Sirah Nabawiyah

Reaksi Ali bin Abi Thalib saat Utsman bin Affan Ditetapkan Jadi Khalifah

Sen, 1 Juli 2019 | 11:00 WIB

Menjelang akhir hayatnya, Amirul Mukminin Umar bin Khattab membentuk sebuah Majelis Syura untuk menentukan siapa yang bakal menjadi penggantinya, menjadi Khalifah ketiga. Ada enam orang yang duduk di Majelis Syuro tersebut. Mereka adalah Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Zubair bin Awwam, Talhah bin Ubaidillah, Abdurrahman bin Auf, dan Sa’ad bin Abi Waqqas. Bukan tanpa dasar, Sayyidina Umar bin Khattab menunjuk orang-orang tersebut menjadi Dewan Syuro karena kedudukan dan hubungan mereka dengan Nabi Muhammad saw.

Setelah musyawarah yang cukup sengit dan panjang, Dewan Syuro akhirnya menetapkan Sayyidina Utsman bin Affan sebagai Khalifah ketiga, menggantikan kedudukan Sayyidina Umar bin Khattab. Keadaan ini membuat pihak Ali bin Abi Thalib kembali menelan ludah. Setelah sebelumnya ‘kalah’ oleh Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Umar bin Khattab. 

Iya, semenjak wafatnya Nabi Muhammad saw., Sayyidina Ali bin Abi Thalib adalah orang yang digadang-gadang menjadi penggantinya (Khalifah). Kedudukan dan hubungannnya dengan Nabi lah yang membuatnya dianggap pantas menjadi Khalifah Nabi. Sayyidina Ali bin Abi Thalib adalah salah satu orang yang masuk Islam pada masa-masa awal. Ia merupakan sepupu dan sekaligus menantu Nabi. Tidak segan ‘mengorbankan dirinya’ untuk Nabi Muhammad. Orangnya sangat cerdas dan berbudi luhur. Meski demikian, Sayyidina Ali bin Abi Thalib baru bisa menjadi Khalifah keempat atau setelah Sayyidina Abu Bakar, Sayyidina Umar bin Khattab, dan Sayyidina Utsman bin Affan.

Secara garis besar, ada dua riwayat yang menerangkan bagaimana reaksi Sayyidina Ali ketika Majelis Syuro menetapkan Sayyidina Utsman bin Affan menjadi Khalifah ketiga. Riwayat pertama menyebutkan bahwa semua pihak –termasuk Sayyidina Ali bin Abi Thalib- menerima keputusan Majelis Syuro tersebut. Bahkan, Menurut riwayat Ibnu Sa’ad, Sayyidina Ali bin Abi Thalib adalah orang pertama yang membaiat Sayyidina Utsman. Sementara pendapat lain menyebutkan kalau Abdurrahman bin Auf lah yang pertama membaiat Sayyidina Utsman, baru kemudian Sayyidina Ali bin Abi Thalib.

Riwayat kedua, Sayyidina Ali bin Abi Thalib dan Bani Hasyim tidak puas dengan hasil ketetapan itu. Abdurrahman bin Auf sebagai ketua Dewan Syuro dituduh berlaku nepotisme karena lebih memilih Sayyidina Utsman bin Affan –dari Bani Umayyah- dari pada Sayyidina Ali bin Abi Thalib –dari Bani Hasyim.

Meski demikian –terlepas dari perbedaan tersebut, sikap Sayyidina Ali bin Abi Thalib terhadap pembaiatan Sayyidina Utsman biasa-biasa saja. Sayyidina Ali dan para sahabat yang lainnya juga ikut serta membaiat Sayyidina Utsman. Merujuk buku Ali bin Abi Thalib, sampai kepada Hasan Husain (Ali Audah, 2015), Sayyidina Ali bin Abi Thalib dan Sayyidina Utsman juga masih berhubungan baik dan saling mencintai sebagai seorang sahabat setelah peristiwa tersebut.

Sayyidina Ali bin Abi Thalib juga tetap mendukung pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan meski dirinya tidak jadi menjadi Khalifah. Dia ditunjuk menjadi penasihat resmi Khalifah Utsman bin Affan. Tugasnya adalah memberikan pendapat, saran, dan masukan kepada sang Khalifah. Hal yang sama juga dilakukan Sayyidina Ali bin Abi Thalib terhadap dua Khalifah sebelumnya. (Muchlishon)