Syariah

Hikmah di Balik Rangkaian Manasik Haji

Sab, 17 Juni 2023 | 17:00 WIB

Hikmah di Balik Rangkaian Manasik Haji

Ka'bah di Masjidil Haram Kota Suci Makkah. (Foto: MCH)

Sayyid Bakri bin Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi mengutip penjelasan sahabat Ibnu Abbas ra dari Kitab Ar-Raudhul Fa’iq fil Mawa’izh war Raqa’iq memberi penjelasan seputar hikmah rangkaian manasik haji.


Sayyid Bakri bin Sayyid Muhammad Syatha dalam Kitab I‘anatut Thalibin (Darul Fikr: 2005 M/1425-1426 H, juz II, halaman 310-311) mengutip hikmah rukun, wajib, dan sunnah ibadah haji. Ketika ditanya hikmah haji, sahabat Ibnu Abbas ra menjawab bahwa tidak ada satupun rangkaian manasik haji kecuali di dalamnya mengandung hikmah luar biasa, nikmat yang melimpah, dan rahasia yang tidak cukup diungkapkan oleh kata-kata.
 

1. Hikmah Sunnah Mandi Ihram

Allah ingin memperlihatkan dan membanggakan manusia di hadapan malaikat. Manusia tidak diperlihatkan di depan malaikat kecuali dalam keadaan suci dari kotoran dan dosa.


Hikmah mandi ihram yang lain adalah memastikan jamaah haji untuk menginjakkan kaki pada tanah bekas jejak kaki para nabi. Jamaah haji dianjurkan untuk mandi ihram terlebih dahulu untuk mendapatkan keberkahan dari jejak kaki para nabi sebagaimana keterangan Surat Al-Baqarah ayat 222.


2. Hikmah Pakaian Ihram

Manusia terikat protokoler untuk mengenakan pakaian terbaik ketika hendak menemui makhluk. Sementara Allah seakan mengatakan, “Pakaian untuk menemui-Ku berkebalikan dengan pakaian ketika menemui mereka agar Kudapat melipatgandakan ganjaran dan pahala hamba-hamba yang taat.


Pakaian ihram juga mengandung hikmah agar orang menanggalkan dunia (seperti) ketika memasuki kamar mandi (untuk pembersihan) sebagaimana manusia awalnya terlahir dari rahim ibunya tanpa mengenakan pakaian. Pakaian ihram juga mirip dengan kondisi manusia pada hari hisab sebagaimana keterangan Surat An-Nisa ayat 40 dan Surat Al-An’am ayat 94.


3. Hikmah Talbiyah

Manusia jika dipanggil oleh pembesar atau orang terhormat di dunia, maka ia akan menjawabnya dengan talbiyah dan ucapan hangat yang baik. Apalagi seharusnya jika diseru oleh Tuhan yang maha kuasa dan maha mengetahui dan mengajaknya untuk mendekat untuk diampuni segala kesalahan dan dosanya?


Apabila jamaah haji berkata, “Labbaik,” Allah mengatakan, “Aku dekat denganmu, Aku tampak di hadapanmu. Mintalah apa yang kauinginkan. Aku lebih dekat denganmu daripada urat nadimu sendiri.


4. Hikmah Wukuf di Arafah

Wukuf di Arafah memiliki hikmah dan makna luar biasa. wukuf merupakan simbol yang mengingatkan kita pada wukuf telanjang dada, tanpa alas kaki dan penutup kepala, di hadapan Allah pada hari Kiamat kelak, berdiri di atas kaki penyesalan, menangis dan menyeru-Nya sebagai seruan hamba yang hina.


Sebaik kaki adalah kaki anak Adam yang diseru oleh Tuhan untuk menuju Ka’bah, lalu memenuhi panggilan Tuhan dengan senang dan penuh kerinduan, mereka berjalan dengan kaki ketulusan sebagaimana keterangan Surat Al-Hajj ayat 24.



5. Hikmah Zikir pada Masy’aril Haram (Arafah, Muzdalifah, dan Mina)

Zikir di Masy’aril Haram mengandung pahala yang sangat besar. Allah swt seakan berkata, “Wahai hamba-Ku, sebutlah nama-Ku, niscaya Kusebut namamu. Siapa saja yang menyebut-Ku dalam hati, maka Aku menyebutnya dalam diri-Ku. Siapa yang menyebut nama-Ku di keramaian, maka AKu menyebutnya di forum terbuka yang lebih baik dari keramaiannya. Bila kalian menyebut nama-Ku di Masya’aril Haram, Aku menyebut kalian di tengah malaikat-Ku yang mulia dan Kugores tanda tangan jaminan dari datangnya siksa.”



6. Hikmah Lempar Jumrah

Lempar jumrah memiliki hikmah dan sir luar biasa bagi ulama dan para wali. Jamaah haji seolah mengatakan, “Tuhanku, aku membawa batu-batu dosa dan kekhilafan. Aku pun telah melemparnya melalui pengakuan di dalam ketaatan pada-Mu. Sungguh Engkau maha pemurah lagi maha pengampun.”



7. Hikmah Thawaf

Tawaf memiliki hikmah luar biasa. Jamaah haji yang thawaf seolah berkata dengan lisannya, “Tuhanku, Kau yang dituju, Kau Tuhan yang disembah, dan aku mendatangi-Mu bersama tamu-Mu yang lain. Aku tawaf mengelilingi rumah-Mu yang disaksikan para malaikat. Aku berdiri di pintu-Mu mengharap kemurahan dan belas kasih. Perintah-Mu kepada hamba kesayangan-Mu telah lama berlalu." (sebagaimana keterangan Surat Al-Hajj ayat 26).


6. Hikmah Cukur

Cukur di Mina mengandung hikmah di mana jamaah haji akan mencapai segala harapan yang dicita-citakan. Cukur di Mina merupakan kesadaran dan peringatan yang hanya dipahami oleh ulama dengan ilmu yang mendalam karena jamaah haji ketika wukuf di Arafah, zikir di Masy’aril Haram, menyembelih kurban di Mina, mencukur rambut, dan membersihkan diri dari kotoran dan dosa, niscaya Allah mencatat semua itu sebagai pahala, melipatgandakan ganjaran, melindunginya dari neraka Jahim dan Sa‘ir, menjadikan setiap helai rambutnya yang dicukur sebagai cahaya, dan memberikan jaminan keamanan dan keselamatan sebagaimana keterangan Surat Al-Fatah ayat 27. Wallahu a‘lam.


Alhafiz Kurniawan, Wakil Sekretaris LBM PBNU