Khutbah Jumat: Rahasia Keutamaan Shalat Dhuha dalam Kehidupan Sehari-Hari
Rabu, 15 Januari 2025 | 15:30 WIB
Zainuddin Lubis
Penulis
Shalat Dhuha termasuk ibadah sunnah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Sejatinya, shalat ini memiliki keutamaan yang sangat besar bagi umat Muslim yang rutin melaksanakannya. Shalat ini dikerjakan di waktu pagi, setelah matahari terbit.
Untuk itu, teks khutbah Jumat berikut ini berjudul, "Rahasia Keutamaan Shalat Dhuha dalam Kehidupan Sehari-Hari." Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat! (Redaksi).
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ، وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ، أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَام، أَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ، اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ، قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ هُوَ الَّذِىۡ جَعَلَ الشَّمۡسَ ضِيَآءً وَّالۡقَمَرَ نُوۡرًا وَّقَدَّرَهٗ مَنَازِلَ لِتَعۡلَمُوۡا عَدَدَ السِّنِيۡنَ وَالۡحِسَابَ
Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah
Marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya takwa. Selalu taat kepada perintah dan menjauhi segala larangan Allah. Semoga Allah menjadikan kita termasuk golongan hamba-hamba-Nya yang mendapatkan rahmat dan keberkahan.
Pada kesempatan yang penuh berkah ini, khatib ingin mengajak kita semua merenungi dan mengamalkan salah satu amalan sunnah yang memiliki banyak keutamaan, yaitu shalat Dhuha.
Shalat Dhuha adalah salah satu shalat sunah yang sangat dianjurkan. Banyak dalil, baik dari Al-Qur’an maupun hadits, yang menegaskan keutamaannya. Dalam kitab I’anah Thalibin, Jilid I, halaman 192, Syekh Abu Bakar Syatha’ menjelaskan bahwa shalat Dhuha disunnahkan untuk dilakukan pada waktu Dhuha, yaitu awal siang hari.
Adapun nama shalat ini diambil dari waktu pelaksanaannya. Menurut Sayyid Abdullah al-Haddad dalam kitab An-Nasha’ih, shalat Dhuha termasuk amalan sunnah yang dianjurkan untuk dijaga, sekaligus diamalkan. Jumlah rakaatnya paling sedikit 2 rakaat dan paling banyak 8 rakaat, meskipun ada juga pendapat ulama yang menyebutkan hingga 12 rakaat.
Dalam sebuah hadits riwayat Imam Muslim, Nabi bersabda tentang anjuran melaksanakan shalat Dhuha;
يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى
Artinya; “Setiap pagi, setiap sendi tubuh salah seorang dari kalian memiliki kewajiban untuk bersedekah. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, memerintahkan kepada kebaikan adalah sedekah, dan mencegah dari kemungkaran juga adalah sedekah. Semua itu bisa dicukupi dengan dua rakaat yang dikerjakan pada waktu Dhuha.” (HR. Imam Muslim).
Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah
Syekh Ali bin Sulthan Muhammad Al-Qari, dalam kitab Mirqatul Mafatih Syarah Misykatul Mashabih, Jilid III, halaman 978 menjelaskan bahwa seseorang seharusnya menjaga shalat Dhuha dengan baik. Bahkan, sebagian ulama memakruhkan meninggalkannya, meskipun hanya dua rakaat. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya shalat ini dalam pandangan Islam.
Lebih jauh lagi, Shalat Dhuha, cara seorang hamba untuk beribadah kepada Allah di waktu yang sering dilupakan orang, yaitu saat mereka sibuk dengan urusan dunia. Al-Qari menjelaskan bahwa waktu shalat Dhuha adalah saat banyak orang lupa untuk taat kepada Allah. Dengan menjalankan shalat Dhuha, seorang muslim menunjukkan kesungguhannya beribadah meskipun sedang sibuk dengan kegiatan duniawi, sebagaimana dijelaskan oleh Al-Qari dalam kitab Mirqatul Mafatih Syarah Misykatul Mashabih Jilid III, halaman 978).
Hadirin Jamaah Jumat yang Dimuliakan Allah
Shalat dhuha memiliki banyak keutamaan yang luar biasa. Pertama, Orang yang Shalat Dhuha Dosanya akan Diampuni Allah. Salah satu keutamaannya adalah dapat menghapus dosa-dosa.
Dengan melaksanakan Shalat Dhuha secara rutin, seorang hamba akan mendapatkan ampunan dari Allah SWT atas dosa-dosanya, bahkan jika jumlah dosa tersebut sebanyak buih di lautan. Keutamaan ini menunjukkan betapa besar kasih sayang Allah kepada hamba-Nya yang rajin beribadah. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits riwayat Imam Tirmidzi;
مَنْ حَافَظَ عَلَى شُفْعَةِ الضُّحَى غُفِرَتْ لَهُ ذُنُوبُهُ وَإِنْ كَانَتْ أَكْثَرَ مِنْ زَبَدِ الْبَحْرِ
Artinya; “Barang siapa yang menjaga pelaksanaan shalat Dhuha, maka diampuni dosa-dosanya, meskipun dosa-dosanya itu lebih banyak daripada buih di lautan.” (HR. Imam Tirmidzi).
Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah
Kedua, Janji masuk surga bagi orang yang senantiasa shalat Dhuha. Dalam hadits Rasulullah bersabda;
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ فِي الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الضُّحَى، فَإِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ نَادَى مُنَادٍ: أَيْنَ الَّذِينَ كَانُوا يُدِيمُونَ عَلَى صَلَاةِ الضُّحَى؟ هَذَا بَابُكُمْ فَادْخُلُوهُ بِرَحْمَةِ اللَّهِ
Artinya; Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa di surga terdapat sebuah pintu yang disebut dengan “Ad-Dhuha”. Ketika hari kiamat tiba, ada seorang penyeru yang memanggil, “Di manakah orang-orang yang senantiasa menjaga shalat Dhuha? Inilah pintu kalian, masuklah melalui pintu ini dengan rahmat Allah.” (HR. Thbarani).
Imam Suyuthi dalam kitab Al-Hawi Lil Fatawa Juz I, halaman 49, mengomentari bahwa hadis ini merupakan dorongan untuk melaksanakan shalat Dhuha. Hadits tersebut menganjurkan umat Islam untuk menjaga ibadah shalat Dhuha, yang memiliki banyak manfaat dan keutamaan. Salah satunya adalah pintu khusus di surga yang disebut “Ad-Dhuha” yang akan dibuka bagi orang-orang yang rajin melaksanakan shalat Dhuha.
Dalam hadits lain, yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, Nabi bersabda akan membangunkan mahligai istana bagi setiap muslim yang senantiasa melaksanakan Shalat Dhuha;
مَن صَلَّى الضُّحَىٰ ثَنتَي عَشْرَةَ رَكْعَةً، بَنَى اللَّهُ لَهُ قَصْرًا فِي الْجَنَّةِ مِنْ ذَهَبٍ
Artinya; "Barang siapa yang melaksanakan shalat Dhuha sebanyak dua belas rakaat, Allah akan membangunkan untuknya sebuah istana di surga yang terbuat dari emas."
Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah
Ketiga, terlindungi dari siksaan api neraka. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi, disebutkan bahwa orang yang shalat Subuh, kemudian berdzikir hingga matahari terbit, akan mendapatkan keutamaan besar. Setelah itu, jika ia shalat Dhuha dua rakaat, Allah akan mengharamkan neraka untuk menyentuhnya. Hadis ini menunjukkan manfaat besar dari istiqamah dalam berdzikir dan shalat sunnah setelah Subuh.
مَنْ صَلَّى الفَجْرَ، ثُمَّ جَلَسَ فِي مِصْلاهُ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ، ثُمَّ صَلَّى مِنَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ النَّارَ أَنْ تَلْفَحَهُ، أَوْ تَطْعَمَهُ
Artinya; "Barangsiapa yang shalat Subuh, kemudian duduk di tempat shalatnya sambil berdzikir kepada Allah hingga matahari terbit, lalu shalat dua rakaat setelah matahari terbit (shalat Dhuha), maka Allah mengharamkan api neraka untuk menyentuhnya atau membakarnya." (HR. Imam Baihaqi).
Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah
Imam Suyuthi dalam kitab al-Hawi lil Fatawa menjelaskan bahwa hadits ini diriwayatkan oleh Imam Baihaqi dalam Syu’abul Iman dan statusnya hadits Hasan, yang berarti dapat diterima dan digunakan sebagai landasan untuk mendorong umat Islam melaksanakan amalan-amalan baik, khususnya dalam konteks fadhailul a’mal (keutamaan amal).
Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah
Semoga kita semua dapat memanfaatkan waktu pagi dengan mendirikan shalat Dhuha, sehingga mendapatkan keutamaan dan hikmah yang luar biasa.
Semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepada kita untuk melaksanakan shalat Dhuha secara istiqamah. Marilah kita memohon kepada Allah agar senantiasa memberikan kita keikhlasan dalam beribadah dan menjadikan kita termasuk orang-orang yang diridhai-Nya.
بَارَكَ اللّٰهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ، فَاعْتَبِرُوْا يَآ أُوْلِى اْلأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللّٰهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ المُجَاهِدِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا آيُّهَا الحَاضِرُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللّٰهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى فَقَدْ قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ: وَالْعَصْرِ. إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْر
إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِى الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ
عٍبَادَ اللّٰهِ، إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللّٰهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرْ
Ustadz Zainuddin Lubis, Pegiat Kajian Keislaman Tinggal di Parung
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: 3 Persiapan di Bulan Sya’ban, Menyambut Bulan Ramadhan
2
Khutbah Jumat: Mari Persiapkan Diri Menyambut Ramadhan
3
PBNU-BGN Bakal Teken MoU Soal MBG di Pesantren, Jangkau 5 Juta Santri
4
Khutbah Jumat: Perbanyak Shalawat di Bulan Sya'ban
5
Dibarengi Munas dan Konbes NU 2025, Puncak Harlah Ke-102 NU Digelar Malam Ini
6
PBNU dan BGN Sinergi Program MBG dan Pembuatan Dapur Sehat di Pesantren NU
Terkini
Lihat Semua