Bahkan orang yang berpuasa enam hari di bulan Syawal setelah berpuasa penuh Ramadhan seakan berpuasa setahun penuh puasa wajib. Ini merupakan keistimewaan luar biasa yang Allah berikan untuk bulan Syawal.
Hal ini dijelaskan antara lain oleh Syekh Ibrahim Al-Baijuri dalam Hasyiyatul Baijuri ‘alâ Syarhil ‘Allâmah Ibni Qasim sebagai berikut.
Artinya, “Salah satu puasa sunah adalah (puasa enam hari di bulan Syawal) berdasarkan hadits Rasulullah SAW, ‘Siapa yang berpuasa Ramadhan, lalu mengiringinya dengan enam hari puasa di bulan Syawal, ia seakan berpuasa setahun penuh. Karena, puasa Ramadhan setara dengan puasa sepuluh bulan. Sedangkan puasa enam hari di bulan Syawal setara dengan puasa dua bulan. Semua itu seakan setara dengan puasa setahun penuh’.
Maksudnya, ia seakan berpuasa wajib setahun penuh. Kalau puasa setahun itu tidak diartikan sebagai puasa wajib, maka tiada keistimewaan semua itu. Pasalnya, satu kebaikan itu dibalas sepuluh kali lipat dengan ibadah serupa,” (Lihat Ibrahim Al-Baijuri, Hasyiyatul Baijuri ‘alâ Syarhil ‘Allâmah Ibni Qasim, Darul Fikr, Juz I, Halaman 214).
Dengan asumsi setiap satu kebaikan dibalas sepuluh, tiga puluh hari puasa di bulan Ramadhan ditambah enam hari puasa di bulan Syawal maka hasilnya adalah tiga ratus enam puluh hari, artinya yang kurang lebih setahun penuh. Demikian perhitungan secara matematisnya.
Sebagian ulama menyatakan bahwa puasa Syawal itu diistimewakan karena antara lain puasa itu dapat menerangkan hati yang gelap pasca-Ramadhan. Wallahu a‘lam. (Alhafiz K)
Terpopuler
1
Mulai Agustus, PBNU dan BGN Realisasikan Program MBG di Pesantren
2
Zaman Kegaduhan, Rais Aam PBNU Ingatkan Umat Islam Ikuti Ulama yang Istiqamah
3
PBNU Tata Ulang Aset Nahdlatul Ulama Mulai dari Sekolah, Rumah Sakit, hingga Saham
4
Khutbah Jumat: Belajar dari Pohon Kurma dan Kelapa untuk Jadi Muslim Kuat dan Bermanfaat
5
Ekologi vs Ekstraksi: Beberapa Putusan Munas NU untuk Lindungi Alam
6
Khutbah Jumat: Bahaya Tamak dan Keutamaan Mensyukuri Nikmat
Terkini
Lihat Semua