَيَاةً سَرْمَدِيَّةً وَلَا كَذَلِكَ وَالِدُك


Artinya, “Gurumu seperti ayahmu, bahkan lebih berhak dari pada ayahmu dari dirimu karena gurumu memberikanmu kehidupan yang abadi, sedangkan ayahmu tidak.”


Ungkapan ini tentu memberikan penjelasan bahwa peran guru dalam aspek kehidupan manusia, khususnya aspek keagamaan lebih besar dari pada peran ayah karena guru yang mengajarkan ilmu untuk dapat diamalkan oleh seseorang, sedangkan ayah bertanggung jawab untuk memberikan nafkah untuk fasilitas pendidikan.


Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah!

Boleh jadi bentuk apresiasi yang khatib sebutkan barusan sudah memudar relevansinya di dunia pendidikan saat ini, di mana negara memiliki sistem mapan yang seharusnya menjamin kesejahteraan para guru. Justru dengan sistem yang sudah besar dan mapan tersebut, seharusnya hak-hak para guru pun dijamin, supaya mereka fokus mengajar dan profesional dalam menjalankan pekerjaannya untuk mencerdaskan generasi-generasi muda.
 

Pemerintah dan seluruh pemangku kebijakan di dunia pendidikan sudah semestinya memberikan perhatian dan apresiasi yang lebih baik lagi terhadap seluruh guru karena masa depan bangsa ada di tangan mereka. Ilmu adalah investasi yang paling besar dalam perjalanan dan perkembangan sebuah bangsa. Jika sebuah bangsa berhasil melahirkan generasi emas dengan keilmuan yang luas, maka akan mendapatkan kejayaan dan kemakmuran.


Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah!


Semoga bangsa kita menjadi bangsa yang dapat menghormati dan memberikan apresiasi terbaik kepada seluruh pendidik. Semoga seluruh pendidik di negeri ini selalu diberikan kemuliaan oleh Allah. Kita juga berdoa kepada Allah agar anak-anak kita semua dijadikan anak-anak yang mendapatkan ilmu yang bermanfaat dengan cara menghormati guru. Amin, ya Rabbal ‘Alamin.


أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ 


Khutbah II


الْحَمْدُ لِلّٰهِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدِنِ بْنِ عَبدِ الله وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَة. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ المُسلِمُونَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَاعلَمُوا أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْ وَّٱلَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ. قَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا 

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ


اَللّٰهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا فِي فَلِسْطِيْن وَلُبْنَان وَسَائِرَ الْعَالَمِينَ. اَللّٰهُمَّ اجْعَلْ بَلْدَتَنَا اِنْدُونِيْسِيَّا بَلْدَةً طَيِّبَةً وَمُبَارَكَةً وَمُزْدَهِرَةً. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ اَللّٰهُمَّ لَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا بِذُنُوْبِنَا مَنْ لَا يَخَافُكَ وَلَا يَرْحَمُناَ


اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللّٰهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ، اَللّٰهُمَّ أَعِنْهُمْ عَلَى الْقِيَامِ بِمَهَامِهِمْ كَمَا أَمَرْتَهُمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

 
اَللّٰهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِ الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ


عِبَادَ اللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُم بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

 

Ustadz Fatihunnada, Dosen Fakultas Dirasat Islamiyyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta