Khutbah

Khutbah Jumat: Toleransi, Ruh Bangsa Indonesia

Jum, 17 November 2023 | 06:00 WIB

Khutbah Jumat: Toleransi, Ruh Bangsa Indonesia

Toleransi bangsa Indonesia. (Foto: NU Online/Freepik)

Toleransi merupakan salah satu nilai luhur yang harus dijunjung tinggi oleh setiap warga negara, termasuk kita sebagai bangsa Indonesia. Dalam konteks Indonesia, toleransi merupakan ruh bangsa Indonesia. Terlebih bangsa ini, terdiri dari bermacam suku, agama, ras, dan golongan. 


Untuk itu Khutbah Jumat ini berjudul : "Khutbah Jumat; Toleransi Ruh Bangsa Indonesia". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!



Khutbah I


الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى; يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ


Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah

Puji dan syukur pada Allah swt, yang telah memberikan kita kesempatan dan kesehatan, sehingga bisa melaksanakan shalat Jumat berjamaah. Shalawat dan salam pada Rasulullah saw, yang akan mengantarkan kita pada syafaat kelak. 


Selanjutnya, kita dianjurkan untuk bertakwa kepada Allah. Pasalnya, hanya takwa dan iman yang menyelamatkan manusia di dunia dan akhirat kelak. 


Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah

Setiap 16 November, dunia memperingati Hari Toleransi Internasional. Hari ini ditetapkan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa [PBB] pada tahun 1995 untuk mempromosikan toleransi dan menghormati perbedaan antar manusia.


Sikap toleransi adalah sikap terbuka dan menghargai perbedaan, baik perbedaan dalam keyakinan, budaya, agama, maupun pandangan hidup. Dalam Islam, toleransi merupakan nilai penting yang perlu dijunjung tinggi dalam masyarakat, terutama sebagai seorang Muslim yang beragama. 


Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Allah dalam Q.S al-Hujarat [49] ayat 13;


يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ


Artinya; "Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti."


Menurut Buya Hamka, dalam Tafsir Al-Azhar, ayat ini menjelaskan bahwasanya manusia diciptakan dari pelbagai bangsa, berbagai suku sampai kepada perinciannya yang lebih kecil, bukanlah agar mereka bertambah lama bertambah jauh. Melainkan supaya mereka kenal-mengenal. Kenal-mengenal tentang dari mana asal-usul, dari mana pangkal nenek moyang, dari mana asal keturunan dahulu kala.


Lebih jauh lagi, ujung ayat ini adalah memberi penjelasan pada manusia, sejatinya kemuliaan yang bernilai di sisi Allah, tidak lain adalah kemuliaan hati, kemuliaan budi, kemuliaan perangai, dan ketaatan kepada Ilahi.


Penjelasan tentang kesetaraan ini dikemukakan oleh Allah dalam ayatNya, untuk menghapus perasaan sebagian manusia yang hendak menyatakan bahwa dirinya lebih dari yang lain seperti karena keturunan, bahwa dia bangsa raja, orang lain bangsa budak. 


Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah

Dengan kesetaraan ini, maka akan menimbulkan perasaan mau menerima kehadiran orang lain, tanpa ada sekat. Terlebih di era globalisasi ini, sikap terbuka dan kesetaraan menjadi semakin penting. Hal ini karena dunia semakin terbuka dan saling terhubung. Kita semakin mudah berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang yang berbeda. Dalam konteks ini, toleransi menjadi penting untuk menjaga kerukunan dan kedamaian antarbangsa.


Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah

Dalam konteks Indonesia, Hari Toleransi Internasional memiliki makna yang penting. Indonesia adalah negara yang kaya akan keberagaman. Ada banyak suku, agama, ras, dan budaya yang hidup berdampingan di Indonesia. Toleransi adalah hal yang sangat penting untuk menjaga kerukunan dan kesatuan bangsa Indonesia.


Sejatinya, toleransi telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya keragaman agama, suku, ras, dan budaya yang hidup berdampingan secara harmonis di Indonesia. Keragaman ini tidak hanya menjadi kekayaan bangsa Indonesia, tetapi juga menjadi tantangan untuk dijaga dan dipelihara.


Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah

Lebih dari itu, toleransi merupakan ruh bangsa Indonesia. Sikap toleransi merupakan kunci untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Tanpa toleransi, bangsa Indonesia akan mudah terpecah belah. Dan tak mustahil akan menimbulkan konflik berdarah seperti beberapa kejadian yang pernah terjadi dan menjadi pengalaman berharga untuk tidak terulang lagi. Naudzubillah min dzalik.


Toleransi dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, toleransi dapat terwujud dengan saling menghormati dan menghargai perbedaan, baik itu perbedaan agama, suku, ras, budaya, maupun pendapat.


Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Q.S Al-Baqarah  ayat 256, bahwa Allah menegaskan, Islam tidak menghendaki pemaksaan dalam beragama. Ayat ini juga merupakan dasar dari kebebasan beragama dalam Islam. Hal ini berarti bahwa setiap orang memiliki kebebasan untuk memilih agamanya sendiri. Tidak ada seorang pun yang boleh memaksa orang lain untuk memeluk agama tertentu.


Dalam Al-Qur'an al-Baqarah [2] ayat 256, Allah berfirman;


لَآ اِكْرَاهَ فِى الدِّيْنِۗ قَدْ تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَنْ يَّكْفُرْ بِالطَّاغُوْتِ وَيُؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقٰى لَا انْفِصَامَ لَهَا ۗوَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ


Artinya; "Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam). Sungguh, telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat. Siapa yang ingkar kepada taghut dan beriman kepada Allah sungguh telah berpegang teguh pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. "


Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah

Meskipun kita harus menyadari, bahwa terdapat ancaman dalam menegakkan toleransi. Salah satunya, ancaman dalam toleransi adalah politik identitas. Politik identitas merupakan upaya untuk memecah belah masyarakat berdasarkan perbedaan agama, suku, ras, atau budaya. 


Di Indonesia, politik identitas telah menjadi ancaman yang nyata. Hal ini dapat dilihat dari maraknya konflik dan kekerasan yang terjadi di masyarakat. Konflik dan kekerasan tersebut biasanya dilatarbelakangi oleh perbedaan agama, suku, ras, atau budaya.


Untuk mengatasi ancaman politik identitas, perlu adanya kesadaran dari masyarakat untuk tidak mudah terpecah belah oleh perbedaan identitas. Masyarakat perlu memahami bahwa perbedaan merupakan hal yang wajar dan harus dihargai. Selain itu, perlu adanya upaya untuk memperkuat toleransi dan kerukunan antar kelompok di masyarakat.


Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah

Selanjutnya, ancaman terhadap toleransi adalah maraknya hoaks di media sosial. Pasalnya, media sosial dapat digunakan untuk menyebarkan informasi yang tidak benar dan provokatif.


Informasi yang tidak benar, dapat membingungkan dan menyesatkan masyarakat. Hoaks dapat menyebar dengan cepat di media sosial, karena pengguna media sosial cenderung untuk membagikan informasi yang menarik perhatian, tanpa terlebih dahulu memeriksa kebenarannya.


Dengan demikian, toleransi merupakan nilai luhur yang harus dijaga dan dipelihara oleh seluruh masyarakat Indonesia. Dengan toleransi, bangsa Indonesia dapat tetap bersatu dan damai dalam keberagaman. Pun toleransi akan tercipta dengan saling memahami dan menghargai perbedaan yang ada. Hal ini akan menciptakan rasa persatuan dan kesatuan di antara masyarakat Indonesia. 


بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ، فَاعْتَبِرُوْا يَآ أُوْلِى اْلأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.!


Khutbah II
 

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّااللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَانَبِيَّ بَعْدَهُ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ المُجَاهِدِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ.

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا آيُّهَا الحَاضِرُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى. فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ: وَالْعَصْرِ. إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْر. إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِى الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَ اشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ
 

Zainuddin Lubis, Pegiat kajian keislaman, tinggal di Ciputat